Ayat Al Quran tentang Halal Bihalal, Mengandung Makna Persaudaraan

Halal bihalal dalam Islam mengajarkan pentingnya saling memaafkan dan berlapang dada. Ayat-ayat Al-Quran seperti dalam surat Al-Hujurat dan Al-Thaghabun menjadi landasan bagi tradisi ini, yang bertujuan untuk mempererat hubungan dan membersihkan hati setelah Idul Fitri.

oleh Andre Kurniawan Kristi Diperbarui 08 Apr 2025, 10:39 WIB
Diterbitkan 08 Apr 2025, 10:38 WIB
halal bihalal di hari pertama kerja ASN
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menggelar Halal bihalal di hari pertama aparatur sipil negara (ASN) masuk kerja pascalibur Lebaran Idul Fitri 1445 H. (Liputan6.com/Herman Zakharia)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Halal bihalal adalah tradisi khas Indonesia yang biasa dilakukan setelah Hari Raya Idul Fitri. Kegiatan ini bertujuan untuk mempererat hubungan sosial antar sesama umat muslim melalui silaturahmi dan saling memaafkan. Tradisi yang telah mengakar ini, meski lebih sering dilaksanakan dalam konteks budaya, sebenarnya memiliki dasar yang kuat dalam ajaran Islam, termasuk dalam Al-Quran.

Meskipun istilah "halal bihalal" tidak secara eksplisit disebutkan dalam Al-Quran, konsep yang terkandung dalam tradisi tersebut sangat sejalan dengan prinsip-prinsip ajaran Islam, yaitu tentang silaturahmi, pengampunan, dan saling memberi maaf. Al-Quran memerintahkan umatnya untuk menjaga hubungan baik dengan sesama, yang menjadi landasan dari kegiatan halal bihalal.

Berikut penjelasan beberapa ayat yang berkaitan dengan halal bihalal, serta bagaimana Islam mendorong umatnya untuk senantiasa menjaga hubungan baik dan saling memaafkan, yang merupakan inti dari tradisi ini.

 

1. Al-Quran Mengajarkan Tentang Silaturahmi

Silaturahmi atau menjaga hubungan baik dengan sesama adalah hal yang sangat ditekankan dalam Islam. Hal ini juga tercermin dalam ayat Al-Quran, seperti yang terdapat dalam surat Al-Hujurat ayat 10 yang berbunyi:

إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا۟ بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu bersaudara, maka damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mendapat rahmat."

Ayat ini mengajarkan bahwa umat Islam adalah saudara satu sama lain. Oleh karena itu, tradisi halal bihalal menjadi kesempatan untuk memperbaiki hubungan dan saling memaafkan jika ada kesalahpahaman atau konflik antar sesama.

 

2. Mengampuni Kesalahan Menurut Al-Quran

Konsep pengampunan dalam Islam juga sangat ditekankan dalam Al-Quran, dan ini sejalan dengan tujuan halal bihalal yang bertujuan untuk menghapus dosa dan kesalahan antar individu. Salah satu ayat yang menggambarkan hal ini adalah surat Al-Thaghabun ayat 14:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ إِنَّ مِنْ أَزْوَٰجِكُمْ وَأَوْلَٰدِكُمْ عَدُوًّا لَّكُمْ فَٱحْذَرُوهُمْ ۚ وَإِن تَعْفُوا۟ وَتَصْفَحُوا۟ وَتَغْفِرُوا۟ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara istri-istri dan anak-anak kalian ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka. Dan jika kamu memaafkan, tidak marah, dan mengampuni, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

Ayat ini menjelaskan pentingnya memberi maaf, bahkan dalam situasi yang sulit, dan menjadikan ini sebagai jalan untuk meraih pengampunan Allah.

 

3. Perintah untuk Berlapang Dada

Salah satu nilai penting dalam halal bihalal adalah lapang dada atau berlapang hati dalam menerima permintaan maaf dan memaafkan orang lain. Konsep ini dijelaskan dalam beberapa ayat, seperti dalam surat An-Nur ayat 22:

وَلْيَعْفُوٓا۟ وَلْيَصْفَحُوا۟ ۚ أَلَا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ ٱللَّهُ لَكُمْ ۚ وَٱللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

Artinya: "Dan hendaklah mereka memaafkan dan melapangkan dada. Apakah kamu tidak ingin Allah mengampuni kamu? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

Al-Quran mengajarkan untuk membuka hati dan memberi maaf dengan ikhlas, sebuah konsep yang sangat relevan dalam kegiatan halal bihalal yang mempromosikan kedamaian dan harmoni.

 

4. Lapang Dada sebagai Lambang Kedamaian

Menurut para ulama tafsir, seperti yang dijelaskan oleh Quraish Shihab, lapang dada dalam konteks ini bukan hanya berarti menghapus kesalahan, tetapi juga menyambut kesempatan untuk membuka lembaran baru tanpa membawa beban masa lalu. Dalam bukunya "Wawasan Al-Qur’an", Quraish Shihab menyebutkan bahwa "lapang dada" atau al-shafh lebih tinggi kedudukannya dibandingkan dengan sekadar memberi maaf.

Bahkan, perbuatan memberi maaf yang disertai dengan lapang dada akan menciptakan kedamaian yang lebih sejati dalam diri seseorang, seperti yang tercermin dalam surat Al-Hijr ayat 85 dan Al-Zukhruf ayat 89 yang memerintahkan untuk berlapang dada dengan cara yang baik dan menyatakan salam kepada sesama.

 

5. Halal Bihalal: Menghapus Dosa dan Membangun Kembali Hubungan

Halal bihalal adalah kesempatan emas bagi umat Islam untuk membersihkan hati, menghapus dosa, dan memperbaiki hubungan antar sesama. Melalui pengampunan dan berlapang dada, umat Islam dapat kembali membangun tali silaturahmi yang kokoh. Hal ini juga tercermin dalam makna yang terkandung dalam tradisi halal bihalal yang berlangsung setelah Idul Fitri.

 

Tanya Jawab Seputar Halal Bihalal:

Apa yang dimaksud dengan halal bihalal dalam Islam?

Halal bihalal adalah tradisi yang menekankan pentingnya memaafkan dan memperbaiki hubungan dengan sesama, yang berlandaskan pada ajaran Islam tentang silaturahmi dan pengampunan.

Apakah halal bihalal diajarkan dalam Al-Quran?

Meskipun istilah "halal bihalal" tidak disebutkan secara eksplisit, konsep dasar tentang memaafkan dan menjaga hubungan baik dengan sesama sangat ditekankan dalam berbagai ayat Al-Quran, seperti dalam surat Al-Hujurat ayat 10 dan Al-Thaghabun ayat 14.

Apa tujuan utama dari kegiatan halal bihalal?

Tujuan utama halal bihalal adalah untuk menghapus dosa, memperbaiki hubungan antar sesama, dan mempererat tali silaturahmi di antara umat Islam.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya