Psikolog: Jessica Tak Terlihat Ingin Menolong Mirna

Majelis Hakim kembali menggelar sidang kasus pembunuhan Mirna Salihin dengan terdakwa Jessica Wongso.

oleh Audrey Santoso diperbarui 15 Agu 2016, 11:20 WIB
Diterbitkan 15 Agu 2016, 11:20 WIB
20160727-Sidang-Jessica-Wongso-Jakarta-IA
Terdakwa Jessica Kumala Wongso berbincang dengan kuasa hukumnya saat menjalani sidang lanjutan kasus kematian Wayan Mirna Salihin di PN Jakarta Pusat, Rabu (27/7). (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat kembali menggelar sidang kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso. Dalam sidang kali ini, jaksa penuntut umum (JPU) menghadirkan ahli psikologi klinis, Antonia Ratih Andjayani.

Dalam keterangannya, Ratih mengungkap adanya gerakan-gerakan tak lazim yang dilakukan Jessica. Terlebih saat Mirna mulai mengalami gejala keracunan hingga tak sadarkan diri.

"Sebagai seorang teman yang mengharapkan pertemuan, akan mengindikasikan menolong, sepanik apa pun. Tapi ini yang tidak terlihat (pada Jessica)," ujar Ratih, Senin (15/8/2016).

Ia menjelaskan, menolong merupakan insting atau naluri yang dilakukan orang normal ketika melihat seseorang mengalami gejala keracunan seperti Mirna. Apalagi, Jessica Wongso merupakan orang yang dekat dengan Mirna Salihin.

"Dalam kasus ini, Jessica dan Mirna adalah teman. Kalau bicara kelaziman dalam situasi sangat genting, maka sepanik apa pun, setidak berdaya apa pun, sebingung-bingungnya, akan ada gestur membantu, khawatir, sigap, kepanikan, bukan reaksi yang tidak menolong," ungkap Ratih.

Wayan Mirna Salihin tewas usai menyeruput es kopi Vietnam mengandung sianida di Kafe Olivier, Grand Indonesia, Jakarta Pusat pada 6 Januari 2016. Teman Mirna, Jessica Wongso, kini menjadi terdakwa dalam kasus dugaan pembunuhan berencana ini.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya