Liputan6.com, Jakarta - Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama RS Polri Dokter Said Sukanto dan RS Pusat Angkatan Darat mengunjungi RS Harapan Bunda, Ciracas Jakarta Timur. Kedatangan mereka untuk memberikan vaksinasi ulang gratis kepada anak-anak yang pernah melakukan vaksin di RS Harapan Bunda. Kegiatan vaksin ulang ini berlangsung sejak pukul 10.00 WIB.
"Dari RS Polri ada 8 dan RSPAD 6 tim medisnya, terdiri dari dokter dan perawat. Ditambah lagi beberapa petugas Bidang Pelayanan Kesehatan dari Dinkes," kata Wakil Kepala Rumah Sakit (Wakarumkit) RS Polri Said Sukanto Kombes dokter Musyafak kepada Liputan6.com di RS Harapan Bunda, Jakarta Timur, Selasa (19/7/2016).
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Tienke Maria Margareta menjelaskan, kedatangan mereka sebagai bentuk silaturahmi pemerintah dengan orangtua korban vaksin palsu. Selain itu, mereka ingin memastikan kegiatan vaksi ulang berjalan sesuai harapan pemerintah.
"Kami ke sini bukan instruksi siapa-siapa. Kami memang berencana dengan Polisi dan TNI memberikan pelayanan vaksin ulang bagi anak-anak baik yang sudah teridentifikasi maupun yang terindikasi terkena vaksin palsu tapi belum dihubungi Satgas (Penanggulangan Vaksin Palsu)," jelas Tienke.
Dari pantauan Liputan6.com, para pejabat pemerintah itu berupaya mencairkan dan memberi rasa nyaman kepada anak dan para orangtua di tengah situasi 'panas' RS Harapan Bunda. Mereka menyapa, menggendong mengecek kondisi bayi-bayi tersebut.
Meski demikian, seorang bapak yang mengaku putrinya menjadi korban vaksin palsu Maruli Silaban tidak puas dengan langkah yang diambil Pemerintah. Ia menghampiri Brigjen Polisi Didi Agus Mintadi, Kombes Musyafak, dan Tienke yang sedang mengontrol jalannya kegiatan vaksin ulang ini.
Silaban pun diamankan ke pinggir area poli klinik oleh seorang aparat agar tak membuat suasana kembali gaduh. Pihak kepolisian pun mempertemukan Silaban dengan kuasa hukum Direktur Utama RS Harapan Bunda dokter Finna, Andri.
"Anda perwakilan rumah sakit? Surat kuasa Anda mana? Apakah Anda bisa mengambil keputusan atas tuntutan kami? Saya mau bicara dengan orang yang bisa mengambil keputusan. Saya minta dari kemarin, mana data anak-anak yang divaksin dari tahun 2003 dan terkena vaksin palsu?" tanya Silaban kepada Andri.
Andri mencoba menjelaskan, namun kata-katanya selalu disanggah oleh Silaban dengan dalih Andri hanya kuasa hukum dokter Finna, bukan kuasa hukum RS Harapan Bunda.
Dinkes DKI, RSPAD dan RS Polri Beri Vaksin Ulang di Harapan Bunda
Seorang bapak yang mengaku putrinya menjadi korban vaksin palsu tidak begitu puas dengan langkah pemerintah.
diperbarui 19 Jul 2016, 13:07 WIBDiterbitkan 19 Jul 2016, 13:07 WIB
Advertisement
Live Streaming
Powered by
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Update Longsor Pekalongan: Korban Meninggal Dunia Bertambah Jadi 20 Orang
Cara Menghilangkan Logo TikTok dari Video dengan Mudah dan Cepat
Generasi Muda Makin Tertarik Beli Rumah Dibanding Sewa, Pengembang Ini Tawarkan Produk Menarik
Intip, Bocoran Spesifikasi Samsung Galaxy S25
VIDEO: Pendukung Hak-Hak Imigran Mengecam Kebijakan Deportasi Massal Donald Trump
Kawasan Petungkriyono Ditutup Dampak Bencana Longsor Pekalongan, Akses ke Sejumlah Tempat Wisata Terputus
Komisi II DPR Ungkap Banyak Kepala Daerah Petahana Kabur Usai Kalah di Pilkada 2024
Kepribadian INFJ Adalah: Memahami Tipe Kepribadian Paling Langka
Cegah Kebakaran, Pemprov Jakarta Disarankan Gandeng Kementerian PU Audit Gedung Bertingkat
2 Narapidana Beda Lapas Pesan Sabu ke Malaysia, Gagal Beredar di Lubuk Linggau
Manfaat Madu Hitam untuk Kesehatan: Fakta atau Mitos Turunkan Gula Darah?
Tujuh Manajer Premier League Meninggalkan Kekacauan, Ada Dua Nama Legendaris