Liputan6.com, Jakarta - Penyidik Direktorat Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim Polri terus mendalami peran sejumlah rumah sakit dalam perkara peredaran vaksin palsu. Satu di antaranya adalah Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Harapan Bunda, Kramatjati, Jakarta Timur.
Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim Polri Brigjen Polisi Agung Setya menduga tak hanya dokter I yang terlibat dalam peredaran vaksin di RSIA Harapan Bunda.
Menurut dia, penyidik sudah mengantongi sejumlah informasi tentang keterlibatan pihak lain di RSIA Harapan Bunda dalam kasus vaksin palsu.
"Saya lihat ada informasi, ada data yang perlu kita klarifikasi. Kita konfirmasi lagi dengan data-data yang lain. Kita harus mengacu pada fakta yang sesungguhnya," kata Agung di Bareskrim Polri, Jakarta, Senin (18/7/2016).
Namun, kata dia, perlu dilakukan pembuktian terlebih dahulu sebelum melakukan tindakan hukum terhadap terduga pelaku.
"Pastinya kita akan terus dalam proses penelusuran. Kita menganut asas praduga tak bersalah kepada siapa saja. Yang harus kita temukan fakta dan buktinya," ucap Agung.
Terkait peran dr I, Agung belum mau mengungkapkan secara gamblang. Dokter I merupakan tenaga medis aktif di RSIA Harapan Bunda.
"Detail tentang itu adalah detail pembuktian. Jadi kami harapkan kita tunggu sampai selesai penyidikannya. Kita akan segera tuntaskan. Insya Allah beberapa berkas sudah bisa selesaikan minggu ini," tandas Agung.
Sebelumnya, penyidik Direktorat Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim Polri menetapkan tiga dokter sebagai tersangka atas kasus dugaan pemalsuan vaksin. Mereka adalah dokter AR, H, dan I.
Total tersangka atas kasus ini menjadi 23 orang. 23 tersangka itu terdiri dari enam produsen, sembilan distributor, dua pengumpul botol bekas, satu pemalsu label, dua bidan, dan tiga dokter.
"Kami sudah tetapkan 23 tersangka. Ada penambahan kemarin tiga. Terdiri dari beberapa peran," kata Agung di Bareskrim Polri, Jakarta, Jumat 15 Juli 2016.
Kasus Vaksin Palsu, Polisi Buru Dokter Lain di RS Harapan Bunda
Bareskrim Polri menduga tak hanya dokter I yang terlibat dalam peredaran vaksin di RSIA Harapan Bunda.
diperbarui 18 Jul 2016, 12:41 WIBDiterbitkan 18 Jul 2016, 12:41 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Apa Arti Kembang Desa: Makna dan Fenomena Sosial di Pedesaan Indonesia
Apa Arti Kalimat Opini: Pengertian, Ciri, dan Contoh Lengkap
Dharma: Survei Hanya Penggirinan Opini, Rakyat Jangan Terpengaruh
ASEAN Youth Fellowship 2024, Pemimpin Muda Bersatu untuk Masa Depan ASEAN yang Terhubung
VIDEO: Pelaku Pembunuhan di Loket PLN Ditangkap, Polisi Sita Senjata Rakitan
Kampanye Terakhir, Ridwan Kamil-Suswono Doa Bersama Anak Yatim
Pertamina Patra Niaga Uji Pemakaian Bioethanol E10 bersama Toyota dan TRAC
Libatkan UMKM, Mendag Lepas Ekspor Furnitur di Klaten
Provinsi di China Beri Subsidi Pereda Nyeri saat Melahirkan, Dorong Warganya untuk Punya Anak
IBW 2024 Jadi Ajang Perkenalkan Produk Inovatif untuk Pengembangan Blockchain di Indonesia
Lirik Lagu Mimpi yang Hilang Band Iklim Malaysia, Ceritakan Cinta yang Pergi
Film 'Jatuh Cinta Seperti di Film-Film' Borong 7 Penghargaan FFI 2024