HUT Bhayangkara, Polwan Berdiri di Atas Moge yang Melaju

Kadiv Humas mengatakan, berbagai aksi yang ditampilkan di HUT Bhayangkara itu memiliki makna tersendiri.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 10 Jul 2017, 09:52 WIB
Diterbitkan 10 Jul 2017, 09:52 WIB
Polwan beraksi di peringatan HUT Bhayangkara
Polwan beraksi di peringatan HUT Bhayangkara (Liputan6.com/ Nanda Perdana Putra)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah aksi dari jajaran Polri ditampilkan dalam acara puncak Hari Ulang Tahun (HUT) ke-71 Bhayangkara. Atraksi yang dipamerkan tidak hanya dari pihak kepolisian, tapi juga melibatkan elemen masyarakat.

Pantauan Liputan6.com, Senin (10/7/2017), sebagai pembuka pertunjukan, para Polisi Wanita (Polwan) dengan kendaraan motor gede atau moge-nya, meliuk-liuk sesuai formasi. Ada sebanyak 19 Polwan yang menampilkan kemampuan bermotornya dan satu di antaranya bahkan unjuk kebolehan dengan berdiri di atas moge yang melaju cukup kencang.

Usai para Polwan pamer aksi bermotor, penari tradisional Nusantara pun tampil. Mereka menyatukan tari-tarian tersebut dengan format secara bergantian.

Mulai dari tarian adat Minangkabau, Aceh, Subang, Bali, Ponorogo, hingga Papua. Mereka dikawal personel Polri dengan menggunakan Bendera Merah Putih yang dikibarkan.

Masih dengan lantunan musik tradisional pengiring tarian daerah Nusantara, para penerjun payung satu persatu mendarat. Ada 27 penerjun yang dibagi menjadi sembilan penerjun dalam tiga batas rentang terjun.

Berganti atraksi lainnya, yakni Drumcorps dari para personel muda Polri. Mereka menabuh dan memainkan alat musik dengan disertai berbagai gerakan khusus.

Dengan lihai dan selaras, para polisi tersebut menampilkan aransemen musik dari lagu grup band Cokelat berjudul Bendera. Tidak ketinggalan Gemu Fa Mire yang merupakan lagu asal Nusa Tenggara Timur.

Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto menyampaikan, berbagai aksi yang ditampilkan di HUT Bhayangkara itu memiliki makna tersendiri.

"Polwan menggunakan sepeda motor ini maknanya, bahwa di Polri tidak ada permasalahan kesetaraan gender. Mereka memiliki kemampuan yang sama. Kemudian tari kolosal dimaknai mencerminkan Bhinneka Tunggal Ika. Karena tarian dari seluruh Tanah Air ini diramu," tutur Setyo di Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat.

"Kemudian ada terjun payung kita lihat kerja sama TNI, Polri dan sipil. Kemudian Drumcorps kita munculkan karena mereka merupakan calon pemimpin Polri masa depan," jelas Setyo.

Saksikan video di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya