Ada Apa dengan Buruh?

Di sela-sela pekikan serius soal nasib buruh, sejumlah orang nampak asyik bergoyang.

oleh Ahmad Romadoni Nafiysul QodarMuslim ARPanji Prayitno diperbarui 02 Mei 2016, 00:07 WIB
Diterbitkan 02 Mei 2016, 00:07 WIB
20151007-Ibu Hami
Buruh perempuan demo di depan Istana (Liputan6.com/ Nafiysul Qodar)

Liputan6.com, Jakarta - Lantunan musik terdengar dari balik pengeras suara sebuah di sebuah mobil komando yang terparkir di Silang Monas Selatan atau bundaran Patung Kuda, Jakarta Pusat. Sementara di sudut lain, suara drum band membahana siang itu.

Sesekali terdengar pekikan orasi di antara irama musik tersebut. Di antara pekikan serius itu, sejumlah buruh nampak asyik bergoyang.

Sementara itu, salah satu mobil komando berusaha‎ mengerahkan massanya menuju Balai Kota DKI Jakarta.

"Kawan-kawan, mari kita bergerak menuju Balai Kota. Yang di dalam Monas segera keluar. Kita hari ini datang untuk menyuarakan aspirasi kita, bukan untuk bertamasya," ucap sang orator yang berada di mobil komando, Jakarta, Minggu (1/5/2016).

Kehadiran mereka merupakan pertanda, May Day atau Hari Buruh datang lagi mengisi hari pertama di Bulan Mei ini. Ada apa dengan buruh tahun ini?

(Liputan6.com/Devira Prastiwi)

Parkiran Monas

Ratusan bus dari sejumlah wilayah yang mengangkut massa buruh mulai memasuki kompleks Monas‎ sejak pukul 09.00 WIB tadi. Beberapa juga terlihat berdatangan sambil konvoi menggunakan sepeda motor.

"Sampai pukul 10.30 WIB, ‎sudah sekitar 200 bus yang masuk kawasan Monas," ujar Aipda Suroto, salah seorang petugas yang berjaga di pintu Timur Monas, Jakarta.

Monas pun berubah menjadi tempat parkir.

Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta Andri Yansyah mengatakan, kendaraan massa buruh memang diarahkan untuk masuk melalui sisi Timur Monas. ‎Selanjutnya kendaraan-kendaraan itu akan diparkir di lokasi-lokasi yang telah disediakan.

"Sejak awal kita sudah sosialisasikan agar dalam menyampaikan aspirasi mereka tetap mengikuti aturan yang ada, termasuk agar parkir di lokasi yang telah ditentukan," ucap Andri.

Puluhan ribu buruh mulai menyerbu kawasan Monumen Nasional (Monas). (Nafiysul Qodar/Liputan6.com)

Sejumlah massa yang turun ‎dari bus langsung membentuk barisan untuk bersiap-siap long march menuju bundaran Patung Kuda atau Silang Monas Selatan. Jalan Medan Merdeka Selatan atau tepatnya di depan Balai Kota Jakarta juga sudah diblokir untuk akses massa menuju bundaran Patung Kuda.

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal memang menyerukan kepada para buruh, agar berkumpul di bundaran Patung Kuda atau Silang Monas Selatan, sebelum berdemo.

Menurut Iqbal, hal itu dilakukan untuk menghormati warga Jakarta yang melakukan rutinitas pada hari bebas kendaraan atau Car Free Day (CFD) setiap Minggu pagi.

Menurut Iqbal, 150 ribu buruh yang telah berkumpul di Bundaran Patung Kuda akan melakukan long march ke depan Istana Merdeka untuk berdemo.

Kemudian pada pukul 13.00 WIB, para buruh akan bergerak ke Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), untuk mengikuti puncak perayaan May Day 2016.

Lebih dari 8 ribu aparat gabungan khusus diterjunkan untuk menjaga sejumlah kawasan ring 1 di Ibu Kota pada Hari Buruh atau May Day ini. Mereka disebar di 10 lokasi Jakarta Pusat.

Dari jumlah itu, paling banyak ditempatkan di depan Istana Negara. Yaksi sebesar 2.133 personel. Lainnya disebar di Istana Wakil Presiden (Wapres), bundaran HI, GBK, Balai Kota, gedung DPR, hingga Masjid Istiqlal.

Ribuan buruh turun ke jalan untuk memperingati Hari Buruh Internasional (May Day) di Jakarta, Minggu (1/5). Kaum buruh mengajukan tuntutan menolak upah murah serta pencabutan PP No. 78 Tahun 2015. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

 
Hari Buruh Lagi...

Seperti tradisi di tahun-tahun lalu, dalam May Day 2016 ini, para buruh kembali menuntut kenaikan upah. Kali ini mereka beraksi untuk meminta kenaikan upah minimum Rp 650 ribu pada tahun depan.

Hal ini pun menjadi sorotan Gubernur DKI Jakarta Ahok. Pemilik nama Basuki Tjahaja Purnama itu menyarankan, buruh tak lagi menuntut upah layak melulu.

Menurut dia, tak ada guna para buruh menuntut kenaikan gaji, sementara kebutuhan hidup terus naik.

Dia menilai, daripada menuntut kenaikan upah, seharusnya para buruh lebih mengawasi pemerintah dan mendorong banyaknya fasilitas umum yang terjangkau.

"Hajat hidup orang banyak yang murah akan menekan standar kebutuhan hidup," kata Ahok di rumahnya, di Kompleks Pantai Mutiara, Jakarta Utara.

"Buat apa naik gaji tapi inflasi juga naik. Itu yang kita lakukan di Jakarta 2 tahun ini yaitu menekan inflasi. Kami berusaha nolongin yang miskin biar bisa punya tabungan, jadi berapa saja gaji kamu, tetap bisa nyimpan," ujar dia.

Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, politikus yang kini menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta

Pemprov DKI Jakarta, kata dia, berusaha membantu buruh menurunkan beban pengeluaran dengan cara menurunkan standar kebutuhan. Misalnya dengan menyediakan sarana transportasi umum dan bahan-bahan pokok yang murah.

"Rusun itu kan kita yang subsidi, Pasar Jaya, operasi pasar, itu kan buat menurunkan standar kebutuhan kamu," ucap Ahok.

Lain Ahok lain pula Presiden Jokowi. Menurut mantan Gubernur DKI Jakarta itu, ke depan para buruh harus mampu bersikap kompetitif.

"Buruh Indonesia harus kompetitif dan hidup sejahtera. Selamat hari buruh internasional -Jkw," tulis Jokowi dalam akun twitter-nya, ‏@jokowi.

Selain kenaikan upaya, dalam May Day kali ini, isu besar yang dibawa para buruh ialah penolakan megaproyek reklamasi pantai di utara Jakarta dan penggusuran yang marak terjadi di beberapa daerah di Indonesia. Sebab, hal itu dinilai sangat berdampak pada nasib para pekerja.

Seperti disampaikan Presiden KSPI Said Iqbal pada Jumat 29 April 2016. "Tuntutan ini sangat penting bagi kami. Reklamasi ini telah menghilangkan mata pencarian masyarakat setempat, terutama para nelayan dan buruh pelabuhan," kata Said.

Buruh memadati halaman gedung DPR saat memperingati May Day 2016, Jakarta, Minggu (1/5). Massa yang tergabung dalam Serikat Pekerja Nasional (SPN) ini membawa 12 tuntutan diantaranya hapuskan BPJS. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

 
Penjara, Kebakaran, Hingga Sampah...

Banyak cara untuk memeriahkan peringatan May Day. Seperti ribuan buruh yang tergabung dalam Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI).

Mereka membawa berbagai macam atribut seperti spanduk, dan replika penjara yang di dalamnya terdapat narapidana yang terikat borgol di bagian kaki.

Mereka juga membawa spanduk yang lebih besar dari ukuran biasanya. Hampir sama seukuran baliho. Sehingga harus melibatkan beberapa orang untuk membawa spanduk tersebut.

Bahkan, mereka sengaja membentangkan spanduk itu menggunakan rangka besi yang dilengkapi roda, agar mudah diarak. Spanduk ini berisi kritikan dan tuntutan mereka kepada pemerintah.

Sementara itu, kebakaran mewarnai aksi buruh di kawasan bundaran HI. Si jago merah melahap sebuah restoran Bebek Bengil di Jalan Haji Agus Salim, Jakarta Pusat.

Para buruh yang sedang melewati kawasan tersebut sempat menonton kejadian tersebut. (Devira Prastiwi/Liputan6.com)

Tiba-tiba saja asap keluar dari dalam restoran. Lantas, para karyawan pun berlarian dari dalam gedung berwarna abu-abu dan berkaca tersebut.

Polisi yang sedang melakukan penjagaan terhadap unjuk rasa buruh di kawasan bundaran HI pun lantas segera merapat ke lokasi. Aparat datang dengan membawa mobil water cannon untuk membantu memadamkan api.

Sementara para buruh yang sedang melewati kawasan tersebut sempat menonton kejadian tersebut. Namun tak lama.

Di Cirebon, Jawa Barat, daripada berdemo di jalan, para buruh memilih menggelar kegiatan unik untuk memperingati May Day.

Sekitar 300 buruh yang berasal dari berbagai perusahaan di Cirebon mengikuti lomba mancing bersama jajaran Polres Kota Cirebon. Selain lomba, juga dilakukan potong tumpeng sebagai bentuk syukuran serta pembagian hadiah untuk para juara.

Buruh di Cirebon merayakan May Day dengan mengikuti lomba memancing ikan. (Liputan6.com/Panji Prayitno)

Namun begitu, kepolisian setempat tak lengah. Mereka tetap Siaga I untuk menjaga keamanan di setiap titik yang dianggap rawan.

Sementara itu, unjuk rasa dilakukan massa buruh dari Serikat Pekerja Nasional (SPN) di depan Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta. Puas berunjuk rasa di DPR, mereka pun bergeser ke titik lain.

Setelah satu per satu buruh meninggalkan lokasi. Saat itu sampah-sampah terlihat berserakan.

Dari plastik bekas makanan, kayu umbul-umbul, hingga botol minuman tersebar di sana. Seluruh sudut halaman dipenuhi sampah.

Para buruh sudah meninggalkan lokasi. (Ahmad Romadoni/Liputan6.com)

Taman yang digunakan pedagang kaki lima untuk berjualan pun tak berbeda jauh kondisinya. Rumput nampak tertutup tumpukan sampah. Sementara belum ada satu pun petugas kebersihan yang muncul.

Namun, demo buruh hari ini dirasa belum cukup. Mereka akan kembali berdemo di Istana Merdeka pada Senin besok 2 Mei 2016. Seperti diungkapkan Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Moechgiyarto.

"Ada aksi lagi besok, Senin," uca Moechgiyarto.

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya