Liputan6.com, Jakarta Emiten perhotelan properti dan penyewaan kendaraan, PT Esta Multi Usaha Tbk. (ESTA) mencatat rugi bersih hingga Rp 958,8 juta pada tahun 2024.
Mengutip Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (4/4/2025) laporan keuangan ESTA menunjukkan bahwa perseroan mengalami rugi bersih tahun berjalan yang diatribusikan sebesar Rp 958,8 juta selama tahun 2024.
Di tahun sebelumnya, ESTA sempat mencetak laba bersih senilai Rp 27,4 miliar pada 2023.
Advertisement
Meski mencatat kerugian, pendapatan ESTAmeningkat 9,1% secara tahunan (year on year/YoY) menjadi Rp 51,12 miliar pada 2024 dari Rp50,5 miliar di tahun sebelumnya.
Pertumbuhan pendapatan ESTA di tahun 2024 ditopang dari pendapatan hotel yang berkontribusi sebesar Rp 38,8 miliar pada 2024. Namun, angka ini menandai penurunan 2% YoY dari Rp 39,6 miliar yang tercatat pada tahun 2023.
Adapun pendapatan sewa kendaraan dengan berkontribusi sebesar Rp 9,5 miliar pada tahun 2024, atau tumbuh 17,2% YoY dari Rp 8,1 miliar di tahun sebelumnya.
Selanjutnya pendapatan sewa ruko memiliki kontribusi Rp 2,46 miliar pada tahun 2024, serta pendapatan service charge berkontrobusi hingga Rp 241,6 juta dan pendapatan dari sewa ATM Rp 17 juta.
Beban pokok pendapatan perseroan tumbuh 9,8% YoY menjadi Rp 20,7 miliar pada tahun 2024 dari Rp 18,85 miliar yang tercatat pada 2023.
Laba bruto ESTA juga menyusut 3,8% menjadi Rp 30,4 miliar pada 2024 dibandingkan Rp 31,6 miliar pada tahun 2023. Perseroan kini memiliki aset sebesar Rp 330,9 miliar pada tahun 2024 atau naik 13,9% dari Rp 290,4 miliar di tahun sebelumnya.
Adapun jumlah liabilitas ESTA tumbuh 41% menjadi Rp 141,3 miliar, dibandingkan dengan Rp 100,1 miliar pada tahun 2023. Secara total, ESTA mencatat penurunan ekuitas hingga 0,37% menjadi Rp 189,6 miliar pada 2024 dari Rp 190,3 miliar di 2023.
DOID Catat Rugi USD 13,96 Juta hingga Kuartal III 2024
PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) mengumumkan kinerja periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2024.
Pada periode tersebut, perseroan membukukan pendapatan sebesar USD 1,35 miliar atau sekitar Rp 22 triliun (kurs Rp 16.304,52 per USD). Pendapatan itu turun 1,05 persen dibanding pendapatan pada periode yang sama tahun lalu sebesar USD 1,36 miliar.
Sementara pendapatan turun, beban pokok pendapatan naik menjadi USD 1,22 miliar dari USD 1,18 miliar pada September 2023. Alhasil, laba kotor perseroan tergerus menjadi USD 130,88 juta pada September 2024 dibanding USD 181,69 juta pada September tahun lalu.
Pada periode ini, perseroan membukukan pendapatan keuangan sebesar USD 8,93 juta dan pendapatan lain-lain USD 7,02 juta. Bersamaan dengan itu, beban usaha tercatat sebesar USD 73,82 juta, beban keuangan USD 79,6 juta, dan beban lain-lain USD 8,54 juta.
Setelah memperhitungkan beban pajak penghasilan, perseroan membukukan rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 13,96 juta atau sekitar Rp 227,63 miliar. Kondisi itu berbalik dibandingkan periode yang sama tahun lalu, di mana perseroan masih membukukan laba USD 21,66 juta.
Meski begitu, rugi bersih pada kuartal III 2024 membaik signifikan menjadi dibanding rugi yang dicatatkan pada kuartal sebelumnya yang tercatat mencapai USD 26,6 juta. Dari sisi aset perseroan sampai dengan 30 September 2024 turun menjadi USD 1,66 miliar dari USD 1,87 miliar yang dicatatkan pada akhir tahun lalu.
Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (20/12/2024), liabilitas sampai dengan 30 September 2024 turun menjadi USD 1,42 miliar dari USD 1,6 miliar pada Desember 2023. Sementara ekuitas turun menjadi USD 245,08 juta pada September 2024 dibandingkan posisi akhir tahun lalu yang tercatat sebesar USD 272,6 juta.
Advertisement
Anak Usaha Delta Dunia Makmur Caplok Tambang Batubara di Australia Rp 7,2 Triliun
Sebelumnya, PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID), melalui anak usahanya PT Bukit Makmur Internasional (BUMA International), melakukan perjanjian yang mengikat dengan Peabody Energy Corporation (Peabody), melalui anak perusahaannya, Peabody SMC Pty. Ltd., untuk mengakuisisi 51% saham di Dawson Complex (Dawson) senilai USD 455 juta.
Langkah ini memberikan BUMA International kepemilikan pengendali atas salah satu tambang batubara metalurgi terbesar di Australia.
Dawson merupakan bagian dari portofolio Steelmaking Coal Anglo American, yang dijual kepada Peabody berdasarkan perjanjian penjualan yang terpisah setelah proses penjualan yang kompetitif.
BUMA International akan mendanai Peabody untuk akuisisi Dawson dan Peabody akan mentransfer Dawson Complex ke BUMA International setelah penyelesaian transaksi dengan Anglo American, dengan syarat proses hak pre-emptive terkait Dawson dan kondisi-kondisi lainnya telah selesai. Perjanjian-perjanjian tersebut ditandatangani pada tanggal 25 November 2024.
Akuisisi ini akan dilaksanakan melalui entitas yang baru didirikan di Australia. Penyelesaian akuisisi ini tergantung pada pemenuhan semua persyaratan yang disepakati oleh Peabody dan BUMA International, dengan target penyelesaian pada tahun 2025.
"Akuisisi Dawson memperkuat posisi kami di pasar batubara metalurgi global dan melanjuti akuisisi terbaru kami sebelumnya, Atlantic Carbon Group Inc (ACG). Langkah ini semakin mewujudkan rencana strategis multi-tahun kami untuk mendiversifikasi menjadi penyedia jasa dan produsen batubara terkemuka, dengan memanfaatkan kapabilitas terdepan kami di industri ini,” jelas Ronald Sutardja, Presiden Direktur Delta Dunia Group dalam keterangannya, Senin (25/11/2024).
