Liputan6.com, Jakarta Dua warga Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur, RS (23) dan ME (20)Â diserang sekawanan anak muda diduga dilakukan geng motor. Menurut warga setempat, kawanan tersebut mulai berulah sebulan belakangan, mulai bulan puasa Ramadan Juni lalu.
Abdul Karim (45) warga RT 03 RW 04 Pondok Bambu mengatakan, Jalan Pahlawan Revolusi di Pondok Bambu sebelumnya merupakan wilayah yang aman tawuran. "Baru sebulan ini jadi rawan. Mulainya pas bulan puasa kemarin," tutur Abdul di Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur, Kamis (4/8/2016).
Penyebab tawuran biasanya dipicu oleh sekelompok orang diduga geng motor yang mencari masalah, saling ejek, lempar batu, petasan, dan lainnya. "Rata-rata remaja yang konvoi lewat Jalan Pahlawan Revolusi saat larut malam," lanjut dia.
Advertisement
Menurut dia, lokasi rawan tawuran biasanya terjadi depan Jalan Komplek Perumahan Bea Cukai antara warga Haji Ahmad R di RT 02 dan RT 11 di RW 04 melawan kawanan geng motor.
"Biasanya di sana. Jadi warga dua RT itu lawannya sama geng motor. Tapi malah sekarang merembet ke sini," tukas Abdul.
Penyerangan terhadap RS dan ME yang terjadi pada Minggu 31 Juli 2016, pukul 01.30 WIB itu, terhitung kurang dari dua minggu setelah adanya tawuran di depan Komplek Bea Cukai.
Abdul bercerita, saat itu dirinya kebetulan ada di sekitar lokasi dan sedang kebagian tugas siskamling. Dia melihat sekitar 25 sepeda motor yang dikendarai anak remaja yang juga saling berboncengan.
Menurut dia, entah apa penyebabnya, hanya beberapa puluh meter dari pos tempatnya berjaga, suasana tiba-tiba menjadi kacau. Tawuran mendadak pecah. Botol air keras dilempar ke jalan dan menimbulkan kepulan asap.
Tak lama berselang muncul korban yakni RS, yang datang dengan kondisi berdarah akibat sabetan senjata tajam di punggung. RS kabarnya jadi korban salah sasaran dari kelompok diduga geng motor, saat membeli pecel ayam di pinggir jalan.
"Dia lari ke tempat kita lagi jaga, katanya kena. Saya lihat punggung sama tangannya itu sudah banyak darah," terang Abdul.
Siraman Air Keras
Sementara, Ketua RT 03 RW 04 yakni Ismail, mengantar RS pergi ke rumah sakit setempat. Tak lama, korban lainnya yakni ME, datang juga ke rumah sakit yang sama dengan kondisi luka melepuh di wajah, tangan, dan kaki akibat siraman air keras.
RS terpaksa dirujuk ke Rumah Sakit Budhi Asih untuk penanganan lebih lanjut. Ismail menduga, kelompok geng motor yang menyerang RS sama dengan yang kerap tawuran depan jalan Komplek Bea Cukai.
Kapolsek Duren Sawit Kompol Yudho Huntoro membenarkan adanya kejadian penyerangan terhadap dua warga Pondok Bambu tersebut. Namun, ia menampik kalau perbuatan itu dilakukan oleh kawanan geng motor.
Dia menyatakan, korban saat itu diserang secara tiba-tiba. Pascakejadian itu, barulah muncul pesan berantai yang menyatakan kawasan Pondok Bambu sedang rawan dan mencekam.
Kendati, polisi melihat tidak ada potensi aksi balas dendam atau penyerangan susulan, seperti yang disebar dalam pesan berantai. Keamanan di Jalan Pahlawan Revolusi kini diperketat. Yudho mengimbau, masyarakat tidak khawatir untuk beraktivitas kembali.
"Jika sudah tidak ada aktivitas di saat larut malam, warga sebaiknya berada di rumah," kata Yudho saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta.