Liputan6.com, Jakarta Nama lengkapnya Gervasius Patar Haryowibowo Samosir, blesteran Jawa dan Batak ini dalam usia yang relatif muda sekitar 30 tahun sudah menjadi salah satu owner di Solidiance Indonesia. Keberhasilannya ini tidak datang tiba-tiba, tetapi telah dibangunnya sejak masih duduk di bangku SMA Taruna Nusantara Magelang. Kemudian beruntung mendapat beasiswa penuh dari President University, sehingga mempertemukannya dengan S.D. Darmono [Chairman Jababeka Group], sosok yang menginspirasinya.
Pilih President University Daripada ITB
Baca Juga
“Setelah lulus SMA Taruna Nusantara tahun 2004, saya termasuk 23 siswa yang mendapat beasiswa dari President University. Padahal saat itu saya juga lulus jalur SPMB dan diterima di ITB Jurusan Teknik Kimia. Namun saya putuskan memilih President University karena kurikulumnya berbeda dengan universitas lokal lainnya, yaitu dalam proses belajar mengajar menggunakan Bahasa Inggris,” ungkap Gervasius.
Advertisement
Selain itu Gervasius ingin mencoba hal yang baru. ”Ada boarding school, sebagai sekolah internasional pasti ada mahasiswa asingnya, atmosfernya begitu berbeda. Juga ada program internship (magang), dimana belum ada sekolah di Indonesia yang menerapkan program ini,” ujar Gervasius yang mengambil jurusan Management Finance and Banking.
Selama kuliah di President University, Gervasius merupakan mahasiswa yang super aktif, selain sering ikut berbagai lomba tingkat nasional, juga ikut merintis berdirinya Koperasi Mahasiswa. “Pengalaman di koperasi adalah belajar menggalang dana dari pihak ke 3 dan investor. Juga membuat business plan, rencana pengembalian modal. Kita bisa kelola dana 70 juta yang berkembang menjadi 130 juta,” ungkap Gervasius yang pernah menjadi runner up National Marketing Competition yang diselenggarakan Universitas Indonesia, sehingga memotivasi mahasiswa lainnya untuk ramai-ramai ikut lomba.
Berwawasan Internasional
Ingin melihat dunia luar adalah ambisinya, sehingga pria kelahiran 1986 di Kota Pati Jawa Tengah ini memilih magang di 2 perusahaan multinasional securitas company, yaitu Merrill Lynch Bank of America, ditugaskan di bank office yang fokus ke pasar saham dan finance. Kemudian di PNB Paribas, bank terbesar di Perancis yang berinvestasi di Indonesia, bekerja di bagian risk control and compliance, mengontrol pasar primer, financial staitment, legalitas dan lain-lain.
“Ada pengalaman menarik saat akan magang di Merrill Lynch, saya coba cari tahu nama direkturnya, kemudian pelajari tipikal email address-nya, dan saya coba email. Ternyata diterima dan langsung diwawancara, padahal yang magang di situ rata-rata anak jendral, anak birokrat dan anak pengusaha,” ungkap Gervasius yang lulus dari President University pada tahun 2008 dengan Grade Point Average (GPA) 3,7. Thesisnya mengenai pasar saham yaitu menganalisa perusahaan telekomunikasi, dengan dosen pembimbing Joseph Fraco dan Inyo Bagaskara.
Begitu lulus S1, kerja di Bank Danamon sebagai management training. Namun Gervasius merasa tidak cepat puas, coba ambil beasiswa MBA di Asian Institute of Management [AIM] di Philipina. Setelah selesai tahun 2010, Gervasius kerja sebentar di Buzz and Co dan Solidiance.
“Saya banyak kegiatan networking sehingga membawa saya masuk ke Group Bakrie di Business Analysis untuk membantu Bapak Anindya Bakrie. Saat itu beliau sebagai Presdir Bakrie Telecom, Komisaris Utama di VIVA Group dan Bakri Group, serta di Bumi Resources. Juga membantu beliau saat jadi Wakil Ketua Kadin, tergabung sebagai salah satu wakil media di ajang World Economic Forum. Intinya membantu melakukan networking di level internasional dari tahun 2011 – 2013,” ungkap Gervasius.
Setelah itu Gervasius balik lagi ke Solidiance sebagai Country Manager. Gervasius menyebutkan, Solidiance merupakan perusahaan regional management consulting di 12 negara Asia, juga punya kantor di AS dan Eropa. Fokusnya membantu perusahaan mutinasional dan korporasi untuk mengembangkan bisnisnya di Asia. Di sini, ia pribadi fokus di 3 sektor, pertama bidang TMT (Telecomunication, Media and Tecnology), kedua bidang energi menyangkut migas, listrik dan tambang, ketiga bidang konstruksi. Solidiance kemudian juga merambah ke health care and green technology. Dimana 2 tahun belakangan ini bekerjasama dengan perusahaan lokal seperti Trakindo, United Tractor, Telkom Indonesia dan Pertamina.
Di Solidiance ini pula Gervasius mendapat kesempatan mengikuti executive education selama 3 minggu, di University of Chicago Booth School of Business, Amerika, saat itu usianya baru 28 tahun.
“Itu membuka wawasan saya, bisa bertemu petinggi dari google dan microsoft, pokoknya orang-orang besar yang usianya lebih tua. Saya melihat posisi boleh beda, tetapi pengetahuan bisa sama, kita tidak usah malu dengan orang yang pangkatnya direktur, kita juga punya pengetahuan yang bisa di-share ke mereka,” ujar Gervasius yang kemudian menjadi associate partner dengan membeli saham Solidiance, alias menjadi salah satu ownernya.
Belajar Dari Sosok S.D. Darmono
Gervasius yang dalam mengenyam pendidikan selalu mendapat beasiswa ini memiliki filosofi hidup “Selalu mencoba hal-hal yang baru, setiap pekerjaan dikerjakan dengan sepenuh hati, dan berpikir akan membawa kebaikan, sehingga dikerjakan dengan ikhlas, apa pun hasilnya tetap disyukuri”.
Belajar disiplin waktu di SMA Taruna Magelang telah membentuk pribadi Gervasius hingga sekarang, juga saat kuliah di President University.
“Saya bertemu dengan mentor saya Pak Darmono yang mengajarkan untuk selalu kerja keras. Beliau melihat kita seperti anaknya, sering datang ke kampus untuk sharing dengan para mahasiswa, mengajak berbuka puasa bersama. Satu hal yang saya lihat yaitu memberi tanpa berharap menerima, artinya banyak perusahaan yang memberikan beasiswa tetapi meminta mereka setelah lulus harus kerja di perusahaan tersebut, sedangkan President University tidak demikian," kata Gervasius.
"Ketulusan itulah yang membuat beliau seperti orang seperti sekarang, apalagi beliau kan hidupnya susah dari awal. Cara beliau mengumpulkan para investor awal untuk membangun Jababeka sangat fenomenal, menjanjikan mimpi bisa terlealisasi. Ini yang menginspirasi saya,” tambahnya.
Kata-kata Pak Darmono yang selalu diingat Gervasius adalah menjaga kepercayaan orang kepada kita. Jika kita komitmen memegangnya maka apa yang sudah dipercayakan kepada kita akan terus berkembang.
“Contohnya saat saya memegang klien Pertamina, saya pegang project kecil-kecil dibawah 1 milyar, tetapi ketika mereka percaya kepada kami, mereka bisa memberi project 5 hingga 10 milyar. Kepercayaan mahal nilainya, seperti yang disampaikan Pak Darmono, saya pegang sampai sekarang,” ujar Gervasius yang penghasilannya sekarang mencapai 9 digit.
Powered By:
Jababeka