Wali Kota Jakut: Warga Kalijodo Mulai Daftar Jadi Penghuni Rusun

Hak menempati rusun hanya diperuntukan untuk korban gusuran Kalijodo yang memiliki KTP DKI Jakarta.

oleh Audrey Santoso diperbarui 15 Feb 2016, 14:53 WIB
Diterbitkan 15 Feb 2016, 14:53 WIB
Kalijodo
Suasana wilayah lokalisasi Kalijodo di siang hari

Liputan6.com, Jakarta - Wali Kota Jakarta Utara Rustam Effendi menuturkan, warga Kalijodo bersikap kooperatif menanggapi upaya Pemprov DKI Jakarta menggusur permukiman yang berdiri di area terbuka hijau. Rustam mengatakan, sejauh ini belum ada tanda-tanda perlawanan warga.

Bahkan, kata dia, sudah ada warga yang mendaftar untuk mendapatkan kunci rumah susun (rusun).

"Sampai saat ini belum ada penolakan. Malahan saya dengar sudah ada (warga) yang daftar di posko saya (di Kantor Camat Penjaringan)," kata Rustam usai mengikuti rapat koordinasi penggusuran Kalijodo dengan TNI-Polri di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (15/2/2016).

Rustam menjelaskan, hak menempati rusun hanya diperuntukan bagi korban gusuran yang memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) DKI Jakarta. Rencananya, korban gusuran Kalijodo akan menempati Rusun Daan Mogot dan Marunda serta satu rusun lagi yang kini masih dipertimbangkan.

"Nanti yang punya tempat tinggal di sana (Kalijodo), kemudian nanti kena bongkar, dia punya KTP DKI, kita arahkan ke rusun. Sudah ada (rusunnya) di Marunda, Daan Mogot, dan satu lagi juga sudah ada. Dinas Perumahan sudah oke," ujar Rustam.

Ia menegaskan, tidak ada duit kompensasi atau ganti rugi oleh Pemprov DKI Jakarta kepada korban gusuran. Sebab, mereka menempati tanah yang berstatus milik negara. Realisasi relokasi ini pun dilakukan secara perlahan seiring proses sosialisasi.

"Kebijakan Pak Gubernur tidak ada ganti rugi. Saya lakukan sosialisasi sampai mereka mengerti dulu. (Sosialisasi) Sudah dari kemarin. Nanti ada waktunya (menggusur), saya kasih tahu," imbuh Rustam.

Sabar Dong

Rustam menyampaikan, jumlah warga Kalijodo, Jakarta Utara, yang terdata memiliki KTP DKI Jakarta sebanyak 195 jiwa, termasuk warga yang sehari-hari mengais rejeki dengan menjajakan diri. Sementara itu jumlah rumah yang akan digusur sebanyak 200 bangunan.

"Ini kan identifikasi, ada yang aktivitas di situ dan juga pendatang. Kalau warga setempat, yang PSK-nya, mohon maaf, juga banyak. Sekitar 195-an (jiwa). Rumah penduduk ini yang harus dicarikan tempat. Data di saya, ada sekitar 200-an rumah penduduk," jelas dia.

Ia optimistis dapat menyelesaikan 'pekerjaan rumah' dari Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dalam kurun waktu 2016. Sang wali kota pun meminta masyarakat sabar karena kegiatan penggusuran membutuhkan proses yang sesuai prosedur.

"Pokoknya Pak Gubernur bilang tahun ini selesai. Tahun ini sampai Desember, sabar dong," tandas Rustam.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya