Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi kesal dengan kondisi pembangunan saat ini. Indonesia belum juga bisa mengejar ketertinggalan dari negara yang dulu justru belajar dari Indonesia.
Jokowi mencontohkan, ruas tol Jakarta-Bogor-Ciawi (Jagorawi) dibangun pada 1970-an. Tapi setelah 40 tahun, Indonesia hanya berhasil membangun 780 km ruas jalan tol baru. Jika dibandingkan dengan China, saat ini sudah berhasil membangun 280 km jalan tol.
Baca Juga
"Dulu belajar kepada kita. Kita harus sadar semuanya dulu banyak yang belajar kepada kita. Malaysia, guru-guru belajar kepada kita, kita ngirim ke sana. Sekarang kita sudah kalah. Apa yang salah dari kita? Itu yang harus kita evaluasi," ujar Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Kamis (18/5/2017).
Advertisement
Begitu juga dengan keadaan BUMN Indonesia. PT PAL, BUMN di bidang pembuatan kapal sudah dibuka sejak 1972. Usianya kini sama dengan perusahaan serupa di Korea Selatan. Tapi kemajuannya sangat jauh berbeda.
"Kita belum maju ke mana-mana, dia sudah bisa bikin kapal selam. Apa yang salah dengan kita?" ujar Jokowi lagi.
Untuk itu, Presiden Jokowi mulai mengejar ketertinggalan dengan membangun infrastruktur di berbagai daerah di Indonesia. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat diberi alokasi dana besar untuk membangun berbagai infrastruktur ini.
Anggaran yang diberikan terus meningkat. Pada 2015, Kementerian PUPR mendapat Rp 119 triliun, 2016 dialokasikan Rp 98 triliun, dan 2017 RP 103 triliun. Anggaran besar juga dialokasikan untuk Kementerian Perhubungan. Pada 2015, anggarannya Rp 43 triliun, 2016 Rp 20 triliun, dan 2017 Rp 26 triliun. Anggaran ini tentu tidak kecil.
"Memang kita sekarang ingin fokus, ingin konsentrasi kepada infrastruktur karena kita sudah ditinggal jauh oleh negara-negara lain di sekitar kita. Ini adalah basic dalam rangka kita menuju ke step berikutnya," ucap Presiden Jokowi.