Airnav: Abu Vulkanik Gunung Agung Menyebar karena Siklon Tropis

BMKG mendeteksi siklon tropis yang tumbuh sangat dekat dengan pesisir selatan Pulau Jawa dengan nama Cempaka.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 28 Nov 2017, 14:31 WIB
Diterbitkan 28 Nov 2017, 14:31 WIB
Gunung Agung
Pemandangan Gunung Agung yang mengeluarkan abu vulkanik di Kecamatan Kubu, Karangasem, Bali, Minggu (26/11). Semburan asap dan abu vulkanik Gunung Agung mencapai ketinggian 1.500 meter dari puncak Gunung Agung. (AFP/Sonny Tumbelaka)

Liputan6.com, Jakarta - Perpanjangan penutupan Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali hingga Rabu, 29 November 2017, ternyata juga dipengaruhi oleh penyebaran abu vulkanik Gunung Agung yang disebabkan siklon tropis.

Hal tersebut disampaikan langsung Airnav Indonesia yang memantau perkembangan terbaru bekerja sama dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

BMKG mendeteksi siklon tropis yang tumbuh sangat dekat dengan pesisir selatan Pulau Jawa dengan nama Cempaka.

Adanya siklon Tropis Cempaka di wilayah perairan sebelah selatan Jawa Tengah akan menyebabkan terjadinya perubahan pola cuaca di sekitar lintasannya, termasuk angin kencang hingga 30 knot.

"Dengan adanya siklon tropis Cempaka, maka mengakibatkan angin di atas Bali berbelok ke arah Selatan, sehingga abu vulkanik menutupi jalur pemanduan lalu lintas pesawat udara dan ruang udara di atas Bandara I Gusti Ngurah Rai," ujar Direktur Operasi AirNav Indonesia, Wisnu Darjono, Rabu (28/11/2017), di Tangerang, Banten.

Dia juga menyebutkan, penyebaran abu vulkanik akibat siklon tropis Cempaka dapat berlangsung selama dua hingga empat hari ke depan.

Pemanduan lalu lintas penerbangan juga dilakukan sesuai SOP dan menghindari area sebaran abu vulkanik sesuai dengan contingency plan.

"Selain itu, evaluasi status bandara baik pembukaan maupun penutupan, akan kita laksanakan secara terpadu dengan instansi terkait secara berkala," tutur Wisnu.

 

 

Pembatalan Penerbangan

Alhasil, perpanjangan penutupan bandara ini berdampak pada pembatalan penerbangan, baik penerbangan internasional maupun domestik.

"Data yang masuk sementara ini terdapat 419 penerbangan, dengan lima jalur penerbangan domestik dan enam jalur penerbangan internasional yang terkena dampak dari penutupan ini," dia menjelaskan.

Adapun rincian 419 penerbangan tersebut antara lain 84 kedatangan penerbangan internasional, 92 keberangkatan penerbangan internasional, 120 kedatangan penerbangan domestik, dan 114 keberangkatan penerbangan domestik.

Namun, ada alternatif untuk pengalihan pendaratan atau bandara alternatif. Hal tersebut berdasarkan ketersediaan parking stand hingga siang ini.

Bandara tersebut adalah Bandara Sultan Hasanuddin Ujung Pandang untuk dua jenis pesawat Wide Body (WB), tiga Narrow Body (NB). Lalu Bandara Praya Lombok untuk pesawat jenis 4 NB dan 3 ATR, Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan untuk pesawat jenis 4 NB.

Kemudian Bandara Adisutjipto Yogyakarta untuk satu unit pesawat jenis NB dan 1 ATR, Bandara Juanda Surabaya untuk 4 pesawat WB dan 4 NB.

Lalu Bandara Ahmad Yani Semarang untuk satu unit pesawat jenis NB dan 2 ATR, Bandara El Tari Kupang cukup untuk 1 unit pesawat NB dan 3 NB, terakhir Bandara Sam Ratulangi Manado 2 unit pesawat NB dan 3 NB.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya