Liputan6.com, Samarinda - Air mata Marbun, ayah Intan Alivia, tak henti mengalir. Putri kesayangannya yang masih berusia 2,5 tahun, terbaring tak bernyawa. Tawa Intan tak akan lagi terdengar.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Senin (14/11/2016), nyawa bocah ini tak tertolong setelah dirawat di rumah sakit, sejak Minggu sore, 13 November 2016.
Paru-paru Intan terinfeksi gas beracun dari ledakan bom. Sementara luka bakar di tubuh mungilnya mencapai 75 persen. Intan mengembuskan napas terakhir dini hari tadi.
Advertisement
Ucapan belasungkawa juga disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy. Sang menteri bahkan ikut menitikkan air mata dan mengutuk keras peristiwa pengeboman di Gereja Oikumene.
Dukacita juga diungkapkan para netizen. Kematian Intan menghancurkan hati masyarakat yang diungkapkan melalui media sosial. Doa pun terus mengalir bagi sang bocah, melalui #RIPIntan.
Tak hanya Intan, korban ledakan bom di Gereja Oikumene lainnya juga adalah anak-anak. Salah satunya dirawat di Rumah Sakit Abdul Wahab Syahranie, Samarinda, juga mengalami luka bakar 50 persen.