Liputan6.com, Jakarta - Sepuluh Anak Buah Kapal (ABK) Brahma 12 akhirnya bisa bernapas lega setelah dibebaskan kelompok Abu Sayyaf dan kembali ke Indonesia berkumpul bersama keluarga.
Salah satu ABK, Alvian Elfis Petty mengatakan, malam sebelum dibebaskan, tepatnya Sabtu 30 April 2016, di tengah lelap tidurnya, 10 ABK termasuk Alvian dibangunkan oleh salah satu anggota Abu Sayyaf.
"Pas mau dibebasin masih kaya mimpi aja. Jadi pas kita tidur dibangunin terus kita disuruh beres-beres," kata Alfian di rumahnya di Jalan Swasembada Barat 17 No 25 RT 03/03 Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (3/5/2016).
Setelah semuanya siap, sambung Alvian, mereka digiring bersama beberapa anggota Abu Sayyaf menuju pantai. Kira-kira 10 orang lebih. Sampai di pantai, 10 ABK dinaikan ke kapal jenis boat untuk kemudian dibawa ke salah satu pulau di Filipina.
"Kita dari hutan jalan ke pantai naik boat. Terus jalan lagi pindah pulau, kita pikir itu kita tidak tahu lagi mau dibawa ke mana," ujar Alvian.
Baca Juga
Alvian menuturkan, saat itu perasaannya bercampur aduk. Terbayang hal-hal yang tidak diinginkan. Doa terus dipanjatkan. Namun di pulau tersebut, ke-10 ABK mendapatkan jawaban dari Tuhan. Doa mereka dikabulkan setelah mereka tiba di Pulau Jolo.
"(Di pulau) Baru mereka bilang, mungkin kalian hari ini bisa pulang ke Indonesia. Disitu kita bersujud syukur ternyata doa-doa kita didengar Tuhan," tutur Alvian.
Setelah tiba di Pulau Jolo dan mendapat kepastian bebas, Alvian bersama 9 ABK lain dijemput dengan mobil bak terbuka. Dengan mobil tersebut, 10 ABK diantar ke jalan yang menuju rumah Gubernur Jolo.
"Kita dirilis (dibebaskan) di Pulau Jolo. Jadi sampai disitu kita dijemput itu dari mana yang penting disitu mereka siapin mobil bak terbuka. Naik ke situ baru kemudian kita diantar ke rumah Gubernur Jolo," ucap Alvian.
Advertisement
Diturunkan di Jalan
Diturunkan di Jalan
Di atas mobil bak tidak ada pengawalan khusus dari kelompok Abu Sayyaf. Hanya supir dan pemandu jalan. Alvian bersama 9 ABK lainnya pun diturunkan di jalan yang tidak jauh menuju rumah Gubernur Jolo.
"Tidak ada pengawalan, di situ cuma ada supir dan pemandu aja. Kita diturunin di pinggir jalan, suruh cari rumah gubernur kita jalan lagi. Terus kita dibawa ke base camp, terus di bawa ke rumah sakit, dan dibawa ke pangkalan militer. Pukul 07.00 WIB terbang ke Sambuaga, Balikpapan, terus lanjut ke Jakarta," tutup Alvian.
Sebulan lebih 10 ABK Brahma 12 disandera kelompok milisi Abu Sayyaf di Filipina. Doa dan puji-pujian tanda syukur terus berkumandang dari dalam rumah bapak beranak dua itu.
Di tengah-tengah peluk dan tangis haru keluarga, kerabat dan para warga, menyambut Alvian, terselip juga doa untuk 4 WNI yang masih ditahan oleh Abu Sayyaf.
"Terima kasih Tuhan. Kami doakan 4 WNI yang masih ditawan di sana bisa pulang dengan selamat," kata salah satu kerabat Alvian di Jakarta Utara, Senin 2 Mei malam.
Perasaan senasib membuat para keluarga berkali-kali mendoakan para 4 WNI yang sampai kini belum jelas nasibnya. Mereka pun memohon agar keluarga 4 WNI yang ditawan itu diberikan ketabahan untuk melewati proses perjuangan pemulangan keempatnya.
"Berikanlah kekuatan kepada mereka para keluarganya juga Tuhan, hingga kami bisa mendengar kabar baik dari mereka (4 WNI) yang masih ditawan," tambah pria berbaju garis-garis itu.
Doa itupun disambut keluarga, kerabat, dan warga yang hadir dengan mengucap "Amin".
"Kabulkan Tuhan," teriak para keluarga.
Saat tiba di rumah, Alvian turun dari kendaraan dengan menggendong anak keduanya. Istri Alvian, Youla Lasut tak bisa menyembunyikan perasaan gembira. Jalan di belakang Alvian, Youla terus bersyukur dan mengucap banyak-banyak terima kasih.
"Puji Tuhanlah pokoknya. Terima kasih ya semuanya," kata Youla.
Advertisement