Nusron Wahid: Hukum Berat Majikan Penyiksa TKI Suyanti

Menurut Nusron, pemerintah Indonesia dan Malaysia berkomitmen untuk perlindungan TKI.

oleh Yusron Fahmi diperbarui 27 Des 2016, 20:03 WIB
Diterbitkan 27 Des 2016, 20:03 WIB
Nusron Wahid
Nusron Wahid adalah politikus yang berasal dari Partai Golkar

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid menyesalkan terjadinya penganiayaan terhadap TKI Suyanti oleh majikannya di Malaysia.

Di tengah berbagai upaya pemerintah Indonesia dan Malaysia meningkatkan jaminan dan perlindungan TKI, ternyata masih ada juga majikan yang dengan cara-cara biadab menganiaya dan menyiksa TKI.

Untuk itu, BNP2TKI mendorong proses hukum secara tegas terhadap majikan yang menganiaya Suyanti untuk mendapatkan hukum berat.

"Kami mengutuk majikan yang menganiaya dan merendahkan martabat TKI kita. Kita akan terus berkoordinasi dengan KBRI di Malaysia untuk mengawal kasus ini agar pelakunya dihukum berat, dan TKI kita yang menjadi korban yaitu Suyanti mendapatkan keadilan," kata Nusron dalam keterangan tertulis, Selasa (27/12/2016).

Menurut Nusron, pemerintah Indonesia dan Malaysia berkomitmen untuk perlindungan TKI. Aparat kepolisian Malaysia juga bergerak cepat dalam menangani kasus itu. Di hari yang sama setelah TKI Suyanti ditemukan dalam kondisi babak belur akibat penyiksaan, Polisi Diraja Malaysia langsung menangkap majikan dan menahannya.

"Pemerintah melalui KBRI sudah melayangkan nota protes ke Malaysia. Kemudian kami di BNP2TKI juga secepatnya menelusuri pihak-pihak yang memberangkatkan Suyanti ke Malaysia, siapa agennya, dan bagaimana jalurnya. Mereka harus ikut dimintai pertanggungjawabannya juga," ujar Nusron.

Ditemukan Dekat Selokan

Kasus TKI Suyanti mencuat pada 21 Desember sekitar Pukul 12.00. KBRI di Kuala Lumpur memperoleh informasi soal penemuan TKI dalam keadaan tidak sadarkan diri di dekat selokan di Jalan PJU 3/10 Mutiara Damansara.

Setelah menerima laporan tersebut, KBRI segera merujuk TKI itu ke Rumah Sakit Pusat Perubatan Universiti Malaysia (RS PPUM) untuk mendapatkan perawatan intensif. KBRI juga telah melaporkan kejadian ini ke Kepolisian Malaysia dan berdasarkan laporan itu, majikan pelaku penyiksaan telah ditahan oleh Polisi Di Raja Malaysia (PDRM).

Dari hasil penelusuran KBRI, diketahui bahwa TKI korban penyiksaan bernama Suyanti binti Sutrino, umur 19 tahun, berasal dari Kisaran, Sumatera Utara. Ketika dibawa ke RS, Suyanti dalam keadaan luka sekujur tubuhnya dan lebam kedua matanya karena penyiksaan.

Selama berada di Rumah Sakit, Satgas Perlindungan WNI KBRI Kuala Lumpur terus memberikan pendampingan.

Saat siuman, berdasarkan informasi dari Suyanti, dia masuk ke Malaysia pada 7 Desember 2016 melalui Tanjung Balai-Port Klang. Sesampainya di Port Klang, dia dijemput seorang agen bernama Ruby.

Pada 8 Desember 2016, Suyanti diantarkan ke rumah majikan, seorang wanita Melayu. Baru satu minggu kerja, majikan mulai menyiksa fisik Suyanti. Puncaknya 21 Desember 2016, Suyanti lari dari rumah majikannya itu, karena diancam menggunakan pisau besar oleh majikan perempuannya.

Pada 25 Desember 2016, Suyanti diizinkan untuk meninggalkan RS dan ditampung di penampungan KBRI. Untuk beberapa waktu ke depan, Suyanti juga masih harus menjalani rawat jalan.

Suyanti pun sudah diberikan fasilitas komunikasi dengan keluarganya di Medan melalui sambungan telepon. Namun di hari yang sama, diperoleh informasi pelaku telah dibebaskan dengan jaminan.

 


POPULER

Berita Terkini Selengkapnya