PVMBG: Gempa Vulkanik 2 SR Bisa Picu Gunung Agung Meletus

Saat ini, di perut Gunung Agung sudah terdapat magma yang suatu saat bisa ke luar.

oleh Dewi Divianta diperbarui 30 Nov 2017, 09:27 WIB
Diterbitkan 30 Nov 2017, 09:27 WIB
Gunung Agung Meletus
Gunung Agung berpotensi meletus, saat ini statusnya meningkat ke Level IV atau tertinggi, menandakan erupsi kemungkinan besar akan terjadi.

Liputan6.com, Karangasem - Gunung Agung kemarin dihantam tremor over scale yang tak terhitung lagi lantaran besarnya amplitudo. Diprediksi letusan akan terjadi dalam hitungan jam setelah gunung itu dihantam tremor over scale tersebut.

Namun, hingga kini Gunung Agung masih seperti biasa. Asap dan abu masih membubung setinggi 1.500-2.000 meter dari kawah. Bahkan, justru lebih rendah ketimbang beberapa hari sebelumnya. Apakah prediksi PVMBG meleset?

Kepala Subbidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur PVMBG, Devy Kamil Syahbana, menjelaskan ketika terekam gempa vulkanik yang cukup besar beberapa kali, dalam hitungan jam bisa‎ diikuti letusan besar.

"Penentunya vulkaniknya, bukan tremor over scale-nya. Tremor yang over scale-nya itu wujud dari letusan itu sendiri," kata Devy di Pos Pengamatan Gunung Api Agung di Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali, Rabu (29/11/2017).

Kemarin, kata dia, telah terjadi letusan dengan skala yang masih rendah. Devy menyebut Volcanic Eruption Index (VEI) ‎sekitar skala II atau bahkan di bawah itu.

"Di Gunung Agung ini sekarang gempa vulkanik beberapa kali saja sudah bisa memicu letusan. Tidak perlu ratusan bahkan ribuan yang terekam seperti September-Oktober. Magnitude-nya ya, bukan amplitudo-nya," ucapnya.

"Dengan magnitude 2 saja sudah bisa memicu letusan. Dua Skala Richter (SR) itu sudah bisa meletus. Kemarin begitu, gempa 2 SR‎ sudah terjadi letusan," ucap Devy.

Itu karena saat ini Gunung Agung sudah terbuka. Sumbat lava yang terbentuk akibat letusan tahun 1963 berhasil dijebol magma.

"Gempa besar yang bisa kita rasakan pada September-Oktober itu tahap pembukaan celah. Saat itu, kita memprediksi ketika mengalami akselerasi dengan peningkatan eksponensial bisa terjadi letusan. Tapi ternyata tidak terjadi. Itulah kompleksitas gunung api. Tapi ketika energinya cenderung turun, jumlah gempanya cukup banyak," jelas Devy.

 

Sumbatan Lava Terbuka

Sementara itu ‎ia melanjutkan, gempa merefleksikan dari volume interupsi magma. "Saat itu kita hitung ada 39 juta meter kubik. Walaupun dulu energinya berkurang, deformasi cenderung melambat, tapi jangan lupa di perut Gunung Agung sudah terdapat magma yang suatu saat bisa ke luar," ujar Devy.

Beberapa pihak, kata dia, sudah menduga akan terjadi letusan Gunung ‎Agung. "Tanggal 21 November kemarin itu pukul 17.05 Wita terbuka juga (sumbat lava). Ada yang lolos ke permukaan, warnanya abu-abu. Itu artinya sudah ada penerobosan sumbat lava tahun 1963," tutur dia.

"Lubang baru tercipta dengan diameter 100 meter. Kemudian pada letusan tanggal 25 November lalu diameter lubangnya menjadi 291 meter. Melebar dia. Kemarin, letusannya lebih besar lagi," ujar Devy.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya