Sepekan Pascateror Jakarta, Kantor Ahok Masih Dijaga Ketat

Apalagi Gubernur Ahok disebut-sebut menjadi salah satu target teroris.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 21 Jan 2016, 11:41 WIB
Diterbitkan 21 Jan 2016, 11:41 WIB
20151228-balai kota
Balai Kota DKI Jakarta. (Liputan6.com/Luqman Rimadi)

Liputan6.com, Jakarta - Sepekan sudah teror di Jalan MH Thamrin, Jakarta terjadi. Namun, petugas keamanan hingga kini masih melakukan serangkaian pengamanan di lokasi strategis, salah satunya kantor Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok di Balai Kota.

Petugas gabungan Polri-TNI masih menjaga ketat Balai Kota. Apalagi Gubernur Ahok disebut-sebut menjadi salah satu target teroris.

Kepala Biro Umum DKI Jakarta, Agustino Dharmawan, mengatakan pengamanan di Balai Kota memang sudah mulai diperketat sejak November 2015 dalam rangka Natal dan tahun baru. Pengamanan lebih diperketat lagi setelah ada serangan bom Jakarta.

"Kami kerja sama dengan TNI-Polri. Kami tingkatkan terus keamanan di Balai Kota," kata Agustino saat dikonfirmasi, Kamis (21/1/2016).

Meski ada peningkatan pengamanan di Balai Kota oleh aparat gabungan, Agustino enggan menyebut secara detail jumlah personelnya. Pengamanan lebih banyak dilakukan secara tertutup.

"Ya enggak bisa gembar-gembor berapanya. Masak iya kami buka kalau kami punya pistol berapa. Pokoknya ada peningkatan itu saja yang bisa saya berikan," ucap dia.

Sementara untuk petugas Pengamanan Dalam (Pamdal) Balai Kota disiapkan 110 personel. Mereka akan dibagi menjadi 3 shift kerja.

"Kalau pagi dan siang itu 40 orang, kalau malam 30 orang," ucap Agustino.

Sebelumnya, Ahok mengaku tidak khawatir dengan ancaman teror yang ditujukan padanya. Dia bahkan mengaku sudah mendapat informasi itu sejak tahun lalu. Karena itu, ia memilih bersikap santai saja.

"Jadi enggak usah takut, biasa-biasa saja, hidup kan di tangan Tuhan. Lagi pula kalau mati muda diizinkan Tuhan kan bagus. Kamu tidak akan lihat muka tua saya seperti apa. Ya, Tuhan-lah yang menentukan nasib kita," ucap Ahok, Rabu 20 Januari 2016.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya