30 Tahun Imigran Gelap Menetap di Rudenim RI

Ronny F Sompie semakin terkejut dengan adanya imigran gelap yang tinggal di Rudenim selama 30 tahun.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 16 Feb 2016, 15:18 WIB
Diterbitkan 16 Feb 2016, 15:18 WIB
20151019-imigran gelap-pekanbaru-mogok makan
Sekitar 120 imigran dari berbagai negara mogok makan di tempat penampungannya di Jalan Tegal Sari, Kecamatan Rumbai, Pekanbaru, Riau. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Jakarta - Jumlah penghuni Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) melebihi kapasitasnya. Jumlah penghuninya saat ini mencapai 2 kali kapasitas Rundenim Direktorat Jenderal Imigrasi.

Direktur Jenderal Imigrasi Ronny F Sompie pun kaget saat mengetahui hal itu dalam telekonferensi dengan beberapa kantor imigrasi dan Rundenim di Jakarta.

"Ini kan kapasitasnya 85 orang. Tadi saudara laporkan ada 164 orang di Rudenim, ini bagaimana? Apakah mereka tidur tumpukan, kakinya nekuk, atau bagaimana?" tanya Ronny di kawasan Cawang, Jakarta Timur, Selasa (16/2/2016).

Kepala Rudenim menjawab, para penghuni ditempatkan di aula sebagai gantinya. Selama ini, aula Rudenim diubah menjadi lokasi tempat tidur.

"Nah ini pemikiran yang kreatif," sindir Ronny.

Menurut Kepala Rudenim, banyak warga asing yang menjadi titipan dari instansi lain, seperti unit Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian. Penjelasan ini membuat mantan Kepala Divisi Humas Polri itu bertambah geram.

"Ditanya lagi kepada yang menitip apakah itu pelaku tindak pidana? Kalau tersangka titip di rutan, ada surat perintah penahanannya," imbuh Ronny.

Dia semakin terkejut dengan adanya imigran gelap yang tinggal di Rudenim selama 30 tahun.

"APBN kan terbatas, jadi harus ada batas waktunya. Kan sudah diputus harus deportasi segera. Kalau ada 30 tahun, Pak Kakanwil ini perlu cari solusi. Kalau jelas warga negaranya, enggak perlu puluhan tahun ada kesulitan Dirjen Imigrasi menghubungi negaranya, duta besar, biar segera dikembalikan ke negaranya," jelas Ronnie.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya