Begini Strategi Urai Kemacetan Jelang Libur Paskah

Jika antrean di gerbang tol mengular sepanjang1-5 kilometer, Tim Urai Kemacetan akan diturunkan untuk transaksi jemput bola.

oleh Audrey Santoso diperbarui 24 Mar 2016, 15:46 WIB
Diterbitkan 24 Mar 2016, 15:46 WIB
20151224-Macet-Jakarta-AY
Ratusan kendaraan terjebak kemacetan di tol dalam kota, Jakarta, Kamis (24/12/2015). Libur panjang Natal dan tahun baru yang dimulai hari ini membuat lalu lintas di Jakarta dan sekitarnya terpantau padat. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Tumpukan kendaraan dan kemacetan arus lalu lintas diperkirakan akan terjadi di sejumlah ruas jalan tol, jelang libur panjang Paskah yang jatuh akhir pekan ini. Masyarakat diprediksi akan memanfaatkan libur panjang akhir pekan dengan berlibur keluar kota dan mengunjungi objek wisata.

Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Metro Jaya bersama Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Satpol PP, dan Jasa Marga telah menyiapkan beberapa strategi untuk mencegah kepadatan kendaraan di ruas tol. Di antaranya rekayasa lalu lintas, memantau pergerakan kendaraan melalui NTMC, membatasi jam operasional kendaraan besar, dan menyisir bahu jalan yang dijadikan tempat parkir kendaraan.

"Langkah-langkah antisipasi kami adalah melakukan rekayasa lalu lintas, pemantauan pergerakan lalu lintas melalui NTMC, membatasi operasional kendaraan besar sebelum pukul 22.00 WIB, melarang kendaraan parkir di bahu jalan terutama sekitar rest area, menyiapkan rute-rute alternatif," ujar Kasubdit Bina dan Penegakan Hukum (Bin Gakkum) Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Budiyanto, Jakarta, Kamis (24/3/2016).

Budiyanto menjelaskan, jika antrean di gerbang tol mengular sepanjang 1-5 kilometer, Tim Urai Kemacetan akan diturunkan untuk melakukan sistem transaksi jemput bola.

Petugas akan menghampiri kendaraan yang antre untuk membayar tol secara manual. Strategi buka-tutup rest area juga kemungkinan dilakukan untuk membatasi tumpukan kendaraan.

"Tahap kontijensi 1 dengan indikator antrean kendaraan pada gerbang tol atau rest area jika sudah mencapai 1 sampai 5 kilometer, petugas membantu transaksi pada tiap gerbang tol atau melakukan buka-tutup rest area," kata Budiyanto.

Selanjutnya, jika panjang antrean menuju tempat beristirahat mencapai lebih dari 5 kilometer dan kondisi kendaraan tak dapat bergerak, maka petugas akan memberlakukan sistem Contra Flow.

Nantinya satu ruas jalan arah sebaliknya yang dinilai sepi, dibuka untuk 'mengalirkan' kendaraan-kendaraan. Kemungkinan lainnya, petugas akan melakukan buka tutup gerbang exit tol.

"Jika rest area lebih dari 5 km hingga terjadi gangguan keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas, kecepatan kendaraan hanya 0 sampai 5 km per jam akan lakukan Contra Flow dan buka-tutup exit tol," tutur dia.

Budiyanto menuturkan, bila jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan tol, petugas akan mengarahkan kendaraan yang ada di jalan tol ke luar dan menggunakan jalan arteri.

"Jika kondisi 1 dan 2 terjadi maka akan ada pengalihan arus kendaraan dari jalan tol ke ruas jalan arteri," ia menjelaskan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya