Liputan6.com, Jakarta - Budi, terduga massa bayaran yang digelandang polisi dari kampus Trisakti, Jakarta Barat, diduga memiliki kartu identitas wartawan media nasional.
Namun, kartu identitas tersebut bukan milik dia, karena Budi adalah seorang pengangguran. Dia mendapatkan kartu identitas tersebut di jalan.
Tidak ada niat Budi mengembalikan kartu pers wartawan olahraga itu. Malahan, ia merekayasa kartu itu dengan menempelkan foto wajahnya.
Advertisement
"Saya nemu di jalan setahun yang lalu. Ya saya ganti foto yang punyanya pakai foto saya. Ditiban saja," ujar Budi di Mapolda Metro Jaya, Rabu (24/8/2016).
Selain kartu pers, Budi juga dengan bangga menunjukkan kartu anggota relawan tokoh tersohor. Bahkan, pada Pilpres 2014, ia mendapat pekerjaan menjaring relawan untuk mendukung calon presiden tersebut.
"Saya juga punya kartu, saya punya banyak kartu. Kartu itu waktu saya disuruh mencari relawan," ujar dia.
Budi yang sehari-hari mangkal di belakang gedung DPR ini, mengaku hanya diminta mengumpulkan massa untuk menjaga kampus Trisakti. Ia mendapat imbalan Rp 150 ribu per orang.
"Tapi itu belum dibayar semua. Baru dibayar satu juta buat transport," ungkap Budi.
Pantauan Liputan6.com, para terduga massa bayaran ini tiba di Mapolda Metro Jaya sekitar pukul 11.15 WIB. Mereka menumpang truk Satuan Brimob dan langsung didata.
Ketegangan di kampus Trisakti pagi tadi diduga akibat sengketa antara pihak yayasan dan kampus Trisakti yang dipimpin Rektor Thoby Muttis.
Sementara, pihak yayasan hari ini berencana melantik rektor baru, Insinyur Edi Hamid, di kampus.
Kendati saat ini situasi di kampus Trisakti sudah kondusif, namun 320 aparat gabungan TNI-Polri terus bersiaga di Kampus Biru ini guna mencegah terjadinya bentrokan.
Â