Selama Disandera Abu Sayyaf, WNI Kerap Telat Makan dan Gatal

Sebanyak 10 WNI ABK Kapal Brahma 12 korban penyanderaan Kelompok Abu Sayyaf itu tiba di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta pada 1 Mei 2016.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 02 Mei 2016, 17:15 WIB
Diterbitkan 02 Mei 2016, 17:15 WIB
20160502-10-WNI-Tahanan-Abu-Sayyaf-Jakarta-Retno-Marsudi-FF
Menlu Retno Marsudi menyalami 10 WNI yang sempat disandera kelompok Abu Sayyaf usai serah terima di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Senin (2/5). Kedatangan 10 WNI Sandera Abu Sayyaf untuk diserahterimakan kepada Keluarga. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Selama dalam penyanderaan, WNI korban penyanderaan Abu Sayyaf diperlakukan dengan baik. Mereka juga mendapatkan makan setiap hari.

Tapi waktu pemberian makan kerap terlambat dan dirasa kurang jumlahnya. Seperti diceritakan oleh salah satu WNI yang lolos dari penyanderaan Abu Sayyaf, Peter Barahama.

"Ya kurang dan terlambat makan," kata Peter di Gedung Pancasila Kantor Kemlu, Jakarta, Senin (2/5/2016).

Selain itu, Peter juga mengaku dirinya terserang penyakit. Sakit yang dideritanya berupa penyakit kulit.

"Gatal-gatal," ujar Peter.

Sebanyak 10 WNI ABK Kapal Brahma 12 korban penyanderaan kelompok Abu Sayyaf itu tiba di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta pada 1 Mei sekitar pukul 23.23 WIB.

Kemudian dilakukan pemeriksaan kesehatan secara intensif pada Senin pukul 01.00 dini hari. Pemeriksaan itu meliputi fisik dan psikologis oleh para dokter militer di RSPAD Gatot Soebroto.

Dengan selesainya pemeriksaan tersebut, RSPAD menyerahterimakan kepada Kemlu seluruh hasil pemeriksaan ABK sandera Abu Sayyaf.

Acara serah terima dilakukan oleh Wakil Kepala RSPAD, Bambang Dwi HS, mewakili TNI kepada Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kemenlu, Lalu Muhamad Iqbal.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya