Gatot: Latihan Perang di Natuna Jangan Dikaitkan Situasi Genting

Gatot menjelaskan, latihan perang dengan negara lain tak mungkin terjadi lantaran sudah ditetapkan.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 05 Okt 2016, 06:37 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2016, 06:37 WIB
20160303-Panglima-TNI-Pimpin-Upacara-Serah-Tugas-PPRC-HF
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo saat melakukan inspeksi pasukan Upacara Alih Kodal PPRC TNI TA 2016-2018 di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (3/3/2016). Serah tugas dari Pangdiv II Kostrad ke Pangdiv I Kostrad. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta TNI berencana menggelar latihan puncak Angkasa Yudha 2016 yang dipusatkan di Kabupaten Natuna, Kepualuan Riau, 6 Oktober mendatang. Latihan militer besar-besaran itu menjadi sorotan, karena dilakukan di wilayah yang perbatasan Indonesia dengan Laut China Selatan.

Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan, latihan perang tersebut sudah diprogramkan. Dia menegaskan, pihaknya tidak akan ikut latihan perang dengan negara manapun, untuk Laut China Selatan.

"Latihan itu sudah diprogramkan. Dalam konteks Laut China Selatan, kita tidak akan ikut dengan negara manapun, untuk latihan di sana," ucap Gatot, Jakarta Pusat, Selasa 4 Oktober 2016.

Karenanya, Gatot mengimbau agar latihan Angkasa Yudha 2016, tidak dikaitkan dengan Laut China Selatan. Terlebih, dengan situasi genting.

"Karenanya, itu jangan dikondisikan adanya hal yang penting," pungkas Gatot.

Gatot menjelaskan, latihan perang dengan negara lain tak mungkin terjadi lantaran sudah ditetapkan. Bahwa akan menciptakan kedamaian dan stabilitas di wilayah perbatasan Natuna.

"Kebijakan negara berusaha untuk peace and stability. Indonesia mengimbau agar tidak melakukan kegiatan instabilitas. Jadi tidak akan ada latihan dengan negara lain manapun, di Laut China Selatan," tegas Panglima TNI.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya