Menkominfo Pastikan Laman Muharridh.com Diblokir

Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara mengaku baru mengetahui kemunculan website tersebut.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 25 Jan 2016, 18:00 WIB
Diterbitkan 25 Jan 2016, 18:00 WIB
20160125-situs-jakarta-bahrunnaim
Laman yang diduga milik Bahrunnaim bernama Muharridh.com itu mengunggah tulisan tentang sindiran untuk Polri. (Istimewa/Muharridh.com)

Liputan6.com, Jakarta - Website atau laman yang berisi konten tentang terduga otak teror Jakarta Bahrunnaim dan radikalimse, kembali muncul di laman Muharridh.com.

Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara mengaku baru mengetahui kemunculan website tersebut.

"Nah, ini saya belum tahu. Ini bukan Bahrunnaim, tapi Muharridh.com. Kasih saya dong web-nya," kata Rudiantara, di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin (25/1/2016).

Sejenak, Rudiantara pun mengamati isi laman tersebut. Dia menilai konten Muharridh.com tidak berbeda dengan isi website radikal lainnya. Ia memastikan laman tersebut akan diblokir.

"Kalau konten begini ya blok saja," tegas Rudiantara.

Tim yang dimaksud Rudiantara merupakan satuan khusus dari kementeriannya yang bekerja sama dengan Polri, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), dan Badan Intelijen Negara (BIN).

Rudiantara mengklaim, tim khusus ini tidak akan terjebak dalam birokrasi, dan dapat memutuskan langsung untuk memblokir situs berisi paham radikal.

"Kami dari awal Desember sudah memberikan akses khusus untuk masalah monitoring, survailance di media sosial kepada Polri, BNPT, dan BIN. Kalau mereka mengenali terorisme atau radikalisme enggak usah berbelit-belit birokrasi, langsung saja dieksekusi (blokir)," jelas Rudiantara.

Ketika mencoba membuka laman tersebut, Liputan6.com disambut tulisan besar "Bahrunnaim". Di bawahnya terdapat penjelasan tentang arah dari laman tersebut, yakni "Analis, Strategi, dan Kontra Intelijen".

Seperti situs Bahrunnaim sebelumnya, Bahrunnaim.co dan Bahrunnaim.site, laman ini berisi tentang radikalisme. Misalkan cara membuat sel komando dan menghindari buffling intelijen.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya