Liputan6.com, Jakarta - Pelaksana tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono meminta kepada siapa pun yang menjadi dalang dari pemasangan spanduk bernada provokatif untuk tidak lagi melakukan tindakan tersebut. Sebab, hal ini dapat membuat kehidupan bermasyarakat menjadi kurang harmonis.
"Siapa pun juga saya yakin, yang mengerti ini secara pribadi saya minta agar hentikan langkah ini (pasang spanduk provokatif)," tutur Sumarsono di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (14/3/2017).
Seperti diketahui, usai Pilkada DKI 2017 putaran pertama, tersebar spanduk penolakan salat jenazah pembela penista agama di sejumlah wilayah Jakarta. Spanduk ini ditujukan bagi pemilih Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang merupakan terdakwa kasus dugaan penistaan agama.
Advertisement
Sumarsono menyayangkan dalam ajang Pilkada DKI 2017, hubungan antarmasyarakat Jakarta malah menjadi renggang. Hal ini disebabkan perbedaan pilihan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur. Ditambah lagi mulai bermunculannya spanduk bernada negatif.
"Sekarang Jakarta sudah terkotak-kotak, terbelah dua, dan membahayakan kesatuan dan persatuan Indonesia, khususnya di DKI. Apalagi Pilkada DKI 2017 jadi miniatur karena disorot oleh dunia bukan nasional saja," ucap dia.
Untuk itu, Sumarsono mengimbau agar masyarakat ikut andil dalam menciptakan keharmonisan dan kerukunan hidup bertetangga dalam suasana Pilkada DKI 2017. Jangan malah saling cibir, bahkan adu fisik karena masalah politik.
"Kita semua bersaudara. Semua bisa dibicarakan. Ciptakan iklim kondusif," ucap Sumarsono.