Miryam Hanura: Menteri Fokus Kerja, Jangan Ribut di Depan Publik

Jika para menteri sering gaduh, maka program-program Jokowi akan terhambat.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 10 Mar 2016, 17:23 WIB
Diterbitkan 10 Mar 2016, 17:23 WIB
Politisi Hanura Miryam S Haryani
Politisi Hanura Miryam S Haryani. (Hanura.com)

Liputan6.com, Jakarta - Politikus Partai Hanura Miryam S Haryani angkat bicara terkait silang pendapat sejumlah menteri Kabinet Kerja pemerintahan Jokowi-JK. Anggota Komisi V DPR ini mengaku jengah melihat kegaduhan yang ditontonkan para menteri.

"Situasinya menunjukkan kualitas mereka belum layak berada pada posisi itu," kata Miryam kepada Liputan6.com di Jakarta, Kamis (10/3/2016).

Bendahara Fraksi Hanura di DPR ini mengingatkan, jika para menteri sering gaduh, program-program Jokowi akan terhambat.

"Kondisi kegaduhan seperti ini justru membuat progress Nawacita Jokowi melambat dan bisa terancam tidak tercapai," ujar dia.


Ia melanjutkan,‎ menteri harus fokus menjalankan program yang telah dicanangkan presiden, bukan malah sibuk mencari kesalahan menteri lainnya.

"Menteri sebaiknya fokus bekerja, bukan fokus cari muka ke sana ke mari, yang kemudian berujung pada muncul keributan yang tidak perlu di depan publik," ucap Miryam.

‎Para menteri, lanjut dia, diangkat untuk membantu mensukseskan setiap program presiden 5 tahun ke depan. Namun, sejauh ini ia melihat ada beberapa menteri yang sibuk membuat sensasi.

Sejumlah silang pendapat ditampilkan sejumlah menteri Jokowi di depan publik. Beberapa di antaranya yaitu beda pendapat antara Menteri ESDM Sudirman Said dan Menko Maritim Rizal Ramli mengenai Blok Masela.

Sudirman dalam sebuah kesempatan mendukung kilang gas Masela terapung di laut. Sementara Rizal Ramli menginginkan pembangunan kilang gas di darat karena dianggap memberikan dampak ekonomi yang lebih besar bagi masyarakat dan lebih murah.

Silang pendapat juga terjadi antara Menteri Pertanian Amran Sulaiman dan Menteri Perdagangan Thomas Lembong mengenai kebijakan impor beras.

Amran mengatakan, selama setahun kepemimpinannya, Indonesia tidak lagi mengimpor beras. Namun Thomas justru mengatakan pemerintah masih melakukan negosiasi terkait rencana impor beras dari Vietnam dan Thailand.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya