Polri Buru Perekrut Eks Pegawai Kemenkeu yang Diduga Gabung ISIS

Rikwanto menduga para perekrut ini bergerak menyasar para calon korbannya dengan mendatangi kegiatan keagaman di kampus-kampus.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 27 Jan 2017, 15:09 WIB
Diterbitkan 27 Jan 2017, 15:09 WIB
Pasukan ISIS di Suriah
Pasukan ISIS di Suriah

Liputan6.com, Jakarta - Lima WNI dideportasi pemerintah Turki. Mereka diketahui berinisial TUAB, MSU, dan MAU serta dua wanita berinisial NK dan NAA. Mereka diduga akan bergabung dengan kelompok radikal ISIS.

Kepala Biro Penerangan Umum Divisi Humas Polri Brigjen Rikwanto mengungkapkan, pihaknya akan memburu orang yang berperan merekrut lima WNI ini menuju Suriah.

"Ini masih kita dalami terus. Terutama masalah siapa yang merekrut, kemudian yang membiayai, memfasilitasi kemudian bagaimana dia bisa terekrut untuk berangkat ke sana," ujar Rikwanto di kompleks Perguruan Ilmu Kepolisian (PTIK), Jakarta Selatan, Jumat (27/1/2017).

Rikwanto menduga para perekrut ini bergerak menyasar para calon korbannya dengan mendatangi kegiatan keagaman di kampus-kampus, sehingga tidak menutup kemungkinan, para calon korbannya bukan lagi orang-orang biasa, melainkan para kaum intelektual atau yang berpendidikan tinggi.

"Ini berdasarkan hasil pemeriksaan penyelidikan dari tim Densus 88. Nah ini kita khawatirkan. Mudah-mudahan ke depan tidak ada terjadi lagi kaum intelektual bisa terekrut. Mereka cukup rasional dalam berpikir, cukup logis, seharusnya bisa menolak mana yang pantas, mana yang tidak. Mana yang patut, mana yang harus dihindarkan," terang Rikwanto.

Sebelumnya, pada Rabu, 25 Januari 2017, lima WNI tiba di Bandara Ngurah Rai Bali setelah dideportasi oleh otoritas pemerintah Turki. Mereka diduga akan bergabung dengan kelompok teror ISIS.

Salah satu yang dideportasi adalah seorang pria berinisial TUAB yang diketahui merupakan mantan PNS Kementerian Keuangan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya