DPD DIY: Yang Penting, Ketua Umum Golkar Nanti Orangnya Bersih

DPD I mendesak DPP untuk menggelar Munaslub Partai Golkar.

oleh Yanuar HDevira Prastiwi diperbarui 27 Nov 2017, 22:12 WIB
Diterbitkan 27 Nov 2017, 22:12 WIB
DPD Partai Golkar
DPD I mendesak DPP untuk menggelar Munaslub Partai Golkar. (Liputan6.com/Yanuar H)

Liputan6.com, Yogyakarta - Ketua DPD I [Partai Golkar](Partai Golkar "") Jawa Barat Dedi Mulayadi menyatakan, akan mendesak terselenggaranya Musyawarah Luar Biasa (Munaslub). Ia mengklaim hampir 2/3 DPD I Golkar sepakat digelarnya Munaslub secepatnya. Munaslub berawal dari aspirasi masyarakat yang menginginkan Golkar untuk melakukan perubahan.

"Dari sisi koridor organisasi memang ada dua pertiga DPD yang mengajukan, maka munaslub akan digelar DPP. Itu pun dinyatakan ketua DPP Golkar. Usulan itu sah yang dijamin AD/ART," kata Dedi di Hotel University Yogyakarta Minggu (26/11/2017).

Dedi mengungkapkan ada 20 DPD I Partai Golkar yang siap dengan usulan Munaslub. Sementara target dari 2/3 DPD I Golkar itu masih kurang tiga tanda tangan dari DPD I. Setelah lengkap, DPD segera mengajukan Munaslub secepatnya.

"Ya Insyaallah tidak terlalu lama akan kita sampaikan. Targetnya minggu depan selesainya. kalau pelaksanaan, ya tergantung DPP," ujar Dedi.

Salah satu agenda Munaslub ke depan adalah mencari sosok yang pas menjadi ketua umum Golkar. Salah satunama yang muncul saat ini adalah dukungan kepada kader Golkar yaitu Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto. Sosok Airlangga pernah maju menjadi calon Ketua Umum Golkar pada Munaslub di Bali 2016 lalu. Namun ia gagal melenggang karena hanya mendapat 18 suara. Sosok Airlangga ini juga mendapat dukungan moril dari presiden Joko Widodo.

"Perkembangan menarik Airlangga Hartanto kemarin sudah bertemu presiden dan pembicaraan saya melalui telepon dengan Pak Pratikno menyatakan bahwa presiden menudukung penuh Pak Airlangga maju musyawarah nasional luar biasa Partai Golkar dia mendapat izin untuk sama sama membenahi partai golkar," ujar dia.

Sementara Ketua Dewan Pertimbangan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar DIY Gandung Pardiman berharap badai yang sedang menerjang Partai Golkar segera berlalu. Sebab jika tidak ditanggapi serius, masalah itu tidak akan pernah selesai. Sehingga solusi yang bisa ditempuh Golkar saat ini adalah melalui Munaslub.

"Kita mencari kata kunci penyelesaian masalah Golkar, dulu Pak Akbar Tandjung dapat badai dahsyat itu kata kuncinya apa ya no connection dengan orde baru, sekarang kata kuncinya apa, ya munaslub. Tidak bisa ditawar ," katanya.

Gandung mengatakan saat ini pihaknya sedang menggalang soliditas persatuan dan kesatuan kader. Sebab anggapan masyarakat saat ini adalah golkar terbelah jadi dua yaitu yang pro koruptor dan non koruptor. Padahal yang koruptor di Golkar hanya segelintir saja. Angapan ini dapat membahayakan partai Golkar jika tidak segera menggelar Munaslub. Jika tidak maka DPD 1 bisa membekukan DPP Golkar saat ini.

"Kalau berlarut-larut, langkah DPP menbahayakan partai tidak dengan Munaslub. Lha maka kita dorong DPD untuk membekukan DPP membuat presedium di tingkat satu untuk menyelamatkan Golkar," ujar Gandung.

Menurut dia, anggapan masyarkat tentang Golkar yang sarang koruptor sudah sangat berat. Sehingga perlu ada orang baru yang menghilangkan kesan semua itu.

"Kalau ingin kita suarakan Pak Airlangga Hartanto itu pemimpin yang sejuk, penuh pengertian sesama kader, tidak menyakiti. Ini penting untuk menarik Jokowi ke kabinet. Kan minta rekomendasi KPK jadi Pak Airlangga itu bersih. Yang penting besok orangnya bersih tidak ada noda bagi bangsa ini," ujar dia.

 


Airlangga Digadang

Dorongan yang sama juga disuarakan Ketua DPD Golkar DKI Jakarta Fayakhun Andriadi. Dia meyakini Airlangga Hartarto sebagai sosok yang pas saat ini memimpin Golkar. Semua keunggulan yang dimiliki akan menjadi maksimal dalam memenangkan Partai Golkar dalam kompetisi politik baik daerah maupun nasional kalau dipimpin oleh Airlangga.

“Alasan Pertama, Airlangga sosok yang sangat familiar dengan dunia teknologi informasi. Dia tak hanya mengerti, tapi adalah pengusaha yang memanfaatkan kecanggihan digital baik dalam bisnis, organisasi, maupun dalam mengemban tugas-tugas negara,” ujar Fayakhun dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com di Jakarta, Senin (27/11/2017).

Kedua, lanjutnya, sosok Airlangga itu mewakili selera milenial, yaitu trendi dan bersahabat, dan tak berjarak.

“Airlangga jauh dari kesan ngebosi, sesuatu yang tidak disukai generasi milenial,” kata dia.

Lalu ketiga, lanjut Fayakhun, Airlangga adalah sosok yang cerdas dan intelek dalam berkomunikasi dan bergaul. Era milenial, kata dia, adalah era transparan dan dialogis.

“Ketua Umum harus siap berdialog secara cerdas kapanpun, dimanapun, dan dalam kondisi apapun. Airlangga mempunyai kemampuan untuk itu,” ucapnya.

Ditambahkan Fayakhun, Partai Golkar memiliki semua persyaratan ideal menjadi partai pemenang.

“Pertama dari segi sumber daya, Golkar partai yang paling unggul. Golkar tak pernah mengalami defisit kader dan tokoh. Bahkan cenderung berlebih. Kelebihan stok itu tak hanya di tingkat nasional tapi juga di daerah,” paparnya.

Kedua, sambung Fayakhun, infrastuktur Partai Golkar paling lengkap dan paling siap, merata di semua daerah.

“Ketiga, capital resources (sumber daya dana) kader-kader Golkar juga cenderung lebih baik,” tuturnya.

"Tapi semua keunggulan ini bisa menguap tak bermakna jika Golkar dipimpin oleh sosok yang tidak memiliki visi dan kedekatan dengan selera milenial,” jelas Fayakhun.

Sementara Sekretaris Fraksi Golkar DPR Agus Gumiwang Kartasasmita juga mengungkapkan hal yang sama. Dia berpandangan bahwa sumber dari semua krisis ini adalah kesalahan filosofi politik yang dianut Partai Golkar, yaitu Suara Golkar, Suara Rakyat.

Menurut Agus, kesalahannya bukan hanya kesalahan politik, tapi juga kesalahan dalam hal mind set dan paradigma berpolitik bagi partai. Dia berujar, platform itu menyalahi karakter Partai Golkar sebagai partai politik yang sudah seharusnya mengikuti suara rakyat, bukan rakyat yang mengikuti kepentingan partai.

Bagi Agus, panggilan akrab politisi muda ini, platform partai bukan hanya soal slogan politik, tapi juga soal filosofi berpolitik bagi kader. Karena, kata dia, bagaimanapun Golkar harus menjadi jangkar kepentingan dan aspirasi rakyat.

“Maka yang harus diperjuangkan adalah ‘Suara rakyat, Suara Golkar’, bukan sebaliknya,” ucapnya.

Untuk membawa amanat kepemimpinan Partai Golkar ke depan, lanjut Agus, perlu figur yang dapat mengemban visi filosofis tersebut. Menurutnya, apabila musyawarah nasional luar biasa atau munaslub digelar, amanat tersebut sangat tepat diberikan kepada sosok Airlangga Hartarto.

"Saya yakin, apabila Munaslub digelar, tokoh partai seperti Airlangga Hartarto yang dapat menyelamatkan Partai Golkar dari salah arah dalam berpolitik selama 7 tahun terakhir ini,” ujar Agus.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya