Networking Jadi Modal Harri Ramdhani Wujudkan Mimpinya

Harri Ramdhani (Pria paling kanan) merupakan alumni President University yang memiliki mimpi untuk menjadikan Kota Palu mendunia.

oleh Liputan6 diperbarui 30 Jan 2017, 15:55 WIB
Diterbitkan 30 Jan 2017, 15:55 WIB
Harri Ramdhani Punya Mimpi Menjadikan Kota Palu Mendunia
Alumni President University, Harri Ramdhani Punya Mimpi Menjadikan Kota Palu Mendunia.

Liputan6.com, Jakarta Setiap kota selalu memiliki putra daerah yang sangat potensial sebagai agen perubahan. Sayangnya tidak banyak yang berani keluar daerah, atau hijrah bahkan merantau untuk meningkatkan kualitas diri dan mengembangakan wawasan.

Saat President University melakukan seleksi penerimaan mahasiswa di SMA Negeri 1 Palu, kesempatan emas ini dimanfaatkan dengan baik oleh Harri Ramdhani. Pada tahun 2009 anak bungsu dari 3 bersaudara ini mengikuti seleksi dan lolos mendapatkan beasiswa kuliah di President University, yaitu terletak di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, merupakan Kawasan Industri terbesar di Asia Tenggara, tempat belokasi nya lebih dari 1700 multinasional companies dari 30 negara.

"Saat itu, saya termasuk angkatan ke 2 dari SMA Negeri 1 Palu yang diterima President University. Saya tertarik kuliah di sini karena international class, harus kuliah dalam “full English” dan semua mahasiswa tingkat pertama harus masuk dalam asrama (President University Student Housing), sehingga lebih muda bergaul dan beradopsi dengan mahasiswa asing, yang juga sesuai cita-cita dari kecil ingin keliling dunia, maka saya mengambil jurusan International Business," ungkap Harri, kelahiran kota Palu 14 Desember 1990.

Berkeliling ke Mancanegara Membangun Network Bisnis

Sebagai mahasiswa, boleh dibilang Harri jarang di kampus, ketika ikut bisnis bersama teman, Harri sering berkeliling ke berbagai tempat untuk membangun network dan melihat peluang bisnis. Upayanya memperbanyak relasi juga dilakukannya dengan ikut perkumpulan Permasta (Persatuan Pemuda/Pelajar & Mahasiswa Sulawesi Tengah di Jakarta).

"Permasta ini anggotanya lumayan banyak hingga dari mahasiswa Palu yang kuliah di Bandung. Kegiatan kami lebih banyak ke carity dan membantu pelajar asal Palu yang ingin sekolah di sini. Tujuan besar kami adalah bagaimana berkontribusi dalam memajukan Kota Palu," ujar Ketua PUMA (President University Major Association), semacam Himpunan Mahasiswa di President University periode tahun 2011 ini.

Relasinya yang sangat banyak, memudahkan Harri dalam mencari perusahaan untuk tempat magang. Selama 8 bulan, Harri magang di PT. Jatilindo perusahaan multinasional asal Italia di Surabaya yang bergerak di ekspor-impor mining. Kedekatannya dengan CEO membuat Harri dipercaya bertanggung jawab pada banyak bagian, seperti marketing, akunting hingga pengecekan gudang, sehingga makin menambah ilmu dan relasinya dari berbagai negara.

"Salah satu relasi saya orang Austria memperkenalkan temannya asal Jerman. Dia CEO perusahaan pengeboran minyak yang berkantor di Singapura yang kemudian menawari pekerjaan setelah saya lulus nanti," ungkap Harri yang langsung menyatakan bersedia, karena cita-cita dari dulu ingin menjelajahi dunia.

Setelah lulus tahun 2013 dengan IPK 3,12, Harry langsung bekerja di perusahaan minyak Managed Pressure Operation Pte Ltd, Singapura sebagai Senior Marketing Team, Perusahaan patungan Jerman-Norwegia ini selain memiliki kantor cabang di Singapura, juga ada di Indonesia, serta Abu Dhabi, Houston dan Brazil. Selama kerja di Singapura, Harri lebih mementingkan menambah ilmu dan wawasan.

“Awalnya saya di marketing, tetapi setelah 6 bulan kerja, manajemen melihat saya cocok di finance karena kebutuhan finance yang lebih diutamakan. Bahkan saya dikirim untuk training finance beberapa kali, sehingga menambah wawasan saya,” ungkap Harri yang bolak-balik ke Surabaya satu minggu sekali, karena di Kota Pahlawan ini ada istri dan buah hatinya.

Setelah kembali dari Singapura pada tahun 2015, saat ini Harri disibukkan dengan aktivitas sebagai konsultan manajemen. Banyak relasi yang meminta bantuannya ketika mau memulai bisnis dan bagaimana mengembangkannya.

“Saya selalu pergi dari kota ke kota. Dalam sebulan bisa banyak tempat yang saya kunjungi. Bahkan ada relasi di Bali yang memiliki perusahaan meminta saya sebagai direktur. Perusahaan ini bergerak di yayasan, kontraktor, perbankan dan medical,” ujar ayah satu anak ini.

Menjadikan Kota Palu Mendunia

Relasi Harri yang terbangun di mana-mana adalah modal berharga saat dia balik ke Palu dan bisa membuat Palu dikenal dunia internasional. Bahkan Harri berencana membuat museum lukisan di Palu.

“Kebetulan ayah mertua memiliki dua ribu lebih lukisan masterpiece. Mungkin sekitar 500 lukisan akan dipamerkan di museum. Saya melihat orang asing itu suka hasil karya seni karena dianggap mewah, sehingga mereka bisa berkunjung ke kota Palu. Apalagi ditunjang Palu yang letak geografisnya unik, karena ada gunung, sungai dan laut, ini bisa menjadi destinasi wisata yang patut dikembangkan. Juga didukung kesenian tradisional yang dapat dikemas dengan baik,” tegas Harri.

Potensi lain yang bisa dikembangkan menurut Harry adalah hasil alam. Palu sebagai penghasil komoditas seperti kopra, arang, minyak nila, bahkan ada hasil tambang seperti tembaga dan emas. Namun sayangnya masyarakat masih melihat ke daerahnya sendiri, tidak berpikir menjual ke luar.

“Masyarakat dan pemerintah harus bisa berkolaborasi mengelola semua ini. Tentunya dengan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusianya. Disamping itu dibutuhkan investor untuk memajukan industri di Palu. Banyak dari teman-teman yang siap mendatangkan investor, tetapi apakah SDM di Palu sudah siap?,” ujar Harri.

“Saat ini teman-teman di Palu sedang membuat konsep dalam mengembangkan pertanian, ada 800 ribu hektar yang akan diolah. Mereka akan bekerja sama dengan para petani, memberikan edukasi bagaimana bertani secara modern,” ungkap sosok yang memiliki motto berpikir cerdas berbuat pintar, semua diawali dengan niat. 

Menurut Harri, Palu sudah memiliki segalanya, kecuali SDM belum dikelola dengan baik.

“Contoh kecil yang saya peroleh di Singapura, di sana tidak memiliki sumber daya alam, hanya punya sumber daya manusia, sehingga masyarakatnya disekolahkan dengan baik. Dididik disiplin dari kecil, sehingga bisa mengelola sumber daya alam negara lain. Maka saat di Singapura, saya tidak mencari penghasilan, tetapi menjadi manusia yang berkualitas dengan belajar banyak di sana,” ujar Harri yang tidak akan berhenti memperluas jaringan.

Harri teringat dengan perkataan, Rusdi Mastura Walikota Palu periode 2010-2015 yang menginginkan ada orang Palu yang sukses di daerah lain, selanjutnya balik untuk memajukan Palu. Harri yakin satu saat nanti mampu mewujudkan mimpinya membuat Palu bisa mendunia, tentunya melalui dukungan dari networking-nya yang sudah tersebar di berbagai negara.

 

Powered By:

Jababeka

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya