Top 3 News Hari Ini: Peran JK dalam Pencalonan Anies di Pilkada

Top 3 News Hari Ini, Zulkifli Hasan membeberkan peran Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK, dalam pemilihan nama Anies Baswedan di Pilkada DKI

oleh TaufiqurrohmanPutu Merta Surya PutraDelvira Hutabarat diperbarui 03 Mei 2017, 20:23 WIB
Diterbitkan 03 Mei 2017, 20:23 WIB
Top 3 Berita Hari Ini
Top 3 News Hari Ini, Zulkifli Hasan membeberkan peran Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK, dalam pemilihan nama Anies Baswedan di Pilkada DKI.

Liputan6.com, Jakarta - Top 3 News Hari Ini, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan ungkap intervensi Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) dalam pencalonan Anies Baswedan di Pilkada DKI 2017.

Awalnya tak ada partai yang mau mengusung mantan Menteri Pendidikan itu. Namun namanya tiba-tiba muncul atas rekomendasi JK.

Sementara itu di Balai Kota, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dikagetkan dengan tangisan seorang ibu yang bertugas sebagai pasukan oranye.

Khotimah mengaku diberhentikan tiba-tiba oleh lurah Semper, Jakarta Barat karena faktor umur.

Mendengar keluhan Khotimah, Ahok mengatakan seharusnya ibu tersebut masih bisa bekerja.

Hingga malam ini berita tersebut paling banyak menyita perhatian pembaca Liputan6.com, terutama di kanal News, Rabu (3/1/2017).

Berikut berita terpopuler dalam Top 3 News Hari Ini:  

1. Ketum PAN Ungkap Peran JK dalam Pencalonan Anies di Pilkada DKI

Cagub DKI nomor urut tiga, Anies Baswedan memberikan penjelasan programnya pada Debat Cagub DKI Putaran Kedua di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta, Jumat (27/1). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan membeberkan peran Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK, dalam pemilihan nama Anies Baswedan di Pilkada DKI Jakarta 2017.

"Jam 12.00 malam sampai jam 01.00 pagi itu ada intervensinya Pak JK. Saya kan suka terus terang. Pak JK boleh enggak ngaku, saya dengar kok teleponnya," kata Zulkifli di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa 2 Mei 2017.

"Jadi dulu, calon itu Yusril, Sandi, sudah. Dihitung-hitung enggak
menang. Sampai jam 12.00 malam sebelum pendaftaran. Maka dicarilah kesepakatan enam partai itu, (Chairul) Tanjung barangkali. Jam 12.00 kurang baru ketemu dan kontak Chairul Tanjung. 'Gila kalian, ini usaha saya lagi susah, kok disuruh maju gubernur'. Itu jawabnya," tutur Zulkifli.

Namun, saat pertemuan di Cikeas, berkembang kabar akan mengusung Agus Harimurti Yudhoyono sebagai calon.

Selengkapnya...

2. Kontrak Diputus, Emak-Emak Pasukan Oranye Menangis ke Ahok 

Warga mengadu ke Ahok (Liputan6.com/ Delvira Chaerani Hutabarat)

Seorang Pekerja Harian Lepas (PHL) bernama Khotimah (51) menangis saat mengadu kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Khotimah mengatakan telah mengikuti tes perpanjangan masuk Pekerja Penanganan Sarana dan Prasarana Umum (PPSU) dan masih sempat diberikan tugas.

"Saya sedih, saya enggak punya kerjaan lagi. Saya enggak bisa bayar kontrakan lagi. Gara-gara umur katanya," ujar dia.

Selengkapnya...

3. Alumni Universitas Harvard Serahkan Petisi Ahok ke PN Jakut

Todung Mulya Lubis bersama beberapa alumni Univeritas Harvard lainnya saat mendatangi PN Jakut. (Liputan6.com/Putu Merta SP)

Beberapa alumni Universitas Harvard hari ini menyambangi Pengadilan Negeri Jakarta Utara, untuk menyerahkan petisi berisi penolakan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menistakan agama.

"Tapi selain 26 inisiator ini ada 10.000 lebih concern citizen menandatangani petisi ini, dan akan ditandatangani lebih banyak lagi oleh warga yang concern dengan penegakan hukum," kata Todung Mulya Lubis, yang mewakili para alumni Univeritas Harvard.

Todung mengaku awalnya enggan menyampaikan petisi tersebut kepada PN Jakarta Utara. Sebab, akan terkesan seperti melakukan intervensi kepada majelis hakim yang menangani kasus Ahok.

"Tapi peradilan kasus Basuki Tjahaja Purnama sudah memasuki tahap-tahap yang tidak normal. Kenapa, begitu? Banyak mobokrasi, begitu banyak intimidasi, begitu banyak tekanan yang dilakukan," dia menegaskan.

Todung menyatakan, pihaknya mencurigai proses sidang Ahok yang dinilai sudah sangat tidak objektif, dan hakim dalam posisi yang tidak mudah memutuskan.

Selengkapnya...

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya