Mengenal QRIS, Sistem Pembayaran Digital Indonesia yang Disorot Amerika Serikat

QRIS, atau Quick Response Code Indonesian Standard, telah merevolusi transaksi digital di Indonesia. Namun, sistem pembayaran digital ini tengah disorot Pemerintah Amerika Serikat. Mengapa?

oleh Hanz Jimenez Salim Diperbarui 22 Apr 2025, 11:00 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2025, 11:00 WIB
Transaksi Digital Askrindo Tingkatkan Gerakan Literasi Masyarakat
Pengunjung bertransaksi menggunakan QRIS atas Pembelian Asuransi Kecelakaan Diri Askrindo pada gelaran Java Jazz Festival 2022 di booth DigiAsk Hall C2, JIExpo Kemayoran, Jakarta (28/05/2022). Transaksi ini meningkatkan literasi masyarakat atas kemudahan pembelian Asuransi secara online. (Liputan6.com/HO/Iqbal)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Sistem pembayaran Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) disorot Pemerintah Amerika Serikat (AS). Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR) mengklaim bahwa penerapan QRIS berpotensi membatasi ruang gerak perusahaan asing untuk bersaing di pasar pembayaran digital Indonesia.

"Perusahaan-perusahaan Amerika Serikat, termasuk penyedia layanan pembayaran dan bank, menyampaikan kekhawatirannya karena selama proses penyusunan kebijakan kode QR oleh BI," tulis USTR dalam laporannya, dikutip dari Kanal Bisnis Liputan6.com, Selasa (22/4/2025).

USTR mengatakan, pemangku kepentingan internasional tidak diberi informasi mengenai perubahan yang mungkin terjadi maupun kesempatan untuk menyampaikan pandangan mereka mengenai sistem QRIS, termasuk bagaimana sistem tersebut dapat dirancang agar lebih selaras dengan sistem pembayaran yang sudah ada.

Lalu apa itu QRIS?

Dikutip dari berbagai sumber, QRIS merupakan sistem pembayaran berbasis kode QR di Indonesia. Dikembangkan oleh Bank Indonesia (BI) dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI), QRIS diluncurkan pada 17 Agustus 2019.

QRIS ditujukan untuk menyederhanakan, mempercepat, dan mengamankan transaksi digital, mendorong inklusi keuangan dan digitalisasi ekonomi di Indonesia. QRIS bekerja dengan memindai kode QR menggunakan aplikasi dompet digital atau mobile banking yang terintegrasi.

QRIS dirancang untuk mengintegrasikan berbagai platform pembayaran digital, sehingga memudahkan transaksi bagi konsumen dan pedagang. Tidak perlu lagi kode QR berbeda untuk setiap aplikasi. Sistem ini telah berperan besar dalam mendorong inklusi keuangan dan digitalisasi ekonomi Indonesia, memberikan kemudahan dan keamanan transaksi bagi pengguna. Dengan QRIS, transaksi menjadi lebih efisien dan praktis, baik untuk konsumen maupun pedagang.

Kehadiran QRIS menandai sebuah revolusi dalam metode pembayaran di Indonesia. Sebelumnya, beragam aplikasi pembayaran memiliki kode QR masing-masing, menyulitkan pedagang dan konsumen.

QRIS menyelesaikan masalah ini dengan menyediakan satu kode QR universal. Hal ini mendorong efisiensi dan inklusi keuangan, memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia. Inovasi ini juga mendukung perkembangan UMKM dengan mempermudah akses transaksi digital.

Jenis-jenis QRIS

Pengguna Transaksi QRIS Tembus 45 Juta Orang
Bank Indonesia (BI) mengungkapkan, transaksi keuangan digital di Tanah Air berkembang dengan sangat cepat dalam satu tahun terakhir. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Ada beberapa jenis QRIS, disesuaikan dengan kebutuhan pengguna dan merchant. Merchant Presented Mode (MPM) Statis menggunakan kode QR statis di lokasi tetap, cocok untuk usaha mikro dan kecil. MPM Dinamis menghasilkan kode QR yang nominalnya ditentukan sebelum pemindaian, ideal untuk usaha besar dengan transaksi tinggi. Consumer Presented Mode (CPM) menampilkan kode QR konsumen yang berisi informasi akun dan jumlah pembayaran, cocok untuk transaksi cepat.

Masing-masing jenis QRIS menawarkan fleksibilitas dan kemudahan sesuai dengan skala bisnis. Sistem ini dirancang untuk mengakomodasi berbagai kebutuhan transaksi, mulai dari yang kecil hingga yang besar. Ketiga jenis QRIS ini memastikan kenyamanan dan efisiensi transaksi bagi semua pihak.

Sistem QRIS yang dinamis memungkinkan pedagang untuk memasukkan jumlah pembayaran sebelum konsumen memindai kode QR. Ini sangat efektif untuk transaksi dengan nominal yang bervariasi dan volume tinggi. Sementara itu, sistem statis cocok untuk bisnis yang transaksinya relatif sederhana dan jumlahnya tidak terlalu banyak.

Sistem CPM, di sisi lain, memberikan kemudahan bagi konsumen untuk melakukan pembayaran dengan cepat dan efisien. Konsumen hanya perlu menampilkan kode QR mereka kepada pedagang, yang kemudian dapat memindai kode tersebut untuk memproses pembayaran.

Manfaat QRIS bagi Konsumen dan Pedagang

QRIS
Deputi Gubernur Bank Indonesia Doni Primanto Joewono mengungkapkan bahwa perhitungan batasan Rp 100.000 ini sudah dihitung dengan data yang dikumpulkan BI. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Bagi konsumen, QRIS menawarkan kemudahan, kecepatan, dan keamanan transaksi. Tidak perlu lagi membawa uang tunai atau kartu, mengurangi risiko kehilangan dan kesalahan input. Bagi pedagang, QRIS meningkatkan potensi penjualan dengan menerima berbagai metode pembayaran digital, mengurangi ketergantungan pada uang tunai.

Kemudahan transaksi yang ditawarkan QRIS sangat terasa, terutama bagi konsumen yang sering melakukan transaksi digital. Kecepatan transaksi juga menjadi nilai tambah, menghemat waktu dan tenaga. Keamanan transaksi terjamin karena data terenkripsi dan tidak ada kontak fisik.

Bagi pedagang, QRIS membuka peluang untuk menjangkau lebih banyak konsumen yang menggunakan berbagai aplikasi pembayaran. Mereka tidak perlu lagi menyediakan banyak kode QR dari berbagai platform pembayaran, menyederhanakan proses transaksi dan menghemat biaya operasional. Penggunaan QRIS juga membantu mengurangi risiko kesalahan input jumlah pembayaran. Sistem ini memastikan akurasi transaksi, mengurangi potensi kerugian bagi kedua belah pihak.

 

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya