Liputan6.com, Jakarta - Posko pengaduan atau crisis center yang terdiri dari Bareskrim Polri, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Kementerian Agama (Kemenag) yang dibentuk sejak, Rabu, 16 Agustus 2017 hingga kini terus didatangi para calon jemaah umrah dari biro perjalanan First Travel.
Seperti ditayangkan Liputan6 Siang SCTV, Jumat (18/8/2017), para jemaah ada yang datang perorangan, ada pula yang mewakili jemaah lain. Mereka datang untuk melengkapi data terkait tanggal pendaftaran hingga menagih janji keberangkatan oleh First Travel.
Baca Juga
Saksikan Sinetron Naik Ranjang Episode Kamis 19 Desember 2024 Pukul 20.00 WIB di SCTV, Simak Sinopsisnya
Saksikan Sinetron Saleha Episode Kamis 19 Desember 2024 Pukul 18.15 WIB di SCTV, Simak Sinopsisnya
Saksikan Sinetron Asmara Gen Z Episode Kamis 19 Desember 2024 Pukul 17.00 WIB di SCTV, Simak Sinopsisnya
Harapan para jemaah kini, ada solusi terbaik dari pemerintah, selain pengembalian biaya yang disetor. Mereka pun ingin tetap diberangkatkan ke Tanah Suci.
Advertisement
Dalam dua hari terakhir, sudah lebih dari 700 calon jemaah yang melengkapi data. Diperkirakan jumlah ini akan bertambah, mengingat posko hanya akan dibuka hingga dua minggu ke depan.
Sementara itu, dalam kasus dugaan penipuan calon jemaah umrah, sebelumnya penyidik telah menyita aset kedua tersangka, yakni berupa enam unik kendaraan. Namun dua unit telah dikembalikan.
Penyidik juga telah menyita rumah mewah bak istana milik bos First Travel yang berada di Jalan Taman Venesia Selatan, Sentul City, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Sedangkan butik milik Anniesa di kawasan Jalan Bangka Raya, Kemang, Jakarta Selatan juga tutup. Dari lokasi ini penyidik menemukan 47 buku tabungan saat melakukan penggeledahan.