10 WNI Disandera, Polri Tak Mau Gegabah ke Filipina

10 WNI diduga disandera di Filipina oleh kelompok Abu Sayyaf.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 29 Mar 2016, 20:15 WIB
Diterbitkan 29 Mar 2016, 20:15 WIB
20160321-Sertijab-Kapolda-Jakarta-Badrodin-Haiti-Tito-Karnavian-IMoechgiartoFP
Kapolri Jend. (Pol.) Badrodin Haiti saat memberikan sambutan pada acara sertijab Kapolda di Rupatama, Mabes Polri, Jakarta, (21/3). Tito Karnavian menggantikan Komjen Saud Usman Nasution untuk menjadi kepala BNPT. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta - 10 WNI diduga disandera di Filipina oleh kelompok Abu Sayyaf. Meski begitu, Polri tak akan gegabah menurunkan personel untuk menyelamatkan para sandera.

Seperti disampaikan Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti. "Itu di perairan Filipina," kata Badrodin di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (29/3/2016).

"Kan sudah ada otoritas sana, makanya saya bilang nunggu koordinasi, kita jangan gegabah," tambah dia.

Hingga saat ini, lanjut Badrodin, masih dilakukan koordinasi intensif antara pemerintah Indonesia dan Filipina. Koordinasi ini dilakukan untuk menentukan otoritas mana yang bertindak.

"Kita sudah koordinasi sama Menlu, sama Panglima TNI, dan dikoordinasikan ke pemerintah sana apakah nanti yang menangani dari otoritas Filipina atau di kita," tandas Badrodin.

Kabar yang berkembang, semua kru telah dibawa ke darat oleh Kelompok Abu Sayyaf. Mereka meminta uang tebusan 50 juta peso atau setara Rp 14 miliar. Saat ini, sedang dilakukan negosiasi oleh pihak perusahaan dengan Kelompok Abu Sayyaf.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya