Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) membuka Muktamar ke-7 Dewan Masjid Indonesia (DMI) di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur. Dalam sambutannya, JK ingatkan soal penjagaan masjid dari kaum radikal.
"Kita menjaga, jangan tiba-tiba masjid itu menjadi radikal, menjadi provokatif," ujar JK, Sabtu (11/10/2017).
Baca Juga
Dalam hal ini, JK tak berbicara tentang isi ceramah yang harus disampaikan di dalam sebuah Masjid.
Advertisement
"Sekali lagi saya tidak bicara tentang apa yang harus dikhotbahkan. Tapi dengan menjaga moderasi, menjaga jalan tengah, maka akan baik," kata JK.
Terkait dengan ceramah yang disampaikan berisi kritikan, menurut JK hal tersebut tak menjadi soal. Namun begitu, JK berharap dalam kritik itu tidak berisi hal negatif atau dengan cara memprovokasi orang.
"Itu sangat penting. Dan itu sekali lagi pimpinan daerah tentu harus bermusyawarah ke bawah, karena kita enggak punya sistem menginstruksikan. Kenapa, karena pola masjid kita beda dengan Brunei, Malaysia, Timur Tengah, Kuwait, Saudi dan macam-macam. Pola kita adalah komunitas masyarakat," terang JK.
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:Â
Â
Â
Banyaknya Masjid Jadi Kekuatan
Jusuf Kalla mengatakan, sebagai negara dengan jumlah penduduk lebih dari 250 juta orang yang mayoritas Muslim, Indonesia memiliki sekitar 800 ribu sampai 1 juta masjid.
Jarak satu masjid dengan masjid lainnya, sekitar 500 meter sampai dengan 1 kilometer saja. Antar masjid terhubung dengan speaker. Ini menurutnya suatu kekuatan yang luar biasa.
Namun begitu, dirinya tetap meminta kepada pengurus masjid untuk terus mewaspadai kelompok-kelompok yang berbeda ideologi menyusup ke dalam kepengurusan masjid tersebut.
"Jangan datang-datang ke masjid, dia balik itu masjid menjadi radikal dan sebagainya. Tentu ini tidak bagus. Inilah tugas kita semua, dan menteri agama," terang JK.
Advertisement