Liputan6.com, Jakarta Scabies merupakan masalah kulit yang cukup mengganggu dan dapat menular dengan mudah. Penyakit ini disebabkan oleh tungau atau kutu Sarcoptes scabiei yang bersarang dan berkembang biak di dalam lapisan kulit manusia. Meski tidak menyebabkan rasa sakit, gigitan kutu ini dapat menimbulkan iritasi dan rasa gatal yang intens pada kulit. Untungnya, ada beberapa metode pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi infestasi kutu scabies ini.
Artikel ini akan membahas secara komprehensif mengenai cara membunuh kutu scabies dan telurnya, baik melalui pengobatan medis maupun metode alami.
Pengertian Scabies
Scabies, yang juga dikenal dengan sebutan kudis, adalah penyakit kulit menular yang disebabkan oleh infestasi tungau kecil bernama Sarcoptes scabiei. Tungau ini berukuran sangat kecil, sekitar 0,3-0,4 mm, sehingga sulit terlihat dengan mata telanjang. Mereka hidup dan berkembang biak di lapisan kulit terluar manusia, menggali terowongan kecil untuk bertelur dan meninggalkan kotoran mereka.
Penyakit ini dapat menyerang siapa saja tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau status sosial ekonomi. Namun, scabies lebih sering terjadi di lingkungan dengan kepadatan penduduk tinggi dan kondisi sanitasi yang kurang baik. Beberapa tempat yang berisiko tinggi terjadinya penularan scabies antara lain:
- Panti asuhan
- Penjara
- Asrama
- Fasilitas penitipan anak
- Rumah sakit
- Panti jompo
Scabies dapat menular melalui kontak kulit ke kulit yang erat dan berkepanjangan dengan penderita. Penularan juga bisa terjadi melalui penggunaan bersama barang-barang pribadi seperti pakaian, handuk, atau sprei. Penting untuk diingat bahwa tungau scabies dapat bertahan hidup di luar tubuh manusia selama 24-36 jam dalam kondisi normal, dan bahkan lebih lama dalam lingkungan yang dingin dan lembab.
Meskipun scabies bukan penyakit yang mengancam jiwa, namun dampaknya terhadap kualitas hidup penderita cukup signifikan. Rasa gatal yang intens, terutama di malam hari, dapat mengganggu kualitas tidur dan aktivitas sehari-hari. Selain itu, garukan yang berlebihan dapat menyebabkan luka pada kulit dan meningkatkan risiko infeksi sekunder oleh bakteri.
Advertisement
Penyebab Scabies
Scabies disebabkan oleh infestasi tungau Sarcoptes scabiei var. hominis pada kulit manusia. Tungau betina dewasa akan menggali terowongan di lapisan kulit terluar (stratum korneum) untuk meletakkan telur-telurnya. Setiap hari, tungau betina dapat meletakkan 2-3 telur di dalam terowongan ini. Telur-telur tersebut akan menetas dalam waktu 3-4 hari, menghasilkan larva yang kemudian bermigrasi ke permukaan kulit.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya infestasi scabies antara lain:
- Kontak fisik yang erat dan berkepanjangan dengan penderita scabies
- Tinggal di lingkungan dengan kepadatan penduduk tinggi
- Kondisi sanitasi dan kebersihan yang buruk
- Sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya pada penderita HIV/AIDS atau pasien yang menjalani kemoterapi
- Usia lanjut, terutama pada penghuni panti jompo
- Penggunaan bersama barang-barang pribadi dengan penderita scabies
Penting untuk dipahami bahwa scabies tidak terkait dengan kebersihan pribadi yang buruk. Siapa pun dapat terkena scabies jika terpapar tungau, terlepas dari seberapa sering mereka mandi atau mencuci pakaian. Namun, menjaga kebersihan diri dan lingkungan tetap penting dalam mencegah penyebaran dan kekambuhan infestasi.
Proses penularan scabies umumnya membutuhkan waktu. Kontak kulit ke kulit selama setidaknya 15-20 menit diperlukan agar tungau dapat berpindah dari satu orang ke orang lain. Inilah mengapa scabies lebih sering menular di antara anggota keluarga, pasangan intim, atau orang-orang yang tinggal bersama dalam jangka waktu lama.
Perlu diketahui bahwa tungau scabies pada manusia berbeda dengan yang menyerang hewan. Meskipun hewan peliharaan seperti anjing atau kucing dapat terkena scabies (yang dikenal sebagai mange pada hewan), jenis tungau yang menginfeksi mereka umumnya tidak dapat bertahan lama pada kulit manusia. Namun, kontak dengan hewan yang terinfeksi tetap dapat menyebabkan iritasi kulit sementara pada manusia.
Gejala Scabies
Gejala scabies biasanya muncul sekitar 2-6 minggu setelah terpapar tungau pada orang yang belum pernah terinfeksi sebelumnya. Namun, pada individu yang pernah mengalami scabies, gejala dapat muncul lebih cepat, yaitu dalam waktu 1-4 hari setelah paparan. Berikut adalah gejala-gejala umum yang sering dialami oleh penderita scabies:
- Rasa gatal yang intens, terutama pada malam hari atau setelah mandi air hangat
- Ruam kulit berupa bintik-bintik merah yang menyerupai jerawat atau gigitan serangga
- Garis-garis tipis berwarna keabu-abuan atau kecoklatan pada kulit (terowongan yang digali oleh tungau)
- Lesi kulit berupa lepuhan kecil atau benjolan
- Kulit yang menebal atau mengeras akibat garukan yang berlebihan
- Infeksi sekunder pada kulit akibat garukan, ditandai dengan nanah atau keropeng
Area tubuh yang paling sering terkena scabies meliputi:
- Sela-sela jari tangan dan kaki
- Pergelangan tangan
- Siku
- Ketiak
- Pinggang
- Area genital
- Puting payudara (pada wanita)
- Bokong
Pada bayi dan anak kecil, scabies dapat menyerang hampir seluruh bagian tubuh, termasuk telapak tangan, telapak kaki, dan bahkan wajah dan kulit kepala. Sementara pada orang dewasa, wajah dan kulit kepala jarang terkena, kecuali pada kasus scabies yang sangat parah (scabies krustosa atau Norwegian scabies).
Penting untuk diingat bahwa gejala scabies dapat bervariasi dari satu individu ke individu lainnya. Beberapa orang mungkin hanya mengalami gatal ringan, sementara yang lain bisa mengalami gatal yang sangat hebat hingga mengganggu tidur dan aktivitas sehari-hari. Intensitas gejala tidak selalu berkorelasi dengan tingkat keparahan infestasi.
Gatal pada scabies disebabkan oleh reaksi alergi tubuh terhadap tungau, telur, dan kotorannya. Oleh karena itu, gatal bisa tetap berlanjut selama beberapa minggu bahkan setelah pengobatan berhasil membunuh semua tungau. Hal ini normal dan bukan berarti pengobatan tidak efektif.
Jika Anda mengalami gejala-gejala di atas, terutama jika disertai dengan riwayat kontak dengan penderita scabies atau tinggal di lingkungan berisiko tinggi, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Advertisement
Diagnosis Scabies
Diagnosis scabies umumnya dilakukan melalui pemeriksaan fisik dan evaluasi gejala yang dialami pasien. Namun, karena gejala scabies dapat menyerupai kondisi kulit lainnya, diperlukan ketelitian dan pengalaman dari dokter untuk membuat diagnosis yang akurat. Berikut adalah beberapa metode yang digunakan dalam mendiagnosis scabies:
1. Pemeriksaan Fisik
Dokter akan melakukan pemeriksaan menyeluruh pada kulit pasien, terutama di area-area yang sering terkena scabies seperti sela jari, pergelangan tangan, siku, ketiak, dan area genital. Mereka akan mencari tanda-tanda khas scabies seperti:
- Ruam kulit berupa bintik-bintik merah atau benjolan
- Garis-garis tipis pada kulit yang menandakan terowongan tungau
- Bekas garukan atau lesi sekunder akibat menggaruk
2. Anamnesis (Wawancara Medis)
Dokter akan menanyakan beberapa hal terkait gejala yang dialami, seperti:
- Kapan gejala mulai muncul
- Intensitas dan pola gatal (misalnya, lebih parah di malam hari)
- Riwayat kontak dengan penderita scabies atau tinggal di lingkungan berisiko tinggi
- Apakah ada anggota keluarga atau orang terdekat yang mengalami gejala serupa
3. Pemeriksaan Mikroskopis
Untuk konfirmasi diagnosis, dokter mungkin akan melakukan scraping kulit. Prosedur ini melibatkan pengambilan sampel dari area kulit yang terkena, kemudian memeriksa sampel tersebut di bawah mikroskop untuk mencari keberadaan tungau, telur, atau kotoran tungau. Meskipun metode ini dapat memberikan diagnosis pasti, hasil negatif tidak selalu berarti tidak ada scabies, karena jumlah tungau pada penderita scabies umumnya sedikit.
4. Dermoskopi
Dermoskopi adalah teknik non-invasif yang menggunakan alat bernama dermatoskop untuk melihat kulit dengan pembesaran tinggi. Metode ini dapat membantu dokter mengidentifikasi terowongan tungau dan bahkan melihat tungau secara langsung tanpa perlu melakukan scraping kulit.
5. Tes Tinta
Dalam tes ini, dokter akan mengoleskan tinta pada area kulit yang diduga terinfeksi, kemudian membersihkannya. Jika ada terowongan tungau, tinta akan meresap ke dalamnya, membuat terowongan tersebut lebih mudah terlihat.
6. Biopsi Kulit
Dalam kasus yang sulit didiagnosis atau pada pasien dengan sistem kekebalan yang lemah, dokter mungkin akan melakukan biopsi kulit. Sampel kecil jaringan kulit diambil dan diperiksa di bawah mikroskop untuk mencari keberadaan tungau atau telurnya.
Penting untuk diingat bahwa diagnosis scabies tidak selalu mudah, terutama pada tahap awal infestasi atau pada kasus dengan gejala yang tidak khas. Oleh karena itu, jika Anda mencurigai adanya scabies, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter kulit (dermatolog) untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Selain itu, karena scabies sangat menular, dokter mungkin akan merekomendasikan pemeriksaan dan pengobatan preventif untuk anggota keluarga atau orang-orang yang tinggal serumah dengan penderita, bahkan jika mereka belum menunjukkan gejala. Hal ini penting untuk mencegah siklus penularan berulang.
Cara Membunuh Kutu Scabies Secara Medis
Pengobatan scabies secara medis bertujuan untuk membunuh tungau dan telurnya, serta mengurangi gejala yang menyertainya. Berikut adalah beberapa metode pengobatan yang umum digunakan:
1. Krim Permethrin 5%
Permethrin adalah obat lini pertama untuk mengobati scabies. Ini adalah insektisida sintetis yang bekerja dengan melumpuhkan dan membunuh tungau serta telurnya. Cara penggunaannya:
- Oleskan krim ke seluruh tubuh dari leher ke bawah (termasuk di bawah kuku)
- Pada bayi dan anak kecil, aplikasikan juga di wajah dan kulit kepala
- Biarkan krim selama 8-14 jam, biasanya semalaman
- Bilas dengan air setelah waktu yang ditentukan
- Ulangi aplikasi setelah 1 minggu
Permethrin umumnya aman untuk digunakan pada orang dewasa, anak-anak di atas 2 bulan, dan wanita hamil atau menyusui.
2. Lotion Benzyl Benzoate
Benzyl benzoate adalah alternatif yang efektif untuk permethrin. Cara penggunaannya:
- Aplikasikan lotion ke seluruh tubuh kecuali wajah dan kepala
- Biarkan selama 24 jam sebelum dibilas
- Ulangi aplikasi setelah 1 minggu
Perlu diperhatikan bahwa benzyl benzoate dapat menyebabkan iritasi kulit pada beberapa orang.
3. Krim Crotamiton
Crotamiton memiliki efek anti-gatal dan juga membunuh tungau. Penggunaannya:
- Aplikasikan ke seluruh tubuh selama 2 malam berturut-turut
- Bilas 24 jam setelah aplikasi terakhir
Crotamiton kurang efektif dibandingkan permethrin, tetapi bisa menjadi pilihan untuk pasien yang tidak toleran terhadap permethrin.
4. Ivermectin Oral
Ivermectin adalah obat anti-parasit yang diambil secara oral. Ini sering digunakan untuk kasus scabies yang parah atau pada pasien yang tidak responsif terhadap pengobatan topikal. Dosisnya adalah:
- 200 mcg/kg berat badan, diambil sebagai dosis tunggal
- Ulangi dosis setelah 1-2 minggu
Ivermectin tidak direkomendasikan untuk wanita hamil atau menyusui dan anak-anak dengan berat badan kurang dari 15 kg.
5. Salep Sulfur
Salep sulfur 6-10% adalah pilihan yang aman untuk bayi di bawah 2 bulan dan wanita hamil. Penggunaannya:
- Aplikasikan salep setiap malam selama 3 malam berturut-turut
- Bilas setiap pagi
Meskipun efektif, salep sulfur memiliki bau yang tidak menyenangkan dan dapat menyebabkan iritasi pada beberapa orang.
Pengobatan Tambahan
Selain obat-obatan untuk membunuh tungau, dokter mungkin juga meresepkan:
- Antihistamin oral untuk mengurangi gatal
- Krim steroid topikal untuk mengurangi peradangan
- Antibiotik jika terjadi infeksi sekunder akibat garukan
Penting untuk diingat bahwa gatal mungkin berlanjut selama beberapa minggu setelah pengobatan berhasil. Ini adalah reaksi normal tubuh terhadap tungau dan produk-produknya yang mati, dan bukan berarti pengobatan gagal.
Selain pengobatan individual, penting juga untuk melakukan pengobatan simultan pada semua anggota keluarga atau orang yang tinggal serumah, bahkan jika mereka tidak menunjukkan gejala. Hal ini untuk mencegah reinfeksi.
Terakhir, pastikan untuk mengikuti instruksi penggunaan obat dengan cermat dan menyelesaikan seluruh rangkaian pengobatan, meskipun gejala sudah membaik. Jika gejala tetap berlanjut atau memburuk setelah pengobatan, segera konsultasikan kembali dengan dokter Anda.
Advertisement
Cara Membunuh Kutu Scabies Secara Alami
Meskipun pengobatan medis tetap menjadi pilihan utama untuk mengatasi scabies, beberapa metode alami dapat membantu mengurangi gejala dan mendukung proses penyembuhan. Namun, penting untuk diingat bahwa metode alami ini sebaiknya digunakan sebagai pelengkap, bukan pengganti, pengobatan medis. Selalu konsultasikan dengan dokter sebelum mencoba metode pengobatan alami apapun. Berikut beberapa cara alami yang mungkin membantu:
1. Minyak Pohon Teh (Tea Tree Oil)
Minyak pohon teh memiliki sifat anti-parasit dan anti-inflamasi yang dapat membantu melawan tungau scabies dan mengurangi gatal.
- Campurkan beberapa tetes minyak pohon teh dengan minyak pembawa seperti minyak kelapa
- Aplikasikan campuran ini ke area yang terkena scabies
- Biarkan selama beberapa jam sebelum dibilas
Perhatian: Jangan gunakan minyak pohon teh murni langsung ke kulit karena dapat menyebabkan iritasi.
2. Minyak Neem
Minyak neem memiliki sifat insektisida alami yang dapat membantu membunuh tungau scabies.
- Campurkan minyak neem dengan minyak pembawa dengan perbandingan 1:1
- Aplikasikan ke area yang terkena scabies
- Biarkan semalaman dan bilas di pagi hari
3. Kunyit
Kunyit memiliki sifat anti-inflamasi dan antiseptik yang dapat membantu mengurangi gatal dan mencegah infeksi sekunder.
- Buat pasta dari bubuk kunyit dan air
- Aplikasikan pasta ke area yang terkena
- Biarkan selama 30-60 menit sebelum dibilas
4. Mandi Air Dingin
Meskipun tidak membunuh tungau, mandi dengan air dingin dapat membantu mengurangi rasa gatal dan memberikan kenyamanan sementara.
5. Bawang Putih
Bawang putih memiliki sifat anti-parasit yang mungkin membantu melawan tungau scabies.
- Hancurkan beberapa siung bawang putih
- Campurkan dengan sedikit air untuk membuat pasta
- Aplikasikan ke area yang terkena dan biarkan selama 30 menit sebelum dibilas
6. Aloe Vera
Gel aloe vera dapat membantu mengurangi peradangan dan memberikan efek menenangkan pada kulit yang gatal.
- Aplikasikan gel aloe vera segar ke area yang terkena
- Biarkan hingga kering sebelum dibilas
7. Menjaga Kebersihan
Meskipun bukan metode pengobatan langsung, menjaga kebersihan diri dan lingkungan sangat penting dalam mengendalikan infestasi scabies:
- Cuci semua pakaian, sprei, dan handuk dengan air panas (minimal 50°C) dan keringkan dengan suhu tinggi
- Vakum karpet dan perabotan secara menyeluruh
- Isolasi barang-barang yang tidak bisa dicuci dalam kantong plastik tertutup selama minimal 72 jam
8. Menghindari Garukan
Meskipun sulit, menghindari menggaruk area yang gatal sangat penting untuk mencegah infeksi sekunder dan penyebaran tungau ke area lain.
Perlu diingat bahwa meskipun metode alami ini mungkin memberikan kelegaan sementara, mereka tidak dapat menggantikan pengobatan medis yang tepat. Scabies adalah kondisi yang serius dan sangat menular, sehingga pengobatan yang efektif dan menyeluruh sangat penting. Jika Anda mencurigai adanya infestasi scabies, selalu konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Pencegahan Scabies
Mencegah scabies adalah langkah penting dalam mengendalikan penyebaran penyakit ini. Berikut adalah beberapa strategi pencegahan yang efektif:
1. Hindari Kontak Langsung
Scabies paling sering menular melalui kontak kulit ke kulit yang erat dan berkepanjangan. Untuk mencegah penularan:
- Hindari kontak fisik yang erat dengan orang yang terinfeksi scabies
- Jika Anda atau anggota keluarga terdiagnosis scabies, beritahu orang-orang terdekat agar mereka dapat melakukan pemeriksaan dan pengobatan jika diperlukan
2. Praktikkan Kebersihan Personal yang Baik
Meskipun kebersihan yang buruk bukan penyebab scabies, menjaga kebersihan diri tetap penting:
- Mandi secara teratur dengan sabun dan air hangat
- Ganti pakaian, handuk, dan sprei secara teratur
- Cuci tangan secara teratur, terutama setelah kontak dengan orang lain
3. Jangan Berbagi Barang Pribadi
Tungau scabies dapat bertahan hidup untuk sementara waktu di luar tubuh manusia. Untuk mencegah penularan tidak langsung:
- Hindari berbagi pakaian, handuk, atau sprei dengan orang lain
- Jangan menggunakan barang pribadi milik orang yang terinfeksi scabies
4. Bersihkan dan Isolasi Barang-barang yang Terkontaminasi
Jika ada anggota keluarga yang terinfeksi scabies:
- Cuci semua pakaian, sprei, dan handuk dengan air panas (minimal 50°C) dan keringkan dengan suhu tinggi
- Barang-barang yang tidak bisa dicuci (seperti boneka atau sepatu) harus disegel dalam kantong plastik selama minimal 72 jam
- Vakum karpet dan perabotan secara menyeluruh
5. Pengobatan Preventif
Dalam situasi di mana risiko penularan tinggi:
- Semua anggota keluarga atau orang yang tinggal serumah dengan penderita scabies sebaiknya menjalani pengobatan secara bersamaan, bahkan jika mereka tidak menunjukkan gejala
- Dalam kasus wabah di institusi seperti panti jompo atau penjara, pengobatan massal mungkin diperlukan
6. Edukasi dan Kesadaran
Meningkatkan pemahaman tentang scabies dapat membantu pencegahan:
- Kenali gejala-gejala awal scabies
- Pahami cara penularan scabies
- Jangan ragu untuk mencari pengobatan jika Anda mencurigai adanya infeksi
7. Perhatikan Lingkungan Berisiko Tinggi
Jika Anda berada di lingkungan dengan risiko scabies yang tinggi:
- Hindari kontak kulit yang erat dengan orang yang tidak dikenal
- Jika memungkinkan, bawa sprei atau sleeping bag sendiri saat menginap di asrama atau tempat penginapan umum
- Waspada terhadap gejala-gejala yang muncul setelah berada di lingkungan berisiko tinggi
8. Perawatan Hewan Peliharaan
Meskipun scabies pada manusia dan hewan disebabkan oleh jenis tungau yang berbeda, ada beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan:
- Periksa hewan peliharaan secara rutin untuk tanda-tanda kudis (mange)
- Jika hewan peliharaan Anda didiagnosis kudis, segera bawa ke dokter hewan untuk pengobatan
- Hindari kontak erat dengan hewan yang menunjukkan tanda-tanda kudis
9. Penggunaan Repellent
Meskipun belum ada bukti ilmiah yang kuat, beberapa orang percaya bahwa penggunaan repellent alami dapat membantu mencegah infestasi tungau:
- Minyak esensial seperti lavender atau eucalyptus mungkin memiliki efek mengusir serangga
- Namun, jangan mengandalkan metode ini sebagai satu-satunya cara pencegahan
10. Menjaga Sistem Kekebalan Tubuh
Sistem kekebalan tubuh yang kuat dapat membantu melawan berbagai infeksi, termasuk scabies:
- Konsumsi makanan bergizi seimbang
- Tidur yang cukup
- Olahraga secara teratur
- Kelola stres dengan baik
Penting untuk diingat bahwa tidak ada metode pencegahan yang 100% efektif. Namun, dengan menerapkan kombinasi langkah-langkah di atas, Anda dapat secara signifikan mengurangi risiko terkena atau menyebarkan scabies. Jika Anda mencurigai adanya infeksi scabies, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat. Pencegahan dan pengobatan dini adalah kunci dalam mengendalikan penyebaran scabies.
Advertisement
Mitos dan Fakta Seputar Scabies
Scabies, meskipun merupakan kondisi kulit yang umum, seringkali disalahpahami. Berikut adalah beberapa mitos dan fakta seputar scabies yang perlu diketahui:
Mitos 1: Scabies hanya menyerang orang dengan kebersihan yang buruk
Fakta: Scabies dapat menyerang siapa saja, terlepas dari tingkat kebersihan personal. Meskipun kebersihan yang baik penting untuk kesehatan secara umum, scabies lebih terkait dengan kontak kulit ke kulit yang erat dengan penderita, bukan dengan kebersihan. Orang dengan kebersihan yang baik pun bisa terkena scabies jika mereka melakukan kontak erat dengan penderita.
Mitos 2: Scabies dapat menular melalui air kolam renang
Fakta: Scabies tidak menular melalui air. Tungau scabies tidak dapat berenang atau bertahan lama di air. Penularan scabies membutuhkan kontak kulit ke kulit yang erat dan berkepanjangan. Meskipun demikian, berbagi handuk atau pakaian dengan penderita scabies bisa menyebabkan penularan.
Mitos 3: Scabies hanya menyerang anak-anak
Fakta: Scabies dapat menyerang orang dari segala usia. Meskipun anak-anak memang lebih rentan karena mereka sering bermain dalam kontak erat dengan teman-temannya, orang dewasa juga bisa terkena scabies. Scabies sering menjadi masalah di tempat-tempat dengan kepadatan tinggi seperti panti jompo, asrama, atau penjara.
Mitos 4: Scabies akan sembuh dengan sendirinya
Fakta: Tanpa pengobatan, scabies tidak akan sembuh dengan sendirinya. Tungau akan terus berkembang biak di kulit, menyebabkan gejala yang semakin parah dan meningkatkan risiko penularan ke orang lain. Pengobatan medis diperlukan untuk membunuh tungau dan telurnya.
Mitos 5: Sekali diobati, scabies tidak akan kambuh
Fakta: Meskipun pengobatan yang tepat biasanya efektif, reinfeksi scabies masih mungkin terjadi. Ini bisa terjadi jika ada anggota keluarga atau kontak dekat yang tidak diobati secara bersamaan, atau jika barang-barang yang terkontaminasi (seperti pakaian atau sprei) tidak dibersihkan dengan benar.
Mitos 6: Scabies hanya menyerang di malam hari
Fakta: Meskipun gejala scabies memang cenderung lebih parah di malam hari, ini bukan berarti tungau hanya aktif pada malam hari. Peningkatan gatal di malam hari lebih disebabkan oleh peningkatan suhu tubuh dan kurangnya distraksi, bukan karena aktivitas tungau yang meningkat.
Mitos 7: Hewan peliharaan dapat menularkan scabies ke manusia
Fakta: Scabies pada manusia dan hewan disebabkan oleh jenis tungau yang berbeda. Meskipun hewan peliharaan bisa terkena kudis (mange), jenis tungau yang menginfeksi mereka umumnya tidak dapat bertahan lama pada kulit manusia. Namun, kontak dengan hewan yang terinfeksi tetap dapat menyebabkan iritasi kulit sementara pada manusia.
Mitos 8: Scabies dapat disembuhkan dengan mandi air panas
Fakta: Meskipun mandi air panas mungkin memberikan kelegaan sementara dari rasa gatal, ini tidak akan membunuh tungau scabies atau menyembuhkan infeksi. Pengobatan medis tetap diperlukan untuk menghilangkan infestasi.
Mitos 9: Scabies hanya menyerang area tertentu di tubuh
Fakta: Meskipun ada area-area favorit tungau scabies (seperti sela jari, pergelangan tangan, siku, ketiak, dan area genital), infestasi dapat terjadi di hampir seluruh bagian tubuh. Pada bayi dan anak kecil, scabies bahkan bisa menyerang wajah, telapak tangan, dan telapak kaki.
Mitos 10: Scabies tidak berbahaya dan hanya menyebabkan gatal
Fakta: Meskipun scabies memang tidak mengancam jiwa, kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi serius jika tidak diobati. Garukan yang berlebihan dapat menyebabkan luka pada kulit yang bisa terinfeksi bakteri. Pada kasus yang parah, ini bisa berkembang menjadi infeksi kulit yang lebih serius seperti impetigo atau selulitis.
Memahami fakta-fakta ini penting untuk menghilangkan stigma seputar scabies dan memastikan penanganan yang tepat. Scabies adalah kondisi medis yang memerlukan diagnosis dan pengobatan oleh profesional kesehatan. Jika Anda mencurigai adanya infestasi scabies, jangan ragu untuk segera mencari bantuan medis.
Kapan Harus Konsultasi ke Dokter
Mengenali waktu yang tepat untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai kemungkinan infestasi scabies sangat penting untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang cepat dan efektif. Berikut adalah beberapa situasi di mana Anda sebaiknya segera mencari bantuan medis:
1. Gatal yang Persisten dan Intens
Jika Anda mengalami gatal yang tidak biasa, terutama yang lebih intens di malam hari dan tidak membaik dengan penggunaan losion atau krim anti-gatal yang dijual bebas, ini bisa menjadi tanda scabies. Gatal akibat scabies biasanya lebih parah di area-area tertentu seperti sela jari, pergelangan tangan, siku, ketiak, pinggang, dan area genital.
2. Ruam Kulit yang Khas
Munculnya ruam kulit berupa bintik-bintik merah, benjolan kecil, atau garis-garis tipis (terowongan tungau) di area-area yang umumnya diserang scabies bisa menjadi indikasi infestasi. Ruam ini sering kali muncul beberapa minggu setelah terpapar tungau scabies.
3. Kontak dengan Penderita Scabies
Jika Anda mengetahui bahwa Anda telah melakukan kontak erat dengan seseorang yang didiagnosis scabies, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter, bahkan jika Anda belum mengalami gejala. Pengobatan preventif mungkin diperlukan untuk mencegah perkembangan infestasi.
4. Gejala yang Muncul pada Anggota Keluarga
Jika ada anggota keluarga atau orang yang tinggal serumah dengan Anda yang menunjukkan gejala scabies, segera periksakan diri ke dokter. Scabies sangat menular dalam lingkungan rumah tangga, dan pengobatan serentak untuk semua anggota keluarga mungkin diperlukan.
5. Gejala yang Tidak Membaik setelah Pengobatan
Jika Anda telah menjalani pengobatan scabies tetapi gejala tidak membaik atau bahkan memburuk setelah 2-4 minggu, konsultasikan kembali dengan dokter. Ini bisa menandakan pengobatan yang tidak efektif atau kemungkinan reinfeksi.
6. Tanda-tanda Infeksi Sekunder
Jika area yang gatal menjadi merah, bengkak, terasa hangat saat disentuh, atau mengeluarkan nanah, ini bisa menjadi tanda infeksi bakteri sekunder yang memerlukan perhatian medis segera.
7. Scabies pada Populasi Berisiko Tinggi
Jika Anda termasuk dalam kelompok berisiko tinggi (seperti lansia, orang dengan sistem kekebalan yang lemah, atau penghuni fasilitas perawatan jangka panjang) dan mengalami gejala yang mencurigakan, segera cari bantuan medis. Scabies pada kelompok ini bisa berkembang menjadi lebih parah dan sulit diobati.
8. Gejala yang Memengaruhi Kualitas Hidup
Jika gatal dan ketidaknyamanan akibat gejala scabies mulai memengaruhi tidur, aktivitas sehari-hari, atau kesehatan mental Anda, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter.
9. Kekhawatiran tentang Penularan
Jika Anda bekerja di lingkungan dengan kontak erat dengan orang lain (seperti perawat atau guru) dan mencurigai adanya scabies, segera periksakan diri untuk mencegah penyebaran ke orang lain.
10. Scabies Krustosa
Jika Anda memiliki kondisi yang melemahkan sistem kekebalan tubuh dan mengalami gejala scabies yang parah (seperti penebalan kulit yang luas), segera cari bantuan medis. Ini bisa menjadi tanda scabies krustosa, bentuk scabies yang lebih serius dan sangat menular.
Penting untuk diingat bahwa diagnosis scabies tidak selalu mudah dan seringkali memerlukan pemeriksaan oleh dokter kulit (dermatolog). Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, mungkin mengambil sampel kulit untuk diperiksa di bawah mikroskop, dan menanyakan riwayat gejala serta kemungkinan paparan.
Jangan menunda mencari bantuan medis jika Anda mencurigai adanya scabies. Pengobatan dini tidak hanya akan mempercepat penyembuhan dan mengurangi ketidaknyamanan, tetapi juga penting untuk mencegah penyebaran ke orang lain. Selalu ikuti instruksi dokter dengan cermat dan pastikan untuk menyelesaikan seluruh rangkaian pengobatan, bahkan jika gejala sudah membaik.
Advertisement
Perawatan Jangka Panjang
Setelah menjalani pengobatan untuk scabies, perawatan jangka panjang menjadi penting untuk memastikan kesembuhan total dan mencegah kekambuhan. Berikut adalah beberapa aspek perawatan jangka panjang yang perlu diperhatikan:
1. Pemantauan Gejala
Setelah pengobatan, gatal mungkin masih berlanjut selama beberapa minggu. Ini adalah reaksi normal tubuh terhadap tungau dan produknya yang mati. Namun, jika gejala tidak membaik atau bahkan memburuk setelah 2-4 minggu pasca pengobatan, segera konsultasikan kembali dengan dokter. Perhatikan juga kemunculan gejala baru atau berbeda yang mungkin mengindikasikan komplikasi atau reinfeksi.
2. Perawatan Kulit Pasca Pengobatan
Kulit yang telah terinfeksi scabies mungkin menjadi kering, bersisik, atau iritasi. Gunakan pelembab yang lembut dan bebas pewangi untuk menjaga kelembaban kulit. Hindari produk yang mengandung bahan iritan yang dapat memperparah iritasi kulit. Jika dokter meresepkan krim steroid untuk mengurangi peradangan, gunakan sesuai petunjuk.
3. Pencegahan Infeksi Sekunder
Garukan yang berlebihan dapat menyebabkan luka pada kulit yang rentan terhadap infeksi bakteri. Jaga kebersihan kulit dan potong kuku pendek untuk meminimalkan risiko infeksi sekunder. Jika muncul tanda-tanda infeksi seperti kemerahan, bengkak, atau nanah, segera konsultasikan dengan dokter.
4. Manajemen Gatal Berkelanjutan
Untuk mengatasi gatal yang mungkin masih berlanjut setelah pengobatan:
- Gunakan antihistamin oral sesuai anjuran dokter
- Aplikasikan kompres dingin pada area yang gatal
- Hindari pakaian yang ketat atau terbuat dari bahan yang mengiritasi kulit
- Jaga suhu ruangan tetap sejuk, karena panas dan keringat dapat memperparah gatal
5. Pencegahan Reinfeksi
Untuk mencegah reinfeksi atau penularan kembali:
- Cuci semua pakaian, sprei, dan handuk yang digunakan dalam 3 hari terakhir sebelum pengobatan dengan air panas (minimal 50°C) dan keringkan dengan suhu tinggi
- Vakum karpet dan perabotan secara menyeluruh
- Barang-barang yang tidak bisa dicuci harus disegel dalam kantong plastik selama minimal 72 jam
- Hindari kontak erat dengan orang yang belum diobati
6. Edukasi Keluarga dan Kontak Dekat
Informasikan anggota keluarga dan kontak dekat lainnya tentang diagnosis Anda. Mereka mungkin perlu menjalani pengobatan preventif atau pemeriksaan, bahkan jika tidak menunjukkan gejala. Edukasi tentang cara penularan dan pencegahan scabies juga penting untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.
7. Pola Hidup Sehat
Menjaga kesehatan umum dapat membantu pemulihan dan mencegah komplikasi:
- Konsumsi makanan bergizi seimbang untuk mendukung sistem kekebalan tubuh
- Tidur yang cukup untuk membantu proses penyembuhan
- Kelola stres, karena stres dapat memperburuk gejala kulit
- Hindari alkohol dan rokok yang dapat mengganggu proses penyembuhan kulit
8. Pemeriksaan Lanjutan
Tergantung pada keparahan infestasi awal atau adanya komplikasi, dokter mungkin akan menjadwalkan pemeriksaan lanjutan untuk memastikan kesembuhan total. Jangan ragu untuk mengajukan pertanyaan atau menyampaikan kekhawatiran Anda selama pemeriksaan ini.
9. Manajemen Komplikasi
Jika terjadi komplikasi seperti eksema atau impetigo sebagai akibat dari scabies, ikuti rencana pengobatan yang diberikan dokter dengan cermat. Komplikasi ini mungkin memerlukan pengobatan tambahan atau perawatan khusus.
10. Dukungan Psikologis
Scabies dapat menyebabkan stres dan kecemasan, terutama karena stigma sosial yang mungkin menyertainya. Jika Anda merasa terganggu secara emosional, jangan ragu untuk mencari dukungan dari keluarga, teman, atau profesional kesehatan mental.
11. Pencatatan dan Dokumentasi
Catat perkembangan gejala, pengobatan yang dijalani, dan efek samping yang mungkin timbul. Informasi ini akan sangat berguna jika Anda perlu berkonsultasi kembali dengan dokter.
12. Kewaspadaan Terhadap Lingkungan Berisiko
Jika Anda tinggal atau bekerja di lingkungan dengan risiko scabies yang tinggi (seperti fasilitas perawatan jangka panjang), tetap waspada terhadap gejala-gejala yang mungkin muncul kembali dan ikuti protokol pencegahan yang ditetapkan.
Perawatan jangka panjang setelah scabies memerlukan kesabaran dan ketekunan. Meskipun pengobatan awal mungkin berhasil membunuh tungau, proses pemulihan kulit dan pencegahan reinfeksi membutuhkan waktu dan perhatian khusus. Dengan perawatan yang tepat dan konsisten, sebagian besar orang dapat pulih sepenuhnya dari scabies tanpa komplikasi jangka panjang. Namun, jika Anda memiliki kekhawatiran atau mengalami gejala yang berkelanjutan, jangan ragu untuk berkonsultasi kembali dengan dokter Anda.
FAQ Seputar Scabies
Berikut adalah beberapa pertanyaan yang sering diajukan seputar scabies beserta jawabannya:
1. Apakah scabies bisa sembuh sendiri tanpa pengobatan?
Tidak, scabies tidak akan sembuh sendiri tanpa pengobatan. Tungau akan terus berkembang biak di kulit, menyebabkan gejala yang semakin parah dan meningkatkan risiko penularan ke orang lain. Pengobatan medis diperlukan untuk membunuh tungau dan telurnya.
2. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk sembuh dari scabies?
Dengan pengobatan yang tepat, tungau scabies biasanya mati dalam waktu 24 jam. Namun, gejala seperti gatal mungkin berlanjut selama beberapa minggu setelah pengobatan. Ini adalah reaksi normal tubuh terhadap tungau dan produknya yang mati, dan bukan berarti pengobatan tidak efektif.
3. Apakah scabies bisa menular melalui berjabat tangan atau pelukan singkat?
Risiko penularan melalui kontak singkat seperti berjabat tangan atau pelukan singkat sangat rendah. Scabies umumnya membutuhkan kontak kulit ke kulit yang erat dan berkepanjangan (biasanya 15-20 menit) untuk menular.
4. Bisakah saya tertular scabies dari hewan peliharaan?
Scabies pada manusia dan hewan disebabkan oleh jenis tungau yang berbeda. Meskipun hewan peliharaan bisa terkena kudis (mange), jenis tungau yang menginfeksi mereka umumnya tidak dapat bertahan lama pada kulit manusia. Namun, kontak dengan hewan yang terinfeksi tetap dapat menyebabkan iritasi kulit sementara pada manusia.
5. Apakah saya perlu mengisolasi diri selama pengobatan scabies?
Isolasi total tidak diperlukan, tetapi Anda sebaiknya menghindari kontak kulit yang erat dengan orang lain sampai pengobatan selesai. Biasanya, Anda dapat kembali bekerja atau sekolah sehari setelah memulai pengobatan.
6. Berapa lama tungau scabies dapat bertahan hidup di luar tubuh manusia?
Tungau scabies umumnya dapat bertahan hidup selama 24-36 jam di luar tubuh manusia dalam kondisi normal. Namun, dalam kondisi yang dingin dan lembab, mereka bisa bertahan hingga beberapa hari.
7. Apakah scabies bisa menyebabkan komplikasi serius?
Meskipun scabies sendiri tidak mengancam jiwa, komplikasi dapat terjadi. Garukan yang berlebihan dapat menyebabkan luka pada kulit yang rentan terhadap infeksi bakteri sekunder seperti impetigo atau selulitis. Pada kasus yang sangat jarang, infeksi bakteri yang parah bisa menyebabkan sepsis.
8. Apakah ada kelompok yang lebih berisiko terkena scabies?
Scabies dapat menyerang siapa saja, tetapi beberapa kelompok memiliki risiko lebih tinggi, termasuk:
- Orang yang tinggal di lingkungan padat penduduk (seperti panti jompo, asrama, atau penjara)
- Orang dengan sistem kekebalan yang lemah
- Anak-anak, terutama di lingkungan sekolah atau penitipan anak
- Pekerja kesehatan yang sering melakukan kontak fisik dengan pasien
9. Apakah scabies bisa kambuh setelah pengobatan?
Ya, reinfeksi scabies bisa terjadi jika:
- Pengobatan tidak dilakukan dengan benar atau tidak tuntas
- Ada anggota keluarga atau kontak dekat yang tidak diobati secara bersamaan
- Barang-barang yang terkontaminasi (seperti pakaian atau sprei) tidak dibersihkan dengan benar
10. Apakah ada vaksin untuk mencegah scabies?
Saat ini belum ada vaksin yang tersedia untuk mencegah scabies. Pencegahan terbaik adalah menghindari kontak erat dengan orang yang terinfeksi dan menjaga kebersihan personal dan lingkungan.
11. Bisakah saya menggunakan obat scabies yang tersisa dari pengobatan sebelumnya?
Tidak disarankan untuk menggunakan obat scabies tanpa konsultasi dengan dokter. Setiap episode scabies harus dievaluasi secara individual, dan penggunaan obat yang tidak tepat dapat menyebabkan resistensi atau efek samping yang tidak diinginkan.
12. Apakah scabies lebih umum pada musim tertentu?
Scabies dapat terjadi sepanjang tahun, tetapi beberapa penelitian menunjukkan peningkatan kasus pada musim dingin. Ini mungkin terkait dengan peningkatan kontak erat antar manusia di dalam ruangan selama cuaca dingin.
13. Apakah scabies bisa menyebabkan masalah jangka panjang pada kulit?
Pada kebanyakan kasus, scabies tidak menyebabkan masalah kulit jangka panjang jika diobati dengan tepat. Namun, pada beberapa orang, terutama jika pengobatan tertunda, bisa terjadi perubahan pigmentasi kulit atau jaringan parut ringan akibat garukan yang berlebihan.
14. Apakah ada pengobatan alami yang efektif untuk scabies?
Meskipun ada beberapa pengobatan alami yang diklaim efektif (seperti minyak pohon teh atau bawang putih), tidak ada bukti ilmiah yang kuat mendukung efektivitasnya. Pengobatan medis tetap menjadi pilihan utama dan paling efektif untuk mengatasi scabies.
15. Bagaimana cara membedakan scabies dengan kondisi kulit lainnya?
Scabies bisa sulit dibedakan dari kondisi kulit lainnya karena gejalanya yang mirip. Beberapa ciri khas scabies termasuk gatal yang intens di malam hari, ruam yang khas di area tertentu (seperti sela jari atau pergelangan tangan), dan adanya riwayat kontak dengan penderita scabies. Namun, diagnosis pasti sebaiknya dilakukan oleh dokter kulit.
Memahami fakta-fakta seputar scabies dan mengetahui jawaban atas pertanyaan-pertanyaan umum ini dapat membantu dalam pencegahan, diagnosis dini, dan penanganan yang tepat. Jika Anda memiliki kekhawatiran atau pertanyaan lebih lanjut tentang scabies, selalu konsultasikan dengan profesional kesehatan untuk mendapatkan informasi dan penanganan yang paling sesuai dengan kondisi Anda.
Advertisement
Kesimpulan
Scabies, meskipun bukan kondisi yang mengancam jiwa, dapat sangat mengganggu kualitas hidup penderitanya. Pemahaman yang komprehensif tentang penyakit ini, mulai dari penyebab, gejala, cara penularan, hingga metode pengobatan dan pencegahan, sangat penting dalam mengatasi dan mengendalikan penyebarannya.
Kunci utama dalam mengatasi scabies adalah diagnosis dini dan pengobatan yang tepat. Penggunaan obat-obatan yang diresepkan dokter, baik topikal maupun oral, terbukti efektif dalam membunuh kutu scabies dan telurnya. Namun, pengobatan harus disertai dengan langkah-langkah pencegahan yang menyeluruh, termasuk pembersihan lingkungan dan pengobatan simultan untuk semua anggota keluarga atau kontak dekat.
Penting untuk diingat bahwa scabies dapat menular dengan mudah melalui kontak kulit yang erat dan berkepanjangan. Oleh karena itu, kesadaran dan kewaspadaan masyarakat terhadap gejala-gejala scabies sangat penting dalam mencegah penyebaran yang lebih luas.
