Liputan6.com, Jakarta - Satuan Tugas Operasi Tinombala 2016 menembak mati seorang terduga teroris kelompok Santoso, Kamis 10 November kemarin. Penembakan dilakukan setelah pria itu melakukan perlawanan dengan melempar bom lontong.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Agus Rianto mengatakan, kejadian bermula saat Satgas Tinombala operasi di Dusun Kuala Air Teh, Desa Salubanga, Sausu, Parigi, Sulawesi Tengah. Satgas melihat dua orang tak dikenal (OTK) melintas sekitar pukul 13.00 Wita.
"2 OTK membawa parang dan terlihat salah satu OTK menggunakan topi koboi warna cokelat. Mereka diduga mencari bahan makanan di kebun milik warga," ujar Agus di Jakarta, Jumat (11/11/2016).
Advertisement
Agus melanjutkan, tim Satgas memberikan tembakan peringatan ke udara. Satgas juga melakukan pengejaran setelah kedua OTK tersebut melarikan diri. Alih-alih menyerah, OTK itu justru melakukan perlawanan dengan melemparkan bom ke arah petugas.
"Selanjutnya terjadi pelemparan bom lontong oleh OTK, kemudian ditembak, yang mengakibatkan 1 OTK meninggal dunia, dan 1 OTK lagi melarikan diri ke arah selatan atau barat daya," papar Agus.
Dalam penangkapan itu, satgas mengamankan barang bukti berupa 1 tas ransel biru hitam, 3 bom lontong, 1 kompas, 1 gergaji, obat-obatan, 1 pakaian loreng, 3 kartu identitas, makanan, dan pakaian.
Baku tembak terjadi antara Tim Alfa 29 yang dipimpin Lettu Infanteri Agung. Dugaan sementara, anak buah Santoso yang tewas itu adalah Galuh, warga asal Bima, Nusa Tenggara Barat. Namun untuk kepastiannya, aparat masih melakukan identifikasi terhadap jasad anak buah Santoso tersebut.