Liputan6.com, Jakarta - Dokter penembak istri di Cawang, Jakarta Timur, diketahui kerap melakukan tindak kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Sebelum digugat cerai, pelaku bernama Helmi itu beberapa kali meminta maaf kepada keluarga korban atas sikapnya.
"Helmi ini selalu nelepon-nelepon saya, termasuk sepupu saya, minta maaf segala macam. Ya kita tidak bisa memberi solusi," tutur kakak kandung korban, Afifi Bahtiar, di rumah duka, Jalan Sunan Ampel, Rawamangun, Jakarta Timur, Jumat (10/11/2017).
Menurut dia, awal mula pernikahan dengan Letty, Helmi bersikap baik. Namun, masuk ke usia pernikahan kedua, sikap aslinya keluar. Dia sering bertengkar, bahkan melakukan tindak kekerasan terhadap istrinya, Letty.
Advertisement
"Pernah kejadian dua, tiga tahun lalu. Saya menyelesaikan masalahnya datang ke Jakarta. Ya saya kalau itu terjadi (KDRT) lagi tidak terima," Afifi menjelaskan.
Saat mulai muncul permintaan cerai dari Letty, Helmi mulai panik. Dia semakin sering menghubungi Afifi meminta jangan sampai perceraian terjadi.
"Jadi saya menganggap itu alasan dia sakit atau apa, ya silakan saja. Kenyataannya itu dia membunuh adik saya. Berarti kan berencana juga karena bawa senjata," Afifi menandaskan.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Belum Punya Keturunan
Seorang dokter atas nama Helmi nekat menembak mati istrinya yang sedang bekerja di Klinik Azzahra, Cawang, Jakarta Timur. Keduanya menikah pada lima tahun lalu dan belum mendapat keturunan.
"Jadi belum punya anak. Sudah menikah sekitar lima tahun," tutur Kapolsek Kramat Jati Kompol Suyud di lokasi, Kamis, 9 November 2017.
Motif sementara diketahui pelaku kalap lantaran korban meminta cerai. Sempat cekcok di depan klinik, enam peluru dilepaskan dan langsung menewaskan korban di tempat.
"Senjata nanti oleh penyidik Polda Metro Jaya," kata Suyud.
Kapolres Jakarta Timur Kombes Andry Wibowo menambahkan, peluru yang bersarang di tubuh korban kini sedang dalam penyelidikan tim medis. Sementara baru satu proyektil yang ditemukan di lokasi.
"Yang pasti ditembak di bagian fatalnya antara kepala dan badan," beber Andry.
Advertisement
Pernah Dilaporkan
Korban penembakan di Cawang, dokter Letty Sultri, pernah melaporkan suaminya, dokter Helmi ke polisi. Pada laporan tersebut, Helmi diduga melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
"Istrinya pernah melaporkan (dokter Helmi) soal kasus KDRT," ucap Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Timur Kombes Sapta Maulana, saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis, 9 November 2017.
Namun, kata dia, Letty telah mencabut laporan itu. Penyelidikan akan tuduhan KDRT pun telah dihentikan. Kendati begitu, Sapta enggan menjelaskan secara gamblang alasan pencabutan laporan.
Tak hanya itu, dokter Helmi pernah dilaporkan pula oleh salah satu karyawan sebuah klinik tempatnya bekerja. Akibatnya, dia diberhentikan dari kerjanya.
Namun, pada kasus ini, korban tidak membuat laporan resmi untuk memperkarakan Helmi.
"Dia pernah kerja di sebuah klinik, cuma dipecat karena kasus pemerkosaan," jelas Sapta.