Joki 3 in 1 Tak Jera Masuk Panti Sosial Meski Diganggu Hantu

Para joki 3 in 1 mengaku sering diteror makhluk halus.

oleh Muslim AR diperbarui 30 Mar 2016, 12:22 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2016, 12:22 WIB
20160329-Joki-3-in-1-Jakarta-IA
Joki 3 in 1 menawarkan jasa tumpangan kepada kendaraan roda empat di Senayan, Jakarta, Selasa (29/3). Gubernur DKI Jakarta Ahok berencana menghapus kebijakan 3 in 1 di jalan-jalan protokol. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah upaya dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta agar para joki 3 in 1 jera. Salah satunya dengan menjebloskan mereka ke panti sosial. Namun, hal itu tidak membuat para joki kapok. Padahal, panti sosial tersebut terkenal angker.

Kepala Panti Sosial Bina Insan (PSBI) mengaku sering mendapat laporan. Salah satunya dari joki yang ditampung di PSBI di Kedoya, Jakarta Barat. Para joki mengaku sering diteror makhluk halus.

"Mereka (joki) sering mengadu, kalau di panti itu sering diganggu, dan tempat mereka itu memang angker," ujar Kepala PSBI, Ahmad Dumyani, yang ditemui di ruang kerjanya, Jakarta, Rabu (30/3/2106).

Panti yang dimaksud Dumyani ialah PSBI Kedoya yang beralamat di Jalan Raya Kembangan, RT 5/RW 2, Kembangan Selalatan, Kembangan, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta.

Salah satu ruangan di panti bekas penjara wanita itu diperuntukkan bagi ibu dan anak Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Ruangan yang berada di lantai atas itu lembab dan sempit. Joki wanita dengan anaknya ditempatkan selama 21 hari di sana. Dari sanalah cerita seram itu muncul.

"Ada yang dengar orang mandi tengah malam. Padahal mereka sudah berkumpul dan enggak ada yang mandi waktu itu," kata Dumyani.

Untuk itu, pihaknya mengusulkan renovasi total bangunan panti. "Anggarannya Rp 9 miliar, akhir tahun ini atau awal tahun besok sudah dimulai," ujar Dumyani.

Dia menjelaskan bangunan panti masih mempertahankan arsitektur penjara wanita berbentuk lingkaran. Di tengah lingkaran itu ada barak-barak tempat para PMKS dibina selama tiga minggu.

"Masuk dari luar saja harus lewati tiga jeruji, barak-baraknya pengap. Untuk ibu dan anak yang biasanya tertangkap saat jadi joki, kami tempatkan di atas, tempat yang angker," ucap Dumyani. Mereka ditempatkan di sana agar kapok dan tak mengulangi pekerjaannya sebagai joki 3 in 1.

Para joki ini rata-rata berasal dari wilayah Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan. Setiap hari setidaknya ada 10-15 joki yang ditangkap dalam razia rutin. Walau begitu, Dumyani mengatakan banyak juga wajah lama yang kembali menjadi joki.

"Padahal panti itu (Panti Kedoya) angker dan serem, udah enggak manusiawi. Masak ada yang mandi sendiri tengah malam? Mungkin karena bekas penjara wanita. Lagian panti itu udah enggak layak," kata Dumyani.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya