Korban First Travel Mengadu ke Crisis Center Bareskrim dan Kemenag

Mereka datang untuk melengkapi data terkait tanggal pendaftaran hingga menagih janji keberangkatan oleh First Travel.

oleh Raden Trimutia Hatta diperbarui 18 Agu 2017, 13:32 WIB
Diterbitkan 18 Agu 2017, 13:32 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Posko pengaduan atau crisis center yang terdiri dari Bareskrim Polri, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Kementerian Agama (Kemenag) yang dibentuk sejak, Rabu, 16 Agustus 2017 hingga kini terus didatangi para calon jemaah umrah dari biro perjalanan First Travel.

Seperti ditayangkan Liputan6 Siang SCTV, Jumat (18/8/2017), para jemaah ada yang datang perorangan, ada pula yang mewakili jemaah lain. Mereka datang untuk melengkapi data terkait tanggal pendaftaran hingga menagih janji keberangkatan oleh First Travel.

Harapan para jemaah kini, ada solusi terbaik dari pemerintah, selain pengembalian biaya yang disetor. Mereka pun ingin tetap diberangkatkan ke Tanah Suci.

Dalam dua hari terakhir, sudah lebih dari 700 calon jemaah yang melengkapi data. Diperkirakan jumlah ini akan bertambah, mengingat posko hanya akan dibuka hingga dua minggu ke depan.

Sementara itu, dalam kasus dugaan penipuan calon jemaah umrah, sebelumnya penyidik telah menyita aset kedua tersangka, yakni berupa enam unik kendaraan. Namun dua unit telah dikembalikan.

Penyidik juga telah menyita rumah mewah bak istana milik bos First Travel yang berada di Jalan Taman Venesia Selatan, Sentul City, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Sedangkan butik milik Anniesa di kawasan Jalan Bangka Raya, Kemang, Jakarta Selatan juga tutup. Dari lokasi ini penyidik menemukan 47 buku tabungan saat melakukan penggeledahan.

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya