Menteri Yuddy Maafkan Guru Honorer Pengirim SMS Teror

Menteri Yuddy mengaku kaget mengetahui jika yang telah mengancam jiwanya merupakan seorang guru honorer.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 10 Mar 2016, 15:05 WIB
Diterbitkan 10 Mar 2016, 15:05 WIB
20151102-Yuddy Chrisandi
Menteri Pemberdayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisandi memimpin rapat interent di Kementrian Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Jakarta, Senin (2/11/2015).(Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Pengirim pesan singkat (SMS) yang mengancam keselamatan jiwa Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) Yuddy Chrisnandi dan keluarga telah ditangkap di Brebes, Jawa Tengah.

Sang menteri mengaku kaget mengetahui jika yang telah mengancam jiwanya merupakan seorang guru honorer.

"Pelaku sudah puluhan kali mengancam via SMS dengan isi pesan yang tidak pantas serta mengancam keselamatan saya dan keluarga. Isi pesan-pesannya pun pasti akan membuat takut siapa pun yang membacanya," kata Yuddy di kantornya, Jakarta, Kamis (10/3/2016).

"Hanya saja pelaku tidak pernah menyebutkan nama ataupun pekerjaannya dalam SMS-SMS yang dia kirimkan. Karena saya khawatir akan keselamatan saya dan keluarga, makanya saya meminta Sespri saya untuk melaporkan ancaman ini kepada pihak kepolisian," sambung dia.
 
Dari kepolisian, Yuddy mengetahui identitas pelaku yang ternyata merupakan seorang guru honorer di sebuah sekolah menengah atas negeri (SMAN) di Brebes, Jawa Tengah.

Kepada polisi, sambung dia, pelaku berinisial M (38) mengaku telah melakukan SMS ancaman karena kesal belum diangkat menjadi PNS. Padahal dia sudah bekerja sebagai guru honorer selama 16 tahun.

Maaf

Saat ini pelaku ditahan di Polda Metro Jaya dan masih diperiksa secara intensif oleh penyidik. Sang guru, lanjut Yuddy, mengaku menyesali perbuatannya dan telah menyampaikan permintaan maaf kepadanya.

Menteri Yuddy pun merasa prihatin dan iba karena ternyata pelaku adalah seorang guru honorer yang sudah lama mengabdi di dunia pendidikan.

"Saya sebagai insan pendidikan di Indonesia merasa sedih kenapa seorang guru yang seharusnya menjadi tauladan bisa mengirimkan ancaman SMS seperti itu. Padahal rekan-rekan honorer K2 yang saat ini sedang memperjuangkan nasib mereka tahu bahwa saya selalu membuka pintu silahturahmi dan konsultasi untuk mereka," tutur dia.

"Namun saya bisa mengerti, terkadang dalam keadaan tertekan seorang manusia juga bisa melakukan kesalahan dan khilaf."

Yuddy menyampaikan pesan kepada rekan-rekan honorer lainnya untuk mengikuti aturan dan prosedur pengangkatan aparatur sipil negara. Sebagai Menpan RB, Yuddy menyebutkan memang sudah tanggung jawabnya untuk menyelesaikan permasalahan honorer.

Atas penyesalan pelaku, Menteri Yuddy menyatakan telah memaafkan dan akan segera mencabut laporannya. Dia berharap kejadian seperti ini tak perlu lagi terjadi di masa depan dan rekan-rekan honorer dapat melanjutkan silahturahmi yang baik dengan Kemenpan RB.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya