Ketua KPK Sayangkan Nama Ketua BPK Muncul di Panama Papers

Apalagi, Harry adalah kepala lembaga yang bertugas melakukan audit terhadap keuangan negara.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 15 Apr 2016, 22:53 WIB
Diterbitkan 15 Apr 2016, 22:53 WIB
20160215-Rakor-Jakarta-Helmi-Afandi
Ketua KPK Agus Rahardjo tertawa usai rapat koordinasi di Gedung KPK, Jakarta, Senin (15/2). Rapat membahas soal tindak lanjut dan pengawasan atas pengelolaan pertambangan mineral dan batubara serta sektor energi tahun 2016. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Nama Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Harry Azhar Aziz masuk dalam daftar dokumen Panama Papers yang tersebar di publik. Tak heran kalau kemudian nama Harry dikaitkan dengan dugaan keterlibatan dalam skandal penggelapan pajak.

Ketua KPK Agus Rahardjo menyayangkan masuknya nama mantan politisi Golkar itu dalam dokumen tersebut. Apalagi, Harry adalah kepala lembaga yang bertugas melakukan audit terhadap keuangan negara.

"Yah, ini r‎epot nih. Ya sebaiknya kalau pejabat publik jangan terlibat yang itu lah ya. Itu aja poin dari saya," ucap Agus di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (15/4/2016).

Terkait dengan pernyataan Harry yang menyebut Presiden Joko Widodo atau Jokowi tidak mempermasalahkan masuknya nama dia dalam Panama Papers jika tidak merugikan negara, Agus tetap bersikukuh bahwa hal tersebut tetap tidak etis.

"Ya nggak enak lah. Tapi sebaiknya tidak melakukan itu kalau menurut saya," pungkas Agus.

Harry Azhar ‎Membantah

Sementara itu, Harry mengatakan perusahaan dengan‎ nama Sheng Yue International Limited yang disebut-sebut miliknya, sebenarnya didirikan atas permintaan anaknya ketika sekolah di luar negeri.

"Ya ini ceritanya begini, anak saya sekolah di luar negeri kawin dengan orang Chili dan dia minta saya bagaimana kalau kita buat perusahaan," kata Harry di Gedung DPR, Jakarta, Selasa 12 Maret 2016.

 

Harry menuturkan, selama dirinya menjabat direktur tidak ada transaksi apa pun yang dilakukan perusahaan yang didirikan 2010 itu hingga dia berhenti menjabat.‎

"2010 iya sekolah ke luar negeri saya tidak lagi jabat direktur itu tidak ada lagi sama sekali," ujar Harry.

Dia mengatakan, dirinya tidak memiliki jabatan di perusahaan tersebut setelah diangkat menjadi Ketua BPK pada 2014. Saat ini perusahaan itu tidak menjadi miliknya lagi.

"Saya terpilih Ketua BPK Desember 2014. Perusahaannya sudah bukan milik saya lagi," kata Harry.‎

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya