Liputan6.com, Jakarta Mantan Wakil Ketua KPK Irjen (Purn) Bibit Samad Rianto secara resmi diangkat menjadi penasihat Bidang Pengawasan Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla RI). Pengangkatan yang dilakukan Kepala Bakamla Laksdya TNI Ari Soedewo itu berlangsung di Kantor Pusat Bakamla Jakarta.
Dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Jumat (7/4/2017), Bibit Samad tak hanya diterima Kepala Bakamla, namun juga disambut sejumlah Pejabat Tinggi Madya maupun Pejabat Tinggi Pratama Bakamla.
Baca Juga
Mereka antara lain Deputi Operasi dan Latihan Bakamla Laksda TNI Andi Achdar, Plt Deputi Kebijakan dan Strategi Bakamla Brigjen Pol Arifin, Plt Deputi Informasi Hukum dan Kerjasama Bakamla RI Brigjen Pol Abdul Gofur.
Advertisement
Selain itu, juga Kepala Biro Umum Bakamla RI Laksamana Pertama TNI Suradi Agung Slamet, Plt Dirlitbang Brigjen Pol Frederik Kalalembang, Staf ahli Bidang Operasi Laksda TNI (Purn) Herry Setianegara, Staf Ahli Bidang Logistik Laksda TNI (Purn) Harry Pratomo, dan Staf Khusus Bidang Penguatan dan Kerjasama Taviota Bay.
Kisah perjalanan hidup Bibit Samad Riyanto cukup berliku dan inspiratif. Sebagai anak dari keluarga kurang mampu, ia berhasil menjalani hidupnya hingga menjadi seorang jenderal di kepolisian dan bahkan pimpinan KPK.
Kehidupan sebagai kuli tenun dijalaninya demi bisa menyelesaikan pendidikan SMA di tanah kelahirannya, Kediri, Jawa Timur. Karena kondisi ekonomi, orangtua Bibit hanya mampu membiayai sampai SMP saja. Seusai menyelesaikan pendidikan SMA, Bibit kemudian memilih bergabung di Akademi Kepolisian (Akpol), selain karena alasan ekonomi, juga karena ingin mencapai cita-citanya sebagai penegak hukum yang baik sesuai fungsinya untuk masyarakat.
Setelah lulus dari Akpol pada 1970, Bibit mengabdikan dirinya selama 30 tahun di Kepolisian RI. Berbagai posisi teritorial pernah diembannya. Di antaranya Kapolres Jakarta Utara, Kapolres Jakarta Pusat, Wakapolda Jawa Timur, dan Kapolda Kalimantan Timur.
Selama menjadi Kapolda Kalimantan Timur di pengujung tahun 1990-an, Bibit dikenal tegas terhadap kasus illegal logging. Selama itu pula ia sering digoda suap para cukong kayu. Kala itu ia pernah ditawari suap puluhan miliar. Tapi secara tegas, Bibit menolak itu. Selama masa tugasnya, dia berhasil menangani 234 kasus illegal logging.
Setelah pensiun dari dinas Kepolisian pada 15 Juli 2000 dengan pangkat terakhir Inspektur Jenderal, Bibit tak ingin aktivitasnya berhenti begitu saja. Bibit mengajar manajemen di sejumlah kampus, mulai jenjang S-1 hingga S-3. Di antaranya Universitas Bina Nusantara, Universitas Negeri Jakarta, dan Universitas Indonesia.
Atas dedikasi dalam pengabdiannya kepada bangsa dan negara, pensiunan jenderal bintang dua bergelar Doktor dan pernah menjadi Rektor Universitas Bhayangkara selama tiga tahun ini, telah dianugerahi banyak penghargaan atau tanda jasa. Antara lain Satya Lencana Kesetiaan, Satya Lencana Dwidya Sista, Bintang Bhayangkara Nararya, Bintang Yudha Dharma Nararya, dan Bintang Bhayangkara Pratama.
Karakter, pengalaman, dan pengabdian Bibit Samad Rianto kepada bangsa dan negara yang sangat mengagumkan itu, kini diharapkan dapat memberikan sumbangsih dan perubahan bagi Bakamla RI ke arah yang lebih baik.