Senior PPP Desak Segera Digelar Muktamar Islah

Tokoh senior PPP Bachtiar Chamsyah menyatakan, pihaknya tak ingin partainya jadi catatan sejarah.

oleh Muslim AR diperbarui 28 Mar 2016, 02:25 WIB
Diterbitkan 28 Mar 2016, 02:25 WIB
Muslim AR/Liputan6.com
Senior PPP mendesak muktamar islah (Muslim AR/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Konflik internal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) membuat gerah sejumlah tokoh senior  partai ini. Mereka mendesak segera dilakukan islah untuk meredakan ketegangan yang mencuat selama ini.

Tokoh senior PPP Bachtiar Chamsyah menyatakan, pihaknya tak ingin partainya jadi catatan sejarah.

"Jangan sampai partai ini jadi kenangan, kami sudah satu pendapat, muktamar untuk islah seutuhnya" ujar Bachtiar di Jakarta Selatan, Minggu 27 Maret 2016.

Mantan Menteri Sosial ini mengimbau segala pihak agar mengakhiri kisruh, terlebih Pilkada semakin dekat.

"Kami sebagai senior meminta segera muktamar, diharapkan bisa bulan April, karena pemilu, dan pilkada," pinta Bachtiar.

Agar tak lagi rusuh, Bachtiar menyarankan agar panitia muktamar terdiri dari semua pihak. Baik itu kubu Romi, ataupun kubu Djan Faridz.


"Panitianya harus semua pihak, jangan ada kesan, ada pihak yang ditinggalkan. Kita minta semua menghormati Majelis Islah yang sudah dibentuk Surya Dharma Ali," terang Bachtiar.

Terkait gugatan dari kubu Djan Faridz, Bachtiar berpendapat bahwa perkara gugat menggugat dari kedua kubu adalah ketololan yang akut.

"Saya sayang pada semua kawan PPP, apalagi Djan Faridz, dia teman saya main golf," kenang Bachtiar kala ia jadi menteri dulu.

Ia merasa kawan mainnya itu salah langkah, dengan menggugat dan ingin menguasai partai. Tapi dengan aturan main yang tak tercantum dalam partai.

"Namun, ketika ada yang menggugat, nah di sini kasihannya. Ndak cerdas, muktamar, kongres, mukernas dan nama lainnya dari forum tertinggi itu putusan final. Kewajibannya 30 hari setelah muktamar, wajib lapor ke pemerintah, lalu 7 hari setelahnya pemerintah mengeluarkan SK," terang Bachtiar.

Menurut dia, jika ada yang ingin menjadi ketua DPP (Dewan Pimpinan Pusat) atau jadi pengurus, harus melewati muktamar lebih dahulu.

"Siapa pun ndak masalah jadi Ketua DPP, tapi ya harus taat pada AD/ART (Anggaran Dasar dan Aturan Rumah Tangga). Kalau Pak Djan Faridz mau jadi ketua, ya silakan. Tapi ikut muktamar besok," kata Bachtiar.

Ia bersama 11 orang senior PPP lainnya mengaku tengah bergerilya. Mengajak berbagai pihak untuk ikut muktamar agar urusan dapur partai yang identik dengan warna hijau itu tak lagi tercium keluar.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya