Jokowi: Negara Cepat Akan Menangkan Kompetisi

Salah satu yang paling dikeluhkan Jokowi adalah panjangnya proses pelaporan pertanggungjawaban anggaran atau sering disebut SPJ.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 18 Mei 2017, 19:16 WIB
Diterbitkan 18 Mei 2017, 19:16 WIB
Jokowi
Presiden Joko Widodo.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi tidak ingin pemerintahan berjalan lamban. Karena menurut dia, saat ini negara besar tak berarti bisa memenangkan kompetisi dunia. Kini, negara yang cepat berkembang lah yang akan menang.

"Berkali kali saya sampaikan, sekarang itu bukan negara kuat mengalahkan negara lemah. Tidak, bukan negara besar yang mengalahkan negara kecil. Tapi negara yang cepat akan mengalahkan negara yang lambat. Siapa yang cepat akan mengalahkan siapa yang lambat," ujar Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Kamis (18/5/2017).

Salah satu yang paling dikeluhkan Jokowi adalah panjangnya proses pelaporan pertanggungjawaban anggaran atau sering disebut SPJ. Jokowi begitu jengkel setiap pegawai harus menyusun 44 lampiran laporan SPJ setiap kali mengadakan kegiatan.

Hal ini kemudian diubah oleh Presiden yang meminta kebiasaan itu dirampingkan. Menteri Keuangan Sri Mulyani kemudian mengubah aturan hanya dengan 2 lampiran saja.

"44 (lembar) ngapain gitu lho, nyatanya 2 juga bisa. Pusing semua Pak Bupati, Ibu Bupati, kepala desa, kalau laporan seperti itu. Ini yang menyebabkan kita lamban ya di sini," ucap Jokowi.

Ditambahkan Presiden, mental seperti itu yang harusnya hilang dari para pejabat hingga pegawai pemerintahan saat ini. Kalau ini terus dibiarkan, jangan harap bisa memenangkan kompetisi global.

"Inilah yang harus kita perangi dan harus kita selesaikan. Kalau kita masih bertele-tele, masih berbelit-belit, jangan harap memenangkan pertarungan antarnegara. Jangan harap. Sekali lagi yang cepat akan mengalahkan yang lambat," pungkas Jokowi.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya