Ketum PAN Ungkap Peran JK dalam Pencalonan Anies di Pilkada DKI

Anies Baswedan awalnya tak pernah disebut atau masuk radar parpol koalisi di luar pengusung calon petahana.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 03 Mei 2017, 09:47 WIB
Diterbitkan 03 Mei 2017, 09:47 WIB
20170127- Gaya Cagub DKI Saat Ikuti Debat Putaran Kedua-Jakarta- Faizal Fanani
Cagub DKI nomor urut tiga, Anies Baswedan memberikan penjelasan programnya pada Debat Cagub DKI Putaran Kedua di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta, Jumat (27/1). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan membeberkan peran Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK, dalam pemilihan nama Anies Baswedan di Pilkada DKI Jakarta 2017.

Anies Baswedan awalnya tak pernah disebut atau masuk radar parpol koalisi di luar pengusung calon petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Namun saat hari terakhir, nama mantan Mendikbud itu akhirnya muncul atas rekomendasi JK.

"Jam 12.00 malam sampai jam 01.00 pagi itu ada intervensinya Pak JK. Saya kan suka terus terang. Pak JK boleh enggak ngaku, saya dengar kok teleponnya," kata Zulkifli di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa 2 Mei 2017.

"Memang, calon saya kalah. Calon saya AHY sama Sylvi kan? Tapi begini, dulu kita sudah janji. Karena dulu terus terang, saudara Anies itu tidak ada yang mau. Ini saya buka rahasianya. Boleh cerita enggak? Biar jelas, gitu kan. Kita kan suka yang jelas-jelas terang," ujar Zulkifli.

Zulkifli mengatakan, awalnya nama yang sudah disepakati oleh Demokrat, PAN, PKB, PPP, Gerindra dan PKS, adalah Yusril Ihza Mahendra - Sandiaga Uno, tapi belum final. Keenam parpol itu juga sempat melirik pengusaha Chairul Tanjung, tapi ia tidak bersedia karena bisnisnya tengah menurun.

"Jadi dulu, calon itu Yusril, Sandi, sudah. Dihitung-hitung enggak menang. Sampai jam 12.00 malam sebelum pendaftaran. Maka dicarilah kesepakatan enam partai itu, (Chairul) Tanjung barangkali. Jam 12.00 kurang baru ketemu dan kontak Chairul Tanjung. 'Gila kalian, ini usaha saya lagi susah, kok disuruh maju gubernur'. Itu jawabnya," tutur Zulkifli.

Namun, saat pertemuan di Cikeas, berkembang kabar akan mengusung Agus Harimurti Yudhoyono sebagai calon. Meski Gerindra dan PKS tak ikut dalam pertemuan tersebut, Prabowo Subianto menyetujuinya dengan syarat jadi wakilnya Sandi.

"Begitu AHY sudah putus ceritanya, Pak Prabowo bilang boleh, tapi jadi wakil. Sandi yang gubernurnya, karena Sandi sudah bekerja lama. Sandi datang jam 09.00 ke rumah saya di Widya Chandra. Waktu itu dia bilang enggak apa-apa saya jadi wakil, tapi pertemukan Pak Prabowo dengan Pak SBY," urai Zulkifli.

Ia menambahkan, saat negosiasi Agus-Sandi itulah, Gerindra dan PKS tak bisa merapat dengan empat parpol lainnya, akhirnya keduanya berkoalisi mengusung calon sendiri.

"Nah, saya tahu kalau Pak Prabowo dan Pak SBY ketemu, mesti ada jaminan lima tahun selesai. Kira-kira itu isinya. Sehingga tak jadi ketemu. Sudah putus AHY. Di sini ya Sandi sama Mardani (Jubir PKS)," ucap Zulkifli.

Namun, saat pasangan Sandi-Mardani belum final, di situ JK meyakinkan koalisi parpol di luar pengusung calon petahana agar mengusung Anies Baswedan saja, dipasangkan dengan Sandiaga Uno.

"Pak JK-lah yang meyakinkan sehingga berubah, tapi di sini sudah kadung mau mengumumkan Pak Agus sama Sylvi, jam 02.00 pagi di sana baru putus. Akhirnya Anies diambil, Sandi jadi wakil," kata Zulkifli.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya