Liputan6.com, Jakarta - May Day atau hari buruh yang diperingati setiap 1 Mei menggelorakan semangat para buruh di Tanah Air untuk menggelar aksi. Mereka rela pergi ke Ibu Kota untuk menyampaikan aspirasi terkait kesejahteraan hidup.
Demo buruh tahun ini menjadikan Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) sebagai titik puncak acara gelaran rutin tahunan. Namun begitu, kegiatan tersebut tak diikuti oleh seluruh buruh.
Seperti Doleng, buruh yang bekerja di perusahaan kertas itu memisahkan diri dari kerumunan. Dia lebih memilih duduk di trotoar sekitar pintu masuk ke-8 SUGBK.
Advertisement
"Acaranya masih belum mulai kok. Saya di sini dulu aja. Ngopi dikit," kata Doleng kepada Liputan6.com, Jakarta, Minggu (1/5/2016).
Baca Juga
Sambil menyeruput kopi, bapak berusia 39 tahun itu mengungkapkan harapannya. Dia meminta pemerintah menghapuskan sistem outsourching di perusahaan.
"Kita di sini menyuarakan untuk kesejahteraan buruh. Saya pengennya enggak ada outsourching lagi. Pengen gaji naik lah," ujar bapak asal Bekasi ini sambil tersenyum.
Selain ingin menyampaikan aspirasi, Doleng mengungkapkan ada motifasi lain dalam mengikuti perayaan May Day tersebut. Dia mengaku keikutsertaannya ke Jakarta untuk menghindari omelan sang istri.
"Saya ikut ke sini demi buruh. Tapi juga ada lagi sih. Istri saya lagi suka marah-marah. Lagi hamil jalan 6 bulan anak kedua. Saya jadi tambah pengen ngacir ke sini," kata dia sambil tertawa.
Doleng berharap aksi kali ini mendapat respons cepat dari pemerintah. Agar kehidupan buruh makin lebih baik. "Ya biar buruh makin sejahtera dong," tutup dia.
Dalam pagelaran di GBK, diperkirakan ada 85 ribu buruh hadir. Mereka memadati setiap sisi gedung olah raga. Selain hiburan dan pagelaran seni, Band Gigi juga akan mengisi acara puncak May Day kali ini.