Eks Presdir APL Setuju Tambahan Kontribusi 15 Persen

Ariesman menambahkan, Sanusi selaku Ketua Komisi D DPRD DKI tidak mungkin memutuskan hasil Raperda.

oleh Oscar Ferri diperbarui 05 Agu 2016, 03:21 WIB
Diterbitkan 05 Agu 2016, 03:21 WIB
20160720-Ariesman Widjaja Dihadapkan 4 Saksi Kasus Suap Reklamasi Jakarta
Mantan Presiden Direktur Agung Podomoro Land, Ariesman Widjaja saat akan menjalani sidang kasus suap reklamasi Teluk Jakarta, Rabu (20/7). (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Eks Presiden Direktur Agung Podomoro Land (APL) Ariesman Widjaja mengaku sudah menyetujui besaran kontribusi tambahan sebesar 15 persen yang dibebankan Pemprov DKI kepada perusahaan pengembang. Kontribusi tambahan itu yang rencananya dituang dalam Raperda Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis (RTRKS) Pantai Utara Jakarta.

"Sebagai bukti persetujuan kontribusi tambahan itu, Kami (Agung Podomoro) sudah melakukan revitalisasi dari daratan-daratan DKI," ungkap Ariesman saat memberikan keterangan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis 4 Agustus 2016.

Menurut Ariesman, APL telah menyepakati dengan Pemprov DKI pembangunan infrastruktur dan fasilitas umum bagian dari kontribusi tambahan. Kesepakatan itu disepakati pada 18‎ Maret 2016.

"Saat itu Pak Gubernur menyampaikan nilai kontribusi tambahan kira-kira sekitar Rp 1 juta per meter persegi. Dengan lahan pulau G seluas 161 hektar, kira-kira nilai kontribusi tambahan kami sekitar Rp 1,6 triliun. Dengan kesepakatan itu kami jalankan kontribusi tambahan itu," ucap Ariesman.

Keterangan Ariesman ini sejalan dengan penjelasan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam sidang tanggal  26 Juli 2016. Pada saat itu Ahok mengatakan, APL merupakan perusahaan yang paling kooperatif terkait kontribusi tambahan.

"Makanya tidak masuk akal jika mereka (Agung Podomoro) menolak angka 15%, buktinya mereka sudah jalankan ketentuan itu,” ucap Ahok.

Terkait dengan pemberian uang kepada Mohamad Sanusi, Ariesman juga menyampaikan pemberian dana sebesar Rp 2 miliar itu tidak terkait dengan masalah kontribusi tambahan. Dia mengaku, uang itu diperuntukkan sebagai bantuan untuk rencana Sanusi menjadi bakal calon gubernur DKI pada Pilkada DKI 2017 mendatang.

"Saya sudah lama berkawan dengan Pak Sanusi, memiliki hobi yang sama yaitu jalan-jalan. Ketika dia minta bantuan untuk menjadi bakal calon gubernur, ya saya berikan Rp 2 miliar itu sebagai bantuan kepada seorang teman," ucap Ariesman.

Ariesman menambahkan, Sanusi selaku Ketua Komisi D DPRD DKI tidak mungkin memutuskan hasil Raperda. Karena itu dalam beberapa kali pertemuan dengan Sanusi, materi pembicaraan hanya mempertanyakan kapan Raperda RTRKS selesai.

"Saya hanya bertanya ke Sanusi kenapa Raperda tidak selesai-selesai. Tidak ada pembicaraan khusus soal kontribusi tambahan 15 persen itu," ujar Ariesman.

Sanusi menjelaskan bahwa ia pertama kali membahas rencana maju sebagai bakal calon (balon) gubernur DKI dengan Ariesman di Cafe Paul, Plaza Indonesia. Dalam pertemuan tersebut, politikus Partai Gerindra ini meminta bantuan uang dari Ariesman.

"Saya bicara panjang lebar tentang rencana menjadi bakal calon (balon) gubernur. Pak Ariesman pun bersedia membantu saya," kata Sanusi.  

Sanusi mengaku berani menceritakan rencananya tersebut kepada Ariesman karena ia sudah mengenal pengusaha properti itu sejak 2004 silam. Apalagi, Ariesman memiliki kemampuan secara finansial untuk membantunya menjadi balon orang nomor satu di Ibukota.

"Jadi saya merasa ada kesempatan untuk menyampaikan itu. Saya sampaikan apa adanya," ucap Ariesman.


POPULER

Berita Terkini Selengkapnya