Liputan6.com, Jakarta - Wacana penghapusan sistem 3 in 1 oleh Pemprov DKI Jakarta menimbulkan banyak reaksi. Sejumlah pengendara mengaku menunggu penghapusan itu.
Tak bisa dipungkiri, banyak pengendara terpaksa mencari jalur alternatif untuk menghindari jalur 3 in 1. Parahnya lagi, semua jalur alternatif tidak pernah lengang alias selalu macet.
Hal ini yang dikeluhkan pengendara bernama Fajar. Pria yang sehari-hari bekerja di kawasan SCBD itu harus berjibaku dengan kemacetan melalui jalan alternatif. Dia kesal karena jalan yang ditempuh bisa 4 kali lipat.
"Bisa 2-4 kali lipat Pak, kan bukan kita saja yang lewat jalan alternatif itu. Harus berbagi jalan sama motor, angkutan umum, dan lain-lain," kata Fajar pada Liputan6.com, di Jakarta, Rabu (30/3/2016).
Baca Juga
Pria yang tinggal di kawasan TMII itu terpaksa melalui Jalan Kapten Tendean dan berputar ke Gunawarman untuk masuk ke kawasan SCDB. Kemacetan semakin membuat kesal karena ada proyek pembangunan jalur layang bus Transjakarta.
"Belum ada pembangunan saja sudah macet, ditambah lagi seperti sekarang. Pusing kita," imbuh dia.
Sejak awal, dia tidak mau menggunakan jasa joki 3 in 1 yang berjajar di sepanjang Jalan Gatot Subroto. Sebab, beberapa tindak kriminal yang dilakukan para joki membuatnya memilih berjibaku dengan macet.
"Kalau mau dihapus ya setuju, lagi pula 3 in 1 juga enggak efektif. Untuk jasa joki, belum pernah. Ya joki itu juga ada tindak kejahatan juga kan yang dilakukan joki 3 in 1 akhir-akhir ini," pungkas Fajar.
Advertisement