Pesan Wiranto untuk Etnis Tionghoa di Peringatan Cap Go Meh

Wiranto berpesan agar masyarakat membangun semangat toleransi dan solidaritas bersama agar benih perpecahan tidak tumbuh di Tanah Air.

oleh Liputan6 diperbarui 20 Mar 2017, 07:43 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2017, 07:43 WIB
Menko Polhukam Wiranto
Menko Polhukam Wiranto

Liputan6.com, Jakarta - Menko Polhukam Wiranto menilai ancaman terbesar yang dihadapi Indonesia saat ini datang dalam negeri. Ia mengindikasi adanya sejumlah pihak yang menginginkan perpecahan terjadi di Tanah Air.

"Kejahatan narkoba, terorisme, radikalisme, korupsi, illegal logging, illegal fishing dan sebagainya, itu ada dan kelihatan. Tapi sebenarnya yang sangat berbahaya adalah ancaman perpecahan dari bangsa sendiri," kata ucap Wiranto saat memberi sambutan di Perayaan Cap Go Meh bersama 2017 yang diadakan Forum Bersama Indonesia Tionghoa (FBIT), Minggu, 19 Maret 2017.

Untuk dapat menghindari ancaman tersebut, Wiranto berpesan agar masyarakat membangun semangat toleransi dan solidaritas bersama agar benih perpecahan tidak tumbuh di Tanah Air.

"Semangat toleran artinya masyarakat bisa merasakan penderitaan orang lain, bisa merasakan kesulitan orang lain dan selanjutnya dengan ikhlas ikut meringankan beban mereka itu," kata Wiranto dilansir dari Antara.

Di perayaan Cap go Meh tersebut, Wiranto pun memberikan tiga pesan kepada warga etnis Tionghoa agar ikut membangun semangat toleransi dan solidaritas di tengah-tengah masyarakat. 

"Pertama, kita harus merasa memiliki negeri ini. Kedua, masyarakat harus wajib membela negeri ini, bukan hanya membela negara tapi membela masyarakat, teman-teman, kaum fakir miskin dan duafa. Kemudian ketiga, harus mampu selalu mengintrospeksi diri seberapa besar sumbangan yang telah diberikan pada negeri ini," ucap mantan Panglima ABRI itu.

Menurut dia, bila tiga hal itu ditanamkan dalam diri warga, maka benih perpecahan tidak akan muncul di negeri ini.

"Kalau 3 hal ini dapat dilaksanakan, maka Cap Go Meh ini merupakan kebangkitan kita sebagai bangsa utamanya masyarakat Tionghoa untuk membangun kebersamaan, membangun toleransi, dan memberikan sumbangsih untuk mengatasi kesenjangan," kata Wiranto.

Wiranto pun mengingatkan pentingnya toleransi dalam kehidupan berbangsa. Menurut dia, membangun toleransi di antara masyarakat ada dua cara. Pertama yaitu dengan cara menahan diri dan Kedua, membantu mereka yang membutuhkan bantuan dengan cinta kasih.

"Kalau hal itu dilakukan niscaya akan terbangun  kepercayaan dan kecintaan antar sesama warga masyarakat," ucap dia.

Sementara itu, Ketua Pembina Forum Bersama Indonesia Tionghoa, Murdaya Poo mengapresiasi kehadiran Menko Polhukam dalam forum yang ia gelar. Menurut Murdaya Kedatangam Wiranto menambah keyakinan bahwa etnis Tionghoa merupakan bagian dari Indonesia.

Apalagi, dengan adanya UU 12/2006 tentang WNI, sehingga etnis Tionghoa memiliki status dan hak yang sama, sehingga tidak ada lagi istilah pribumi dan non pribumi, asli dan tidak asli.

"Suku Tionghoa tidak pernah absen dalam menyeimbangkan bangsa khususnya di sektor ekonomi dan olahraga," kata Murdaya Poo.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya