Mendikbud: Jangan Main-Main dengan Kebhinekaan

Meski mayoritas Islam, menurut Muhadjir, di beberapa daerah di Nusantara memperlihatkan bahwa umat muslim justru minoritas.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Mei 2017, 23:08 WIB
Diterbitkan 14 Mei 2017, 23:08 WIB
Mendikbud Muhandjir Effendy
(Mendikbud)

Liputan6.com, Bengkulu - - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengimbau semua pihak tidak bermain-main dengan kebhinnekaan, tapi terlibat aktif merawat kemajemukan Indonesia.

"Harus selalu diingat dan disadari bahwa Indonesia itu majemuk, jadi jangan bermain-main dengan kebhinnekaan," kata Muhadjir di Bengkulu, Minggu (14/5/2017).

Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), itu mengatakan secara agregat Indonesia memang mayoritas beragama Islam, namun hal tersebut tidak serta merta memberikan hak bagi mayoritas untuk berbuat intoleran.

Meski mayoritas Islam, menurut dia, di beberapa daerah di Nusantara memperlihatkan bahwa umat muslim justru minoritas.

"Kalau kita sebagai mayoritas intoleran, bukan tidak mungkin itu dibalaskan kepada umat muslim di mana mereka menjadi minoritas, jadi mari kita pikirkan sama-sama," kata dia.

Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Periode 2015-2020 untuk Bidang Pendidikan Tinggi, Penelitian dan Pengembangan itu juga mengingatkan, bahwa pihak yang berbuat intoleran kepada umat lain perlu dipertanyakan kehidupan beragamanya.

Bila seseorang memahami agama Islam dengan baik, menurut dia, maka tidak ada celah untuk berbuat intoleran, apalagi radikal.

Oleh karena itu, ia mengimbau seluruh pendidik untuk memupuk semangat toleransi di sekolah melalui peningkatan kualitas belajar mengajar.

Reformasi sekolah, dinilainya, akan dimulai pada tahun ajaran baru 2017/2018 dengan menambah waktu di sekolah menjadi delapan jam.

"Reformasi sekolah segera dimulai dengan delapan jam waktu di sekolah dengan sistem belajar yang kreatif, kritis, dan analitis," kata Mendikbud Muhadjir seperti dikutip dari Antara.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya