Bubar dari Istana, Massa Buruh Tinggalkan Sejumlah Ledakan

Rupanya bunyi ledakan tersebut keluar dari kembang api yang dinyalakan oleh massa buruh

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 01 Mei 2016, 17:37 WIB
Diterbitkan 01 Mei 2016, 17:37 WIB
20160328-Demo-Buruh-Jakarta-FF
Ratusan aktivis GBI kembali melakukan aksi demonstrasi di PN Jakarta Pusat, Senin (28/3). Aksi sebagai bentuk solidaritas terhadap 23 aktivis buruh, dua pengacara publik dan satu mahasiswa yang menjalani persidangan perdana. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Puluhan ribu buruh dari sejumlah aliansi yang menggelar aksi di depan Istana Merdeka mulai membubarkan diri. Sebelum berjalan menuju kendaraan mereka yang terparkir di Monas, massa buruh sempat meninggalkan sejumlah ledakan.

Pantauan Liputan6.com di lokasi, suara ledakan berasal dari massa yang masih berkumpul di depan Istana Merdeka sekira pukul 16.30 WIB. Bunyi yang terdengar beberapa kali tersebut membuat sejumlah polisi yang ada di dalam kawasan Monas berlarian keluar.

Rupanya bunyi ledakan tersebut keluar dari kembang api yang dinyalakan oleh massa buruh dari Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI). Mereka juga sempat membakar flare, seketika asap di depan Istana Merdeka pun berwarna merah.

"Itu buat penyemangat saja," ujar Dinamisator Lapangan (Dinlap) KASBI, Sarman, di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Minggu, (1/5/2016).

Tak hanya itu, massa juga terlihat menghancurkan sebuah patung begal yang diibaratkan sebagai koruptor di Indonesia. Aksi tersebut juga mengundang perhatian awak media dan sejumlah petugas, karena diduga terjadi bentrokan.

Setelah aksi bakar petasan dan menghancurkan patung, massa lantas berangsur membubarkan diri. Mereka berjalan menuju Bundaran Patung Kuda sebelum akhirnya kembali ke kendaraan masing-masing.‎ Lokasi unjuk rasa pun menjadi lautan sampah.

"Sudah kelar, sekarang kita pulang. Tadi itu aksi teatrikal. Maksudnya kita minta koruptor dihancurkan. Bukan malah teman-teman kami yang ditangkap. Kami minta mereka dibebaskan dan koruptor yang dimasukkan ke penjara," pungkas Sarman.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya