Polri: 2 Terduga Teroris Tewas di Bima Tinggal Berpindah-Pindah

Setyo mengatakan, tipikal anggota kelompok teroris tersebut salah satunya bergerak secara berpindah-pindah.

oleh Rezki Apriliya Iskandar diperbarui 31 Okt 2017, 14:09 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2017, 14:09 WIB
Teroris
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Setyo Wasisto menunjukan foto dua pucuk senjata rakitan di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (31/10). Dalam peristiwa itu, Tim Densus 88 antiteror mengamankan sejumlah barang bukti. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Dua terduga teroris yang tewas dalam baku tembak dengan Datasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror di Ambalawi, Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), diketahui merupakan anggota Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) di Bima. 

Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol Setyo Wasisto, mengatakan keduanya juga masih terkait dengan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso alias Abu Wardah.

"Setahu saya dari data-data yang saya tahu bahwa kelompok Poso ini ada link kuat dengan kelompok Bima dan orangnya bolak-balik," ujar Setyo di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (31/10/2017). 

Setyo mengatakan, tipikal anggota kelompok teroris tersebut salah satunya  bergerak secara berpindah-pindah. Mereka juga menjalankan misi untuk menjalani aksi teror.

"Mereka moving (berpindah-pindah tempat), mereka bergerak ada di Bima dan mereka juga mendapatkan perintah-perintah untuk melakukan aksi teror," imbuh Setyo.

Setyo mengungkapkan dua orang terduga teroris yang tewas dalam baku tembak dengan Densus 88 Antiteror tersebut adalah Amir alias Dance dan Yaman.

Diketahui pula Amir terlibat penyerangan dua polisi di Bima, 11 September 2017 yang lalu, yakni Bripka Abdul Gafur dan Bripka Jainal Abidin.

 

Ditembak Ditempat Berbeda

Bripka Abdul Gafur merupakan Anggota Polsek Langgudu dan Bripka Jainal Abidin merupakan anggota Satuan Sabhara Polres Bima.

Dua anggota polisi tersebut ditembak secara terpisah dan masing-masing ditembak usai mengantar anak mereka ke sekolah di lokasi berbeda.

"Keterlibatan terduga teroris tersebut (Amir alias Dance) adalah kasus penembakan terhadap anggota polri di Bima pada tanggal 11 September 2017. Kasusnya pada saat dua anggota Polri itu sedang mengantarkan anaknya sekolah," tutur Setyo.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya